R2-01: NILAI RATA-RATA?

1.9K 378 48
                                    

***

"Radena, ayo." Nona memanggilnya karena laki-laki itu tertahan di ambang pintu. Mengedarkan pandangan, memerhatikan para meja dan kursi yang disediakan khusus untuk per orang saja.

Ada beberapa yang masih kosong. Satu di pojok belakang, dan tiga tempat di bagian paling depan. 

Radena menghela napas singkat. Tak bisa dipungkiri, tatapan yang didapatkannya selama menginjakkan kaki di SMA Rembulan sangatlah mengintimidasi. Dirinya tak bisa mengelakkan itu sebab alasannya sudah tergurat jelas. Semua reaksi yang dia peroleh merupakan dampak buruk dari skandal yang telah dilakukan oleh kakeknya sendiri. Diterima belajar di sekolah ini saja sudah membuatnya merasa beruntung. Sebelumnya, dia berpikir tak akan ada sekolah yang sudi menampungnya. Tapi, apa tidak aneh? Kenapa sekolah yang dikenal sebagai sekolah para murid berprestasi ini mau menerimanya?

"Rad, cepetan duduk." Nona yang sudah terduduk di salah satu meja paling depan, kembali memanggilnya. 

Ia menoleh seraya melangkahkan kaki, memilih duduk di kursi samping kiri gadisnya itu.

Suasana di kelas 2-A ini sangat tenang. Bertolak belakang dengan keadaan di kelasnya dulu. Semua penghuni terlihat begitu sibuk dengan buku pelajaran. Tidak ada yang menyentuh ponsel sama sekali.

Aroma keambisiusan mulai tercium, begitu menyengat.

Radena menelan salivanya.

Apa pihak sekolah lagi nggak sadar waktu periksa hasil tes sama nilai rapor gue?

Dirinya sendiri masih sulit untuk memercayai kenyataan yang kini harus dia jalani.

Sudut matanya perlahan melirik ke arah Nona. Dia sudah duduk manis sembari mengisi soal-soal di LKS Matematikanya.

Sepertinya Nona mudah untuk beradaptasi di lingkungan semacam ini. Tapi, apa akan baik-baik saja? Apa Nona akan aman? Persetan dengan nasibnya sendiri. Radena sama sekali tidak peduli. Meskipun Nona sudah dia beri saran untuk mendaftar ke sekolah lain dengan alasan sejujur-jujurnya, akan tetapi pendiriannya sangatlah kokoh. Malahan, gadis itu terkesan menantang hal yang mungkin akan membawanya ke sebuah permasalahan.

"It's okey. Hadepin aja kalau emang udah di luar batas. Tapi kamu harus bisa ngendaliin emosi Rad. SMA Rembulan bukan wilayah teritorial kamu lagi."

Nona menanggapinya dengan begitu santai. Apa mentalnya semakin terasah semenjak problematika yang telah dia alami?

"Woy!" Seseorang menghalangi pandangannya. Menjadi pembatas antara dirinya dan juga Nona. Nada suaranya tidak tinggi, namun terdengar agak kesal.

Radena sedikit mengangkat wajahnya, memeriksa sosok siswa berbau parfum kasual yang posisinya hanya berjarak 30 cm darinya. Alisnya sedikit terangkat setelah menangkap nama yang tercantum di name tag-nya.

ALBY DAMIAN

"Kenapa?" Radena lantas bertanya dengan dingin.

Nona yang turut bingung, berusaha mencari ruang untuk bisa mengintip raut wajah Radena yang terhalang badan laki-laki di dekatnya. Ditambah lagi, seorang siswi yang baru saja memasuki ruangan dengan dagu yang terangkat, membuat celahnya semakin sempit.

RADENNONA - IF I CATCH YOU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang