"Kedua orang yang selalu melindungiku sudah tidak ada di dunia ini. Sekarang aku hanya mempunyai mommy, Sungchan dan Beomgyu. Mereka keluargaku. Hanya mereka yang tulus menyayangiku."

Jeno memeluk Jaemin. Menyimpan wajah nya di dada Jaemin.

"Aku merindukan kakek dan nenek Lee. Aku membutuhkan perlindungan mereka sekarang. Aku rapuh Jaemin-aa. Aku ingin menyerah sekarang" Lirih Jeno menumpahkan air mata nya di piyama Jaemin hingga basah.

Jaemin memeluk leher Jeno. Mengusap rambut belakang Jeno dengan lembut.

"Siapa bilang kau hanya mempunyai mommy, Sungchan dan Beomgyu? Aku istrimu Jeno, kita masih sah menjadi pasangan suami istri. Aku tidak mungkin meninggalkanmu" Ucap Jaemin.

Jeno menangis. Ia rapuh sekarang. Dan Jaemin mencoba memposisikan diri nya untuk menenangkan Jeno.

"Menangislah jika kau mau. Ini pasti sangat sulit untukmu. Kau pasti menyimpan penderitaan itu dalam-dalam selama ini. Kau memikul beban yang sangat berat, Jeno-ya. Kau boleh bersedih saat bersamaku. Menangislah. Kau boleh menunjukan rasa sakitmu padaku. Aku ada bersamamu" Ucap Jaemin lembut mengecup pucuk kepala Jeno.

"Apakah kau mencintaiku?" Tanya Jeno.

Jaemin terkesiap. Secara tiba-tiba?.

Jaemin terdiam. Ia tidak mampu menjawab pertanyaan Jeno.

"Jawab aku Jung Jaemin, apakah kau mencintaiku?" Tanya Jeno lagi.

Jaemin mengalihkan pandangan nya.

Jeno terkekeh hambar. Apa yang ia harapkan dari seseorang yang telah di beri banyak luka oleh nya?.

Jeno mengangguk paham. Ia menarik pinggang Jaemin keatas lalu menurunkan nya dengan pelan menggantikannya duduk di ayunan rotan itu.

Jaemin menatap punggung Jeno yang meninggalkan nya masuk ke dalam kamar.

Jaemin menghela nafas nya. Ia pun bingung pada perasaan nya sendiri. Jaemin nyaman bersama Jeno. Tapi bukan berarti Jaemin mencintai Jeno. Tidak, Jaemin bahkan tidak mempunyai rasa sayang ataupun cinta pada Jeno sejak awal.

Bayi yang di kandungan nya sekarang bukan lah hasil hubungan cinta mereka. Tapi hasil keterpaksaan Jaemin yang memberikan tubuh nya saat Minhee menaburkan cairan perangsang pada minuman nya.

Jaemin menghela nafas nya. Ini begitu rumit untuk nya juga untuk Jeno.

Tubuh Jaemin terhentak saat tendangan keras dari buah hati nya dari dalam perut nya. Jaemin mengelus pelan perut nya mencoba mengobrol dengan anak-anak nya.

"Sayang, kenapa hmm? Kenapa tiba-tiba begini. Kalian tau, kalian menyakiti bunda" Ucap Jaemin.

Jaemin kembali merasakan tendangan namun sekarang lebih samar-samar.

"Baiklah, maafkan bunda jika bunda menyakiti kalian ya" Ucapnya.

Prang!!!.

Jaemin refleks membalikkan tubuh nya menatap ke dalam kamar. Jaemin berdiri dan berjalan cepat masuk ke dalam kamar.

"Jeno" Panggil Jaemin dari luar pintu kamar mandi.

Regret - NominWhere stories live. Discover now