Chap 8

78 18 0
                                    

***

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

***


Setelah kejadian di malam itu, lebih tepatnya di mobil Suga, Zea jauh lebih diam dibanding sebelumnya. Dia sedikit canggung pada Suga, sedangkan si pria malah biasa saja seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa diantara mereka berdua. Padahal Zea sudah mati-matian menahan gugupnya, tapi ketika melihat reaksi Suga, sepertinya pria itu tidak memperdulikan bagaimana perasaan Zea saat ini.

Zea benar-benar tidak bisa fokus mengerjakan tugasnya, ada banyak jadwal Suga yang harus dia susun tapi dia malah terus-menerus melamun. Saking asiknya melamun, dia sampai tidak sadar kalau waktu telah menunjuk ke angka dua belas siang, yang itu tandanya jam istirahat telah tiba. Dengan cepat Zea menyusun map-map yang ada di mejanya, menunggu Suga keluar dari ruangannya dan memikirkan makan siang kali ini dimana.


CEKLEK


Spontan Zea bangkit dari posisi duduknya ketika mendengar suara pintu ruangan Suga terbuka, ia menelan salivanya susah payah saat Suga menghampirinya dengan kedua tangan yang ia simpan didalam saku celana kainnya sendiri. Dalam hati Zea berjerit mengagumi ketampanan Suga hari ini.


“Kita jemput Kyumin dulu baru makan siang bareng-bareng, mau?” tanya Suga.

“Hah? I-iya, Pak.” gugup Zea.


Suga bukanlah orang bodoh yang tidak menyadari perubahan sikap Zea. Justru dia sangat paham kalau Zea masih agak shock setelah kejadian di malam itu, tapi dia berusaha untuk biasa saja walaupun dia pun sama gugupnya dengan Zea.

Ia pun melangkahkan kedua kakinya menuju lift diikuti Zea dibelakangnya. Tak butuh waktu lama, mereka berdua tiba di basement kantor dan segera menuju mobil mewah Suga yang terparkir tidak jauh dari pintu masuk. Ketika Zea mendudukkan bokongnya lagi di mobil ini, entah kenapa kejadian malam itu malah terus berputar dipikirannya. Untuk menghilangkan rasa gugupnya, Zea menggenggam seatbelt yang menempel di tubuhnya, berusaha bernafas normal tanpa ada gugup sedikitpun.

Sedangkan Suga yang melihat kegugupan tersebut hanya tertawa kecil lalu mulai menjalankan mobilnya diatas aspal menuju sekolah dimana Kyumin belajar. Selama diperjalanan pun keduanya sama-sama diam, tak ada yang bersuara, yang terdengar hanyalah suara radio dan juga AC mobil. Benar-benar hening.


“Kamu sakit?” tanya Suga.


Zea yang tadinya memandangi jalanan langsung berbalik ketika mendengar suara berat Suga mengintrupsi gendang telinganya. Ia segera menggelengkan kepalanya sebagai jawaban kalau dia baik-baik saja, tak ada yang bermasalah pada kesehatannya. Lalu dengan cepat Suga menarik tangan Zea dan ia genggam, terasa sangat dingin serta berkeringat, sedangkan Zea malah tersentak kaget dibuatnya.


“Pak, ke-kenapa?” gugup Zea.

“Kamu pasti masih shock kejadian malam itu, ‘kan? Maaf, karena saya lancang,” ucap Suga.


Min Yoongi : The Last (Suga BTS) [Completed]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें