Chap 4

81 18 0
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***


“ZEA, CEPAT, AKU HAMPIR TELAT!”

“IYA, TUNGGGU, KAK NAMJOON!”


Zea meruntuki kebodohannya sendiri karena terlambat bangun akibat menonton drama hingga subuh menyapa, untung saja Namjoon berbaik hati menyeretnya ke kamar mandi lalu mengguyur tubuh Zea hingga benar-benar basah, meskipun caranya sedikit brutal, tapi itu benar-benar membantu Zea agar sepenuhnya sadar dari rasa kantuknya.

Perlakuan tersebut turun-temurun dari Nenek-nya, berdasarkan cerita yang Zea dengar. Ketika Ibu-nya terlambat untuk sekolah, maka Nenek-nya yang turun tangan menyiram Ibu-nya menggunakan seember air hingga sang anak sadar. Dan sekarang, Zea mengalaminya, ia mengakui kalau cara itu sangat ampuh untuk menstabilkan kantuk.


“Kak, bisa enggak sampai di kantor sekitar sepuluh menit?” tanya Zea sembari memasang helm dengan buru-buru.

“Bisa, tapi kita enggak sampai di kantor tempat kamu kerja, tapi malah ke rumah sakit.” gerutu Namjoon.


Zea mendengus kesal lalu naik ke jok belakang motor Namjoon, memeluk erat sang kakak agar ia tak terjatuh dari motor. Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka meninggalkan area rumah dengan kecepatan yang lumayan tinggi, sesuai permintaan Zea, ingin tiba di kantor sekitar sepuluh menit saja.

Beberapa menit berlalu, Zea tiba dengan selamat di lobby kantor. Melepas helm di kepalanya lalu memberikannya pada Namjoon, ia merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan, berpamitan pada Namjoon sebelum dia benar-benar berlari masuk ke area kantor.

Nafas Zea menjadi tak beraturan disaat melihat angka lift yang tertera adalah lantai satu mengarah keatas, itu artinya lift itu baru saja tertutup. Daripada dia menunggu, lebih baik dia menggunakan tangga darurat hingga ia tiba di lantai tujuannya, tempat dimana dia disimpan oleh Suga.

Menggunakan heels, rok pendek serta jas hitam yang lumayan ketat, membuat Zea sangat lelah menaiki anak tangga hingga dia tiba di lantai sebelas. Ia menetralkan nafasnya sebelum ia membuka pintu darurat yang menghalangi pandangannya, dan hal pertama yang ia temukan adalah Suga tengah menelfon dengan seseorang.

Dada Zea naik-turun, keringatnya bercucuran dari dahi, bahkan ia dapat rasakan punggungnya benar-benar basah akibat keringat. Andai bisa, Zea ingin membeli kemeja baru lalu menggantinya. Pakaian yang ia pakai saat ini sangat tidak nyaman baginya.


“Kamu baru datang?” Zea dibuat terkejut ketika Suga berbalik dan memberikannya tatapan tajam seperti biasanya, seakan-akan ingin memakan Zea. Terlebih lagi Zea terlambat, tamatlah sudah riwayatnya.

“I-iya, Pak. Maaf, saya terlambat,” ucap Zea.

“Lain kali jangan terlambat, saya tidak suka dengan orang yang tidak tepat waktu.” ujar Suga dan berlalu meninggalkan Zea seorang diri.


Min Yoongi : The Last (Suga BTS) [Completed]Where stories live. Discover now