13. STICKY NOTES

82.3K 11.2K 1.7K
                                    

Brak!

Raga menendang kursi di samping Sea hingga membentur meja dan terbalik di lantai.

Kelly dan Hyuna yang berada di sisinya sontak menyingkir, menyisakan Sea yang duduk tenang di bangkunya sendiri.

"Kali ini kenapa lagi, hah?" sentak Raga melihat Sea yang sibuk menulis di bukunya. "Lo apain Manda sampai dia nangis nangis di UKS?"

"Gue ga punya waktu buat ladenin lo!" balas Sea masih fokus menulis.

Raga kalap, cowok itu menarik buku buku di atas meja Sea hingga berserakan di lantai. "Gue lagi ngomong sama lo! Berhenti sok sibuk!"

Hampir semua murid yang berada di dalam kelas berbondong-bondong keluar karena takut ikut termakan amukan Raga.

Sea menghela napas, berusaha tenang menghadapi sikap kasar Raga. Gadis itu membungkuk dengan posisi duduk di kursi, mengambil bukunya satu persatu.

Begitu giliran buku ke tiga, gerakan Sea terhenti karena Raga menginjak bukunya. Sea semakin kesal, terlebih lagi lembar yang Raga injak adalah catatan baru yang ia tulis.

"Hish, lama-lama gue genjreng juga pala lo!" gumam Sea berdiri menghadap Raga.

"Jangan bercanda lo, ga lucu!"

"Kenapa lo ga nanya Manda aja? Kan dia yang bikin skenario, sementara gue cuma jadi sasaran--"

Raga menarik jas almamater Sea dan mendekatkan tubuhnya. "Kolam sekolah lebih lebar, mau nyoba?"

Sea terkekeh sejenak. "Gue ga takut.. Gue ga suka kolam karena gue asma, bukan phobia. Lo salah sasaran, Bocah Squidward!"

"Berhenti panggil gue kayak gitu!"

"Kenapa? Berasa hilang kejantanannya? Lo kan emang bayi, yang otaknya gampang dimanipulasi sama Putri Kesayangan lo itu!"

"LO?!" Raga mencengkeram kerah kemeja Sea. "HARUS GUE APAIN LAGI SIH LO BIAR PERGI DARI SINI--"

"Raga, stop!" sentak salah satu siswa menjauhkan Raga yang hampir melayangkan pukulannya.

"FREAK! LEPASIN GUE, ZA!" Raga mencak-mencak karena perutnya ditahan oleh Oza.

"Bastard!" umpat Raga. "Lo ga usah belain cewek itu, Za. Lo mau dianggap pengkhianat?! Dia anak Veri--"

"Terus lo mau pukul cewek gitu?!" tekan Oza tegas. "Ga, cukup! Ini bukan gaya lo banget!"

Oza masih menahan perut Raga dari belakang, tubuh Raga bahkan sampai terangkat dan melayang setinggi dua puluh centimeter.

"LEPASIN GUE, ZAAAA!"

Selain menjadi wakil ketua Lavegas, tugas sampingan Oza adalah menjaga kedamaian antar anggota, termasuk menghentikan Raga agar tidak melewati batas kesucian.

Seperti saat ini, Oza memutar tubuh Raga dan mengangkatnya bak karung beras. "Bentar lagi jamnya olahraga, lo mau kena semprot Pak Jerom?!"

Oza menguatkan tangannya karena Raga terus memberontak. "Kalo lo kebanyakan bikin ulah, Nyokap lo bisa dipanggil. Mau lo ditampar depan anak anak lagi?!"

Jay, cowok berseragam minim atribut itu ikut-ikutan menahan Raga agar berhenti membuat keributan. Dia terus berdiri di belakang Oza dengan posisi berkacak pinggang, seraya menghalangi Sea dari pandangan Raga.

"BU SUKI! BU SUKI!" teriak Jay sambil membulatkan tangan di depan bibir. "ADA RIBUT-RIBUT INI! BU SUKIJAN! Ayo dicycduck!"

Beberapa murid yang berada di depan kelas itu bergegas masuk dan duduk di bangkunya masing-masing karena teriakan Jay.

RAGASEA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang