11. LIVE INSTA

91.1K 11.3K 1K
                                    

"Hai, Guys. Tema live gue kali ini adalah, review dekorasi baru cafe. Hahahaa, bentar ngiklan dulu...,"

Suara itu keluar dari laptop Sea yang pagi ini menyala di atas paha Sea yang tertutup selimut.

Masih pukul tiga dini hari, tetapi Sea terus saja menonton ulang tayangan archive live Instagram di akun cafe yang sebelumnya dikelola oleh Kak Samu.

Sea memeluk bantal Kak Samu, menjadikannya sandaran dagu sambil sesekali menghirup aroma khas Samu yang masih melekat di benda itu.

"Ini Kang Ngambek, adek gue," Samu mengarahkan kameranya ke wajah Sea kala itu. "...dan, sekarang lagi ngambek karena menu es krimnya udah nggak ada."

"Ih, jangan direkam!" Sea mendorong ponsel Samu agar menjauh, seraya menutupi wajahnya yang sedang marah karena menu kesukaannya dihapus.

Saat itu, anggaran untuk cafe sedang menipis sehingga Samu memilih untuk menghilangkan beberapa menu yang cukup merugikan.

"Jangan ngambek mulu ih, nanti Kakak beliin es krim.. atau, mau jalan-jalan ke taman hiburan? Naik histeria...,"

"Jangan direkaaam!" Sea kembali mendorong ponsel Samu hingga benda itu hampir terjatuh.

"Aduh, kasarnya--" Sea pergi memasuki cafe hari itu, dan yang Samu lakukan hanyalah tertawa sekaligus berusaha memaklumi sang adik.

"Dasar Kang Ngambek," Samu tersenyum menatap wajahnya sendiri di layar ponsel. "Tapi cute banget."

"Adek gue itu, jangan berani macem-macem." Samu ikut memasuki cafe dan berlanjut mereview dekorasi baru yang lebih instagramable.

Curva tipis terukir di bibir Sea, sebuah lengkungan senyum penuh kerinduan. "Kak Samu ganteng, maaf belum sempet bilang itu."

"Nanti gue ke makam, mau dibawain apa? Bucket daun bawang lagi?"

Semasa hidup, Samu sangat menyukai daun bawang. Apapun yang ia konsumsi, katanya akan terasa sempurna jika ada daun bawang.

Dan, setiap kali Samu menabur daun bawang di atas makanannya. Sea selalu mengatainya aneh, tentu saja karena Sea tidak menyukai makanan yang satu itu.

Sea menutup laptopnya, memilih berhenti melihat kakaknya sendiri karena takut matanya akan sembab lantaran tidak kuat menahan rindu.

Gadis itu menggulung rambutnya, memakai hoodie oversized putih gading, kemudian turun dari lantai tiga dan keluar cafe.

Lari pagi, adalah kegiatan yang beberapa minggu belakangan rutin ia lakukan ketika memiliki banyak beban di pikirannya.

Seperti hari ini, Sea berjalan seraya merenggangkan tubuhnya. Lantas, ia pun berlari secara perlahan.

Di sisi lain, kaki berbalut sepatu kets hitam itu terus bergerak di atas treadmill yang berada di rumahnya.

Raga sudah berlari sejak setengah jam yang lalu, ia terbangun tengah malam dan akhirnya memilih berolahraga karena tidak dapat tertidur.

Entahlah, bayang-bayang Sea saat di kolam terus tergambar di matanya. Apa lagi tentang darah yang menyebar di air dari tangan Sea, Raga tidak ingin peduli, tetapi anehnya kejadian itu terus mengusiknya.

DRRRTTTT! Putaran lagu Maroon Five di AirPods Raga kini tergantikan dengan getar telpon dari seseorang. Manda.

Raga menggeser tombol hijau dan mulai mendengarkan Manda melalui AirPods. "Udah bangun?"

"Aga, temenin Manda di sini dong. Manda nggak suka sendiri."

Raga turun dari treadmill, lalu melepas kaus panjangnya hingga memperlihatkan absnya dengan jelas.

RAGASEA (END)Where stories live. Discover now