ZAYAN - 02

29.3K 1.4K 84
                                    

HALO KEMBALI LAGI DENGAN VAVA

AKU UPDATE LAGI NIH

KANGEN ZAYAN NGGAK?

HAPPY READING💐

"ZAYAN MAKIN GANTENG AAAA!"

"BIMA AKU PADAMU,"

"KAFEEL GEMOY BANGET SIH, ITU PERMENNYA GUE GANTI SAMA BIBIR GUE AJA."

"Anjir mesum lu, banyak anak kecil disini."

"KAVINDRA MAU JADI PACAR GUE GAK?! GUE GAK TERIMA PENOLAKAN!!"

Teriakan siswi SMA Galaksi memenuhi kantin sedangkan para siswa menatap lapar Most wanted Girl, siapa lagi kalau bukan AKXA (Aurora, Kaila, Xena, Aruna) Kaila sekarang sedang tidak ada, jadi mereka hanya bertiga. Pakaian mereka tidak ngepres badan tapi tatapan siswa Galaksi selalu menunjukan tatapan mesum pada mereka.

Zayan menatap tajam gerombolan laki-laki yang menatap Aurora mesum, tangannya memeluk pinggang Aurora erat.

Mereka ber-delapan mencari bangku kosong, setelah menemukannya mereka menduduki bangku tersebut. Seperti biasa Zayan mengambil tempat duduk disamping Aurora.

"Mau pesen apa?" tanya Xena pada teman-temannya.

"Gue mau Nasi goreng sama Es teh," jawab Aurora.

"Gue samain kayak Aurora," ucap Aruna, Kavindra, Bima.

"Kamu mau makan apa?" tanya Aurora pada Zayan.

"Mau makan kamu aja, boleh kan?"

Aurora melotot, tangannya terulur dan menjewer telinga Zayan.

"Aduh aduh s-sakit," ringis Zayan memegang telinganya.

"Jangan bercanda." Aurora melepaskan jewerannya.

"Ra, gue gak ditanyain gitu." Kafeel menyahut dengan cengiran khasnya.

"Lah lu sape tong, mau ditanyain sama bini gue," cibir Zayan.

"Cepet mau pesen apa lu Zay, Kaf," timpal Aruna yang sudah terlanjur kesal dengan ocehan mereka berdua.

"Gue mau pesen Baso, Mie Ayam, Nasi goreng minumannya Es teh sama susu putih," jawab Kafeel menyebutkan pesanannya.

"Gue samain kayak Kafeel, tapi gue susu cokelat sama es teh anget ya," balas Zayan polos.

"Kalian berdua pesen kok ngelunjak anjir, kuat nggak tuh perut," cibir Xena.

"Kuatlah perut-perut gue," sahut Kafeel, Zayan berbarengan.

"Udah sana lu pada pesen," usir Zayan.

"Nyenye."

Xena menarik tangan Aruna dan Bima untuk menemaninya memesan.

"Kenapa lu narik gue si anjeng," teriak Bima kesal.

"Salahin tuh temen lu, pesen kok banyak banget," sungut Xena.

"Udah deh kalian bertengkar terus, nanti jodoh," urai Aruna.

"No!" teriak mereka berdua bersamaan.

"Bukan temen gue," bisik Aruna kemudian menjewer telinga mereka dan menariknya untuk mengantri.

"Aduh sakit anjer," ringis mereka berdua. Xena menatap tajam Bima yang selalu mengikuti perkataannya.

Zayan memainkan rambut Aurora, kepalanya ia tidurkan diatas meja, lengan kirinya sebagai bantal.

Huft. Sudah berulang kali Zayan menghembuskan napasnya, lalu ia membenarkan duduknya menjadi sedikit berbaring. Zayan mendorong orang yang duduk disebelahnya.

ZAYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang