"Hoooeekkksss..."

Entah sudah berapa kali suara muntahan itu memekikan telinga orang disekitarnya. Sang ibu langsung turun tangan. Mendekati sang anak yang baru saja keluar dari kamar mandinya.

"Catalyna, kamu tidak apa?" tanyanya, ibu dari Catalyna. Mata kosong itu terlihat, lalu duduk ditepi ranjang dan tertawa kecil.

Dia, Catalyna, masih dalam keadaan setengah gila. Sang ibu mengusap pucuk kepala sang anak dengan lembut.

Terdengar panggilan dari salah satu pelayan mereka. "Ya ya sebentar." teriak sang ibu lalu mengusap lagi kepala sang anaknya dan keluar dari sana. Setelah sampai, matanya menangkap seseorang dengan jubah hitam dan topeng diwajahnya.

Dengan seorang lelaki yang diikat tangannya dengan wajah babak belur, nafas yang tak teratur, tatapan mata seolah-olah sangat takut.

"Siapa kalian?" tanya sang ibu takut. Catalyna keluar dari kamarnya, matanya membulat. "Aaaaaaaaak!" dia teriak.

Para pelayan langsung memeluknya, menenangkannya yang mulai gemetar. Sang ibu semakin heran, apa yang sebenarnya terjadi?

"Dia, yang memerkosa anakmu, bersama dua temannya." ucapan dingin dari mulut lelaki bertopeng itu, menghempaskan lelaki itu yang rambutnya sedari tadi dia genggam dengan kuat.

Sang ibu menatapnya tak percaya lalu berarah kelelaki yang diikat, mengangguk sangat pasti, "Ya, Nyonya. Sayalah, saya yang melakukannya."

Pernyataannya membuat sang ibu sangat terkejut, bahkan mulutnya ditutupi dengan tangannya sekarang. "Atas dasar apa? Kamu berbohong?"

"U-untuk apa saya berbohong-" terjeda, lelaki itu menelan air liurnya dengan sukar karna hawa dari lelaki dibelakangnya yang sangat kehitaman.

"Justru lelaki yang dituduh itu yang membuat saya mengaku seperti ini." jelasnya mencoba menetralisirkan nafasnya. Catalyna menimbulkan diri lagi.

Menatap lelaki berjubah itu dengan penuh minat. "Hiks Jay." gumamnya yang terdengar ketelinga siapapun, termaksud lelaki bertopeng itu.

Membungkuk hormat dan melenggang pergi dari sana dengan ujung jubahnya yang terkibas, senyuman nanar menyanjungi gadis yang malang nasibnya itu.

"Jay!" teriaknya, Catalyna, ingin mengejar lelaki yang sekarang sudah memasuki halaman keluar dari mansionnya. Ya, feeling gadis itu kuat, bahkan ia tau siapa lelaki dibalik topeng dan jubah ini.

👑👑👑

Berita sudah tersebar sampai ketelinga Kekaisaran. Zoevyha menunduk mendengarkan ucapan dari prajurit yang ditugaskan untuk memberitau informasi.

Beberapa tetes air mata keluar dari mata wanita itu, dan sang ibu yang terduduk lemas, tak bisa berkata apapun mendengar ibunya berpulang.

"Zo... Hiks..." parau suaranya, Zoevyha berlutut, memeluk sang ibu. Dibalik pelukan itu wajah Zeovyha mengeluarkan senyuman miring nan kecil.

👑👑👑

Pemakaman dikerubungi orang banyak dibagian luarnya, setelah diberi penghormatan terakhir sekitar sejam yang lalu di halaman istana. Sang Pangeran memegangi payungnya untuk sang Ayah.

Hidden Romeo || SUNGHOON & JAY ENHYPENWhere stories live. Discover now