Sang Pengganggu

55 6 1
                                    

Oke, karena chapter kemaren ngomongin oufit, mari kita lanjut kan sedikit.

Itu lah gaya mereka, sangat berbeda satu sama lain, akan tetapi mereka memakai oufits yang berbeda setiap hari tergantung mood dan cuaca.

Kalo tentang para fans mereka... Jan di tanya deh, kacau balau.

Oke, kita lanjut kan bercerita.

Mereka memang selalu mendapat kan ini setiap pagi di sekolah, eh, gak denk, mereka selalu mendapat kan ini setiap waktu saat sekolah, termasuk saat jam pelajaran.

"Eh, gue ke ruang OSIS dulu ya" ucap Marvel pamit kepada Syifa dan Nina.

"Ya" jawab Nina singkat.

"Yaudah, kita berdua mau jajan dulu di kantin" ucap Syifa seraya mengambil uang sepuluh ribu milik nya.

"Hah? Emg lo laper Syif? " tanya Marvel.

"Ya laper lah, emg elo yang udah nyolong lima roti dari kotak makan gua? "

"Ehehehe.. " ucap Marvel yang bikin fans nya makin ribut.

Marvel adalah ketua OSIS, dan masuk eskul bela diri, inilah salah satu kelebihan yang membuat nya makin memiliki banyak fans. Sedangkan Nina adalah ketua dari eskul dance, dan jujur saja, ia sangat lincah, selain eskul dance, ia juga masuk eskul jurnalistik, inilah yang membuat Nina semakin di puja-puja. Sedangkan Syifa? Ia adalah ketua dari eskul jurnalistik, karena ia sejak kecil suka sekali mengarang cerita, selain itu, ia juga masuk eskul bela diri dan juga kerajinan tangan, ini membuat nya di kenal dan di puja oleh orang-orang.

"Dah yok, kita pergi aja, daripada dengerin teriakan mengerikan ala ngeliat titan ini" bisik Syifa.

"Ayok lah, gue juga males ngedengerin ini" balas Nina.

Di kantin..

"Kalo aku cireng nya yang tiga ribu ya Kak" ucap Syifa memesan.

"Iya" jawab sang penjual.

"Makasih kak" ucap Syifa dan Nina serempak saat pesanan mereka telah sampai.

"Asstagfirullah.. Ganteng banget!! "

"Hah..! Ya ampun.. Apakah aku sedang bertemu artis..? Kyaaaa"

"KYAAAAAA, YA AMPUN!! "

"GANTENG BANGET!!! "

Teriakan khas melihat cogan terdengar, lagi-lagi teriakan ini membuat kuping Syifa dan Nina berdengung. Walau sudah biasa melewati telinga mereka, akan tetapi mereka tetap saja tidak terbiasa.

"Nin, Nin" panggil Syifa sambil noel-noel pipi Nina yang lembek nya kayak bakpao karena lagi makan cireng harga tiga ribu isi lima itu.

"Paan sih" ucap Nina tak peduli.

"Itu mereka neriakin siapa weh? " tanya Syifa.

"Mana gue tau, gue kan berangkat bareng lo, ke kantin bareng lo, bahkan hari ini gue belum pisah ama lo" ucap Nina.

"Ya belum pisah lah, orang kita ga bisa nikah" ucap Syifa sangad poloz.

"Oh iya juga ya" ucap Nina.

"Iya ka--"

Bletak!

"Asstagfirullah, kenape mukul?!! " tanya Syifa kesal.

"Pikiran lo serta mulut lo itu polos bat ya" ucap Nina.

"Ya... Gitu deh" ucap Syifa sangad-sangad polozz.

"Dah lah, gila gue lama-lama ngomong ama lo" ucap Nina.

"Dah lah, masuk rumah sakit gue lama-lama kalo ngomong ama lo" ucap Syifa ngikut-ngikut.

"Ya Allah.. Sepupu ku yang laknat ini mungkin kah kerasukan ikan teri..? " tanya Nina.

"Ikan teri yang lo goreng keasinan tadi pagi itu? " tanya Syifa.

"Y-ya.. Seperti nya begitu" jawab Nina.

"DOR!! "

"Sorry gak kaget, wek! " ucap Syifa dan Nina sabil menjulurkan lidah.

"Ish lah, yaudah lah, ga jadi, mending gue ke meja nya Gavin! " ucap Marvel yang kemudian pergi dari meja Nina dan Syifa menuju meja Gavin.

Gavin adalah sahabat akrab nya Marvel. Selain tentangga dan teman sejak kecil, Gavin juga adalah penyelamat ayah Marvel saat ayah nya tengah mengalami masalah keuangan karena orang yang ingin di ajak bekerja sama oleh ayah nya tiba-tiba membatalkannya.

"Hei" bisik seseorang.

Kericuhan terdengar, teriakan sakit hati mulai melewati telinga Nina dan Syifa. Mereka berbalik, melihat sang pemanggil.

"Ya, ada ap-"

Mata Syifa membelalak melihat 'nya', tak di sangka ia berada di sekolah nya.

"L-lo ngapain di sini?! " tanya Syifa cukup kaget.

"Kenapa di sini? Ya karena mulai hari ini gue sekolah di sini! " ucap nya santai sambil duduk di kursi depan mereka berdua.

"H? "

"Iya, gue bakal sekolah di sini" ucap nya.

"Lo gak usah becanda gak jelas kayak gitu lagi deh Lex, gue sama lo udah bukan anak kecil lagi" ucap Stifa ketus.

"Siapa yang becanda coba? " tanya nya. Perkenalkan, namanya adalah Alexandro Wijaya, sang pengganggu Syifa sejak kecil dan sampai saat ini. Dia memang suka mengganggu Syifa, tapi ia sering membantu Syifa saat susah.

"Ck! Yaudah, kalo soal sekolah di sini gapapa, tapi lo pergi dari meja gua! " ucap Syifa.

"Kenapa emang nya..? " tanya nya.

BRAK!

"DI BILANG JANGAN DI MEJA GUA! " teriak Syifa membuat seisi kantin melihat nya, biasa lah, belum pernah liat cecan.

"Udah.. Tahan emosi, mendingan kita balik ke kelas" ucap Nina sambil membawa Syifa pergi.

Marvel yang melihat itu dari meja Gavin langsung menghampiri Alex.

"Heh, lo tau gak sih? Gue itu bosen banget ngeliat lo! Udah deh, mending lo jauh-jauh dari sepupu gue atau gue retakin lagi kaki lo kiri lo itu" ucap Marvel ketus lalu pergi ke kelas nya, tempat Syifa yang lagi ngomel-ngomel ngomongin Alex, dan juga terdapat Nina yang tengah menenangkan nya.

Kelas Marvel dan para sepupu nya itu barengan, tempat duduk mereka juga deketan, jadi mereka gampang kalo mau buat rencana atau ngobrol.

Keluarga AbsurdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang