Perkenalan

62 33 3
                                    

Theo tidak mau bermalas malasan di dalam tenda, jadi pria itu berkeliling di sekitar tenda pengungsi lain, siapa tahu ada yang bisa dia lakukan.

Pandangannya terpaku ke arah seorang gadis berambut pirang yang diikat asal-asalan, tapi tetap terlihat manis menurut Theo. Tangannya sibuk membagi bagikan kotak makanan ke orang-orang yang ada di sekitarnya. Tidak jauh darinya ada box besar yang ternyata berisi kotak makanan tersebut.

Theo menghampiri gadis itu berinisiatip ingin membantunya.

"Boleh aku bantu?"

Gadis itu menoleh ke arah pria bermata sebiru lautan, tingginya kurang lebih sekitar seratus delapan puluh dan rahang tegasnya semakin menambah daya tarik.

"Tentu saja boleh." Jawabnya dengan tersenyum manis.

Saat melihat dari dekat ternyata gadis itu memiliki mata yang sangat indah berwarna hazel, senyumnya yang manis membuat hati Theo terasa tenang.

"Ngomong-ngomong namaku Theo." Pria itu mungulurkan tangannya.

"Hanya Theo?" Gadis di depannya menjabat tangan Theo yang dibalut perban dengan sangat pelan, dia baru tahu tangannya sedang terluka, karena dari tadi pria itu menyembunyikannya ke belakang.

"Alexander Theo Miller." Ucapnya dengan tersenyum.

"Aku Greysi Phoenix." Greysi segera melepas jabatan tangannya dengan gugup. "Aku kira tanganmu sedang tidak terluka."

Theo memperlihatkan kedua telapak tangannya.

"Hanya luka sedikit."

"Tapi aku merasa tidak enak, takutnya lukamu bertambah sakit."

"Tenang saja aku tidak akan menangis jika kesakitan." Guraunya membuat gadis itu tersenyum. "Dari pada diam saja di tenda lebih baik aku melakukan sesuatu yang berguna."

Langkahnya menghampiri box itu berniat membawanya.

Greysi cukup terkesan mendengar perkataan Theo. "Kalau tanganmu sakit atau merasa pegal bilang saja ya?" Kata gadis berambut pirang itu saat Pria yang ada di depannya sudah memegang box yang cukup berat.

"Dari sekian banyak orang yang ada di sini, gadis ini pasti memiliki rasa empati paling tinggi." Pikir Theo.

"Tenang saja ayo!" Ucap pria bermata biru safir itu.

"Kita ke tenda nomor 9 yang ada di sebelah sana." Ucap Greysi melangkah ke arah tenda yang ada di belakang Theo.

Theo mensejajarkan langkah kakinya dengan gadis yang berada di samping kirinya itu.

"Grey sebelumnya kau tinggal di mana?" Tanya si pria yang berjalan beriringan dengan Greysi.

"Aku tinggal di Kota Kingston Springs."

"Terima kasih." Kata seorang wanita paruh baya yang baru saja diberi kotak makanan oleh Greysi.

"Sama-sama." Ucap sang gadis.

"Kalau kau tinggal di mana?"

"Aku tinggal di Goodlettsville." Jawab Theo. "Goodlettsville dan Kingston Springs paling dekat ke pusat Kota Nashville, pasti di daerah tempat tinggal kita sama hancurnya.

"Dan beruntung sekali saat gempa terjadi aku sedang menuju Indianapolis berkunjung ke rumah paman yang sedang sakit bersama kakakku." Cerita Greysi.

"Oh ya aku belum tahu pengungsian ini berada di daerah mana?" Tanya Theo baru ingat ingin menanyakan hal tersebut dari tadi.

"Kita berada di Indianapolis tepatnya di Smock Golf Course." Jawab gadis itu yang selalu tersenyum setiap saat memberikan kotak makanan kepada para lansia.

"Pantas saja cukup lama saat perjalanan menuju kemari."

"Gempa di Kota Indiana tidak seperti di Kota Nashville, di sini cukup sedikit bangunan yang roboh kebanyakan rumah." Kata Greysia.

Theo merasa bersyukur bisa selamat dari gempa sebesar itu.

"Ngomong-ngomong kakakmu kemana?" Tanya pria itu penasaran.

Semua kotak makanan telah habis mereka bagikan.

"Kakakku sedang membantu di tenda bagian dapur, dia cukup pintar dalam memasak." Jawabnya tersenyum. "Terima kasih ya Theo sudah membantuku." Kata gadis yang ada di hadapannya segera mengambil alih box yang dipegang oleh Theo.

"Sama-sama. Jika butuh bantuan apa pun jangan sungkan cari saja aku di tenda hitam yang ada di sana." Tunjuknya mengarah ke arah tenda yang cukup jauh dari tenda pengungsi lain. "Jika tidak ada, bisa saja aku sedang berada di tenda perawatan nomor 3, temanku sedang dirawat di sana."

Gadis itu mengangguk tersenyum. "Jika kau butuh bantuanku juga datang saja ke tenda nomor 12." Greysi melihat jam di pergelangan tangan kirinya. "Aku lupa tidak menyisakan satu kotak makanan untukmu."

"Aku sudah makan tadi." Balas Theo memberitahu.

"Oh syukurlah. Aku harus membantu kakakku dan yang lainnya di tenda bagian dapur."

"Oh ya sampai jumpa lagi."

"Dah.."




07 November 2021
-Yumna Novia

THEO - Earth's Future Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang