"Tidak mau tinggal disini?" tanya tuan Jung yang duduk pada sofa tunggal tidak jauh darinya.

Lagi-lagi Celine menggelengkan kepalanya. "Tidak pa, kita punya kehidupan sendiri di sana" Tangannya meraih tangan mungil sang anak. "Pamit dulu dengan kakek nenek"

Anak itu bergantian memeluk tubuh kakek neneknya sebagai salam perpisahan, sungguh tidak mungkin bagi Celine untuk menginap di kediaman keluarga Jung, ia masih sadar diri bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa.

Celine membawa anaknya untuk masuk ke dalam mobil yang mengantarkannya tadi, ia akan memilih untuk bermalam di kamar hotel saja untuk malam ini. Di dalam mobil sang anak masih tidak melepaskan pelukannya, disituasi seperti ini ia harus tegar karena hanya dirinyalah tempat bersandar untuk anaknya.

"Yak kenapa berhenti disini?" pekiknya saat mobil berhenti di depan lobby gedung apartment dahulu bukan pada hotel yang ia perintahkan tadi.

"Maaf nyonya, tuan Jaehyun memerintahkan kita untuk mengantar nyonya dan tuan muda kembali ke apartment" ucap seseorang yang menjadi supirnya kali ini. Celine mengerutkan dahinya kebingungan, ternyata pria itu belum menjual unit yang ia tempati dahulu.

Tanpa ingin berdebat lebih panjang ia dan Chenle keluar dari mobil dan langsung menuju lift disana yang akan mengantarkan mereka pada lantai tempat unitnya berada.

Matanya langsung menatap takjub saat ia kembali memasuki unit miliknya, tatanan di dalamnya masih sama seperti sebelum ia tinggalkan dahulu, Jaehyun benar-benar menjaganya.

"Waah ini milik siapa mom?" tanya sang anak. "Milik mommy pemberian daddy dulu"

"Berarti dulu mommy dan daddy tinggal di sini?"

"Iya"

"Kenapa Lele tidak pernah diajak kesini?"

"Ayo tidur sudah malam" kelabu Celine, jika tidak begini anak itu akan terus bertanya hingga menemukan jawaban yang puas baginya.

Celine menggantikan pakaian sang anak dengan baju tidur yang sempat ia bawakan dalam koper miliknya. Setelahnya mereka naik pada ranjang yang berada pada kamar miliknya dulu, Celine berbaring menghadap kanan dan tangannya bergerak mengusap wajah tampan sang anak.

"Maaf ya tidak bisa memberikan daddy untuk Lele" ucapnya yang disertai air mata yang perlahan mengalir membasahi pipinya.

Anak itu menggeleng lalu memeluk tubuh ibunya, menyembunyikan wajahnya pada dada Celine. "Lele bahagia hanya dengan mommy, tidak apa Lele tidak punya daddy asal tetap bersama mommy"

Itu adalah kalimat yang amat mengiris hatinya, tangannya perlahan terlepas dari gagang pintu yang sedari tadi ia pegang. Ia mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam kamar dan beralih duduk pada sofa panjang disana.

Ia sandarkan tubuhnya pada punggung sofa dengan kepala yang mengadah ke atas, seberapa jauh ia menyakiti kedua malaikatnya? Sudah seberengsek apa dirinya berani menggores luka yang teramat dalam hingga membuat mereka merasakan pedihnya dunia.

Hingga malam semakit larut ia baru memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar yang ditempati oleh kekasih dan juga anaknya. Jaehyun melepaskan jas yang bertengger di tubuhnya dan meletakkannya pada sofa kecil di sana.

Ia ikut merebahkan diri di sebelah Chenle lalu merengkuh tubuh anak serta kekasihnya itu. "Eungg" geram rendah Celine yang menyadari pergerakan.

"Sstttt tidurlah lagi" bisik Jaehyun lembut.

Jaehyun berjanji pada dirinya untuk memperjuangkan cintanya dan membuang sesuatu yang seharusnya tidak ia simpan hingga selama ini.



Celine terbangun saat merasakan pinggangnya semakin terasa berat, ia rasa tangan anaknya tidak seberat ini. Perlahan ia menyesuaikan cahaya yang ada di dalam kamar hingga beberapa saat ia baru bisa melihat dengan jelas.

Ternyata tangan dari Jaehyun yang ikut memeluknya, ia memindahkan tangan itu dan dirinya segera turun dari ranjang untuk masuk ke dalam kamar mandi. Sadar akan gadis mungilnya yang meninggalkan ranjang ia juga turut menyusul Celine.

Gadis itu berjengit terkejut saat tiba-tiba merasakan lengan yang melingkar pada pinggang rampingnya, perlahan guyuran air shower tidak mengenai tubuhnya dan bergantian membasahi Jaehyun.

"Apa anak daddy sudah tumbuh di sini?" tanyanya seraya mengelus perut rata itu. Perlahan ia membalikkan tubuh polos itu dan langsung memanggut bibir yang menjadi candunya, mereka melupakan bahwa masih ada anak mereka di dalam kamar yang masih terlelap.

Bilang jika gadis itu kini menjadi perebut suami orang, nyatanya hatinya tidak bisa meninggalkan pria tampan yang sudah berhasil merebut hatinya sejak awal. Tidak ada yang bisa menolak pesona seorang Jung Jaehyun, pahatan wajah yang sempurna, sikap yang lembut bahkan berani menertaruhkan nyawa untuk dirinya.

Mereka berdua sama-sama membutuhkan satu sama lain.

"Cukur" ucap Celine dengan membelai wajah Jaehyun yang ditumbuhi dengan bulu-bulu halus di tempat yang seharusnya tumbuh.

Lelaki itu sudah sangat berbeda dengan yang ditemuinya sepuluh tahun lalu, tubuh Jaehyun menjadi kurus dan pipi yang menirus, rambut yang panjang hingga menutupi matanya dan kumis yang tumbuh tipis. Celine tidak menyukai hal itu.

Jaehyun menurunkan sang gadis dari pangkuannya dan ia beranjak dari bathtube lalu mengambil sebuah alat yang ia simpan dalam kotak kecil di dalam kamar mandi. Ia kembali dan menyerahkan benda itu ke tangan sang gadis. "Cukur"

Setelah sekian lama akhirnya kedua insan itu keluar dari kamar mandi dengan Celine yang terlebih dahulu dan disusul oleh Jaehyun. Lelaki itu tidak mengikuti kemana perginya sang gadis namun lebih memilih untuk membangunkan anak semata wayangnya yang masih nyenyak di atas ranjang.

"Wake up boy"

Perlahan mata itu terbuka lalu diusap dengan telapak tangan kecilnya. "Daddy? Why you here?"

"Daddy tidak akan meninggalkan Lele dan mommy"











✔ Celine | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now