Apakah dia mempunyai salah sehingga mereka seperti itu.

Ananta mengedikkan bahunya dia mulai melahap mie ayam yang barusan datang.

Sesekali Ananta melihat kearah pintu kantin. Siapa tahu sahabat nya ataupun Ezriel datang kesini. Namun batang hidung mereka tidak terlihat sedikitpun.

Ananta menepuk perutnya karena kekenyangan.

Berjalan menuju toilet karena dia merasa mulas. Sepertinya dia kebanyakan memasukan sambal di mie ayamnya.

Memasuki salah satu bilik, Ananta mengernyit ketika mendengar suara orang yang sedang mengobrol.

"Pokoknya harus selesai malam ini. Gue kasih dulu DP nya. Kalo lo berhasil gue tambahin duitnya."

Ananta mengedikkan bahunya tidak peduli. Tapi entah kenapa suara itu terdengar familiar.

Setelah selesai dia keluar, namun baru saja keluar sudah ada yang meninju hidungnya.

Ananta meringis ngilu, dia menatap Tara yang sudah meninju hidungnya. Udah hidungnya kecil di tinju makin hilang yang ada hidungnya.

Ananta menatap telapak tangannya yang terdapat noda merah.

"Ululu pasti sakit."

Menghapus darah menggunakan punggung tangan nya dan menatap Tara dengan datar.

"Dasar jalang! Gue udah bilang jauhin Ezriel. Cowok itu milik gue!"

Ananta terkekeh geli mendengar ucapan Tara yang terlalu percaya diri.

"Please halu lo jangan ketinggian. Jatuhnya entar malah kayak orang gila."

Tara mengepalkan tangannya kuat.

"Gue nggak halu! Ezriel itu milik gue selamanya harus jadi milik gue. Dasar perebut!"

Ananta melipatkan kedua lengannya di dada sambil menggelengkan kepalanya. Heran melihat seorang gadis di depannya yang terlalu obsesi ingin memiliki Ezriel.

"Dih emang nya Ezriel mau sama modelan buntelan kentut kayak lo."

"Dia pasti mau! Gue cantik, gue kaya, gue bahkan bisa memberikan apapun yang dia mau."

Ananta menggelengkan kepalanya tidak percaya melihat kegilaan Tara.

"Lo itu harus nya mati biar Ezriel itu jadi milik gue!"

"Lihat aja apa yang bakalan gue lakuin sama lo hahah." Lanjut Tara dengan tawa nya yang mirip badut di lampu merah.

Ananta memijat pelipisnya prihatin melihat kewarasan Tara yang sedang menampar kedua pipinya.

"Gila ya lo, cuman karena cowok aja lo sampe ngelakuin hal ini."

"Iya! Karena gue itu cinta sama Ezriel!"

"Lo itu bukan cinta tapi hanya obsesi."

"Jangan sok tahu ya lo! Gue nggak obsesi gue itu beneran cinta sama Ezriel!"

Figuran Novel (END)Where stories live. Discover now