Eps 3.2

8 4 0
                                    

⚠PERINGATAN!!!⚠

Cerita ini hanyalah fiksi(khayalan) sehingga tidak ada sangkut pautnya dengan kejadian di dunia nyata...

⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛

Setelah memasuki dungeon tersebut,mereka merasa lega karena dungeon tersebut tidak berkabut.

"*Huff* baguslah Dengan begini aku bisa membantu kalian"kata Cain sambil menghela nafas lega.

"Baiklah! apalagi yang kita tunggu"kata Noah dengan penuh semangat.

Lalu saat berjalan kedepan,Rian merasakan hawa keberadaan walaupun samar.

"Tunggu"kata Rian.

"Apa?"tanya Alex.

Rian mengamati sekelilingnya.

"Aku merasakan sesuatu walaupun samar"kata Rian dalam hatinya,"mungkin harus berhati hati"

"Kau lihat apaan?"tanya Noah.

"Kita harus berhati-hati mulai sekarang... Aku merasakan hawa keberadaan walaupun samar"kata Rian.

"Baru juga masuk loh"kata Alex.

"Namanya juga Dungeon"kata Hakaku.

"Bukannya aku meremehkan kalian,tapi lebih baik kalian di sini saja"kata Rian.

"Yang benar saja!"kata Noah tidak setuju dengan pendapat Rian.

"Ya benar! bukannya kau udah bilang akan ke dungeon bersama"kata Alex.

"Baiklah Baiklah... Tapi kalau situasinya gawat kalian segeralah lari"kata Rian.

"Ok"kata mereka.

Lalu mereka masuk lebih dalam,dan selama di perjalanan mereka hanya bertemu monster level rendah saja.

Mereka menyelesaikan tantangan di setiap lantainya,hingga saat mencapai lantai lima...

"Selesai juga akhirnya"kata Noah.

"*Fuah*sehabis minum terasa hidup lagi"kata Alex dengan ekspresi segar kembali sehabis minum.

Lagi lagi Rian merasakan hawa keberadaan dari sosok asing tersebut.

"Hati hati"kata Rian.

"Kenapa?"tanya Noah.

"Firasat ku tidak enak"kata Rian.

Lalu mereka bersiaga,ya bisa di bilang insting milik Rian jarang meleset.

"Semuanya tetap bersama!"kata Rian.

"Ok!"jawab mereka sambil tetap berwaspada.

Tiba tiba ada muncul subah dimensi yang membuat mereka terpisah.

Tak lama kemudian...

"Ini dimana?"tanya Rian dalam hatinya.
Dia mengamati sekelilingnya,dan tatapannya terfokuskan pada cahaya di ruangan itu.

"Apa itu?"tanya Rian lalu dia berjalan menuju ruangan tersebut.

Dia terkejut,dengan apa yang dia lihat.

"Ini... Buku sihir?"tanya Rian terkejut dengan apa yang dia lihat.

Terlihat buku yang memancarkan cahaya merah darah dan aura yang mengerikan.

"Ukh... Apa aku sedang berhalusinasi?"tanya Rian dalam hatinya sambil mengusap matanya.

Lalu...

"Aku sudah menunggu mu... Wahai manusia yang sudah di takdirkan"terdengar suara misterius.

"Siapa!?"tanya Rian sambil mengamati sekitarnya.

"Aku berada di hadapanmu"kata suara misterius tersebut.

"Buku ini?"tanya Rian.

"Benar... perkenalkan, nama ku Art aku sebuah buku sihir atau bisa di bilang Grimory"kata buku yang bernama Art.

"Grimory?! buku sihir kuno itu?"tanya Rian terkejut dengan apa yang barusan dia dengar.

"Benar,tapi aku lebih sempurna dari pada buku lainnya"kata Art.

"Lebih sempurna?"tanya Rian.

"Benar,nanti kau juga tau... Intinya aku sudah menunggumu selama seribu tahun"kata Art.

"Apa!?kau tak bercanda"tanya Rian dengan ekspresi tidak percaya.

"Apa aku terdengar seperti sedang
bercanda?"tanya Art.

"Itu... maaf, tapi bisakah kau jelaskan lebih detail lagi?"tanya Rian.

"Akan ku jelaskan sambil berjalan... selain itu tuan ku juga sudah menunggumu di puncak menara"kata Art.

Lalu seketika Rian teringat dengan mereka ber empat.

"Mereka berempat bagaimana keadaanya?"tanya Rian.

"Mereka baik baik saja"kata Art.

"Serius?... *Huft* bagus lah"kata Rian sambil menghembuskan nafas lega.

"Ya... Lebih baik kita segera ke puncak menara jangan biarkan tuan ku Damius menunggu lebih lama lagi"kata Art.

Dan pembicaraan mereka sampai di situ,art memandu Rian menuju ke lantai tertinggi di menara ini.

⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛⠛

Terimakasih telah membaca,semoga kalian terhibur...

Dark Eyes:Maō ni naru tame no tabiWhere stories live. Discover now