Ngidam pertama

990 132 1
                                    

"jadi ay, masih sering muntah muntah ga?" Wanita sedang hamil itu tersenyum cantik.

Rumah Aya sedang ramai sekarang, yaa bisa di bilang syukuran karna sudah mendapatkan momongan.

Teman teman nya datang dari mulai Ceye hingga adiknya yang dari Kalimantan juga datang. Mereka merayakan suka cita bersama. Dan kegiatan ini juga lumayan jarang mereka lakukan yang pastinya akan meninggalkan rindu.

Aya menggeleng.

"Ngga kak, cuma beberapa hari setelah di periksa memang masih, tapi sekarang ngga." Ucapnya. Tangan itu tengah memotong buah, sedangkan di dapur ada bibi nya Aya yang tengah memasak bersama rose juga jeni. Aya tak di bolehkan memasak karna dia lah pemeran utamanya di sini.

Namun, namanya juga Aya, yang selalu ingin terlibat dengan apapun. Akhirnya bibi nya menyuruh Aya untuk memotong buah bersama Shella dan Lisa. Namun Lisa entah kemana, ibu hamil yang satu itu sekarang cukup aktif karna diperkirakan waktu melahirkan nya tinggal beberapa Minggu lagi.

"Sering sering minum susu hamilnya ay, biar nambah nutrisi buat kamu sama debaynya." Ucap Shella. Ibu bidan yang satu ini, walau sudah tak bertugas namun masih saja peduli dengan ibu hamil di sekitarnya.

Aya mengangguk kecil. Ia meletakkan buah apel yang sudah ia potong ke dalam piring dan ia masukan lagi ke dalam kulkas.

Dapur tampak ramai dengan berbagai teriakan dan bercandaan. Bibinya memang sudah akrab dengan Rose, namun Aya tak menyangka akan secepat ini ia akrab dengan Jeni, yang juga tengah mengandung.

Banyaknya ibu hamil di sini membuat bibi Aya memasak masakan sehat penuh akan buah dan sayuran.

"Kak pembakaran nya di mana?" Diyo datang dengan baju lengan pendek biasanya. Para laki laki tengah berada di belakang untuk menyiapkan Bakaran BBQ.

"Ohh kayanya di gudang deh.." Diyo mengangguk paham ia dengan cepat pergi untuk mengambil pembakaran daging itu.

Aya tak tau harus berbuat apa.

Wanita itu berjalan menyelusuri rumah. Dari melihat Rio dan anak anak lainnya yang tengah berenang juga di sebelah itu melihat para laki laki yang sibuk dengan menata taman. Melihat Lisa yang sedang bersantai di gazebo melihat Sean yang saat ini malah menjadi babu seorang Jeffri.

"Ga masuk ke dalem?" Tanya Aya. Lisa meliriknya sebenar dan menggeleng.

"Gue ga bisa motong buah." Ucapnya, wajahnya ia buat sedih berharap Aya paham tadi dia kabur dari tugas nya. Aya mengangguk dan tertawa.

"Iyaa iyaa gue paham, tapi kalo bibi tau Lo keluar tanggung jawab mampus lu.." Lisa menegakkan tubuhnya. Mengambil tangan Aya dan menggenggam nya erat.

"Jangan bilang ke bibi. Ntar gue di pukul pake spatula lagi." Aya kembali terkekeh. Lisa lumayan takut jika bertemu bibi Aya. Karna memang bibinya ini cukup tegas. Bibinya selalu berprinsip jika wanita tak boleh lemah, dan apa pun harus bisa wanita lakukan.

Mata itu menatap satu laki laki dengan celana selutut nya yang tengah menatap beberapa sudut taman rumah nya.

Entah kenapa, Jeffri terlihat lebih tampan sekarang.

"Bumil baru lagi ke sem Sem tuh sama suaminya. Ntar waktu udah gedean tuh perut, pasti lu ngerasain gimana tiba tiba lu ga mau ngeliat muka suami lu." Aya melirik Lisa.

"Lo pernah?" Lisa mengangguk tegas. Matanya tampak menyipit mengingat bagaimana ia dulu sempat menyuruh Sean tidur di luar kamar karna tak suka menyium bau badan suaminya. Dan pernah Lisa menyuruh Sean menggunakan kacamata hitam juga masker mulut tiba tiba karna tak suka melihat wajah Sean. Sungguh aneh.

Perfect Husband|| pak boss! 2 (HIATUS)Where stories live. Discover now