pemeriksaan pertama

896 129 5
                                    

Aya turun dari tangga, wanita itu menggunakan stelan casual ala anak muda.

Jeffri juga sama. Mereka justru seperti anak muda yang ingin berpacaran. Sungguh serasi.

"Kamu make up an?" Tanya tajam Jeffri yang langsung di jawab Aya dengan gelengan kepala.

"Ngga.. aku cuma pake bedak sama lip tint aja."jelas Aya.

Jeffri hanya mengangguk kecil. Namun mata laki laki itu tak pernah jauh dari wajah Aya yabg entah kenapa bagi Jeffri begitu cantik.

"Tapi kamu cantik ay." Aya mengerutkan keningnya. Kenapa dengan suaminya ini? Padahal Aya sering hanya menggunakan ini jika hanya ingin keluar rumah dan tak formal.

"Aku biasanya kaya gini Jeff.." jawab Aya jengah.

"Iyaa tapi, aku baru sadar kamu secantik ini." Apa Jeffri tengah menggodanya? Tapi kenapa wajah itu justru terlihat frustasi?

"Aneh ih kamu." Aya dengan cepat berjalan melewati Jeffri yang tengah menatapnya. Tangannya menggaruk kepalanya yang tiba tiba gatal. Kenapa ia justru melihat Aya lebih cantik sekarang? Aroma tubuh Aya juga tampak jelas di penciumannya.

Mereka pun pergi ke rumah sakit untuk mengecek calon jabang bayi di perut kecil Aya. Jika di tanya pada Jeffri, ia ingin anak perempuan atau laki laki, jawabannya adalah laki laki. Jeffri sungguh ingin membuat tim bola. Mungkin saja ia melewati keluarga gen halilintar. Nanti nama keluarganya Gen Topan Ganteng Badai, dan Aya menjadi ratu di antara para raja itu. Keren bukan?

Namun jika di tanya pada Aya? Tentu jawabannya adalah perempuan. Karna akan begitu lucu jika punya anak pasangan. Rio akan mempunyai pasangan saudara nanti. Bocah itu pasti bakal menjadi bodyguard pribadi adiknya. Namun jika tuhan memberikan nya seorang bayi laki laki. Tak masalah, Aya akan menerimanya, namun ia tak ingin sikapnya sama seperti Jeffri. Beruntung Rio mengikuti sifat mamanya.

Tentu saja, apa pun yang Tuhan berikan, mereka berdua akan tetap bersyukur dan menerimanya. Karna memang kedua pasangan ini menginginkan seorang anak untuk menemani Rio.

Aya melirik sekitar. Sudah 10 menit ia menunggu namanya di panggil untuk melakukan pengecekan. Jeffri juga memilih pergi membeli minum untuknya juga Aya.

"Kamu tunggu sini dulu, ntar aku ikut kamu masuk kok." Suara itu membuat Aya melirik pada bangku yang tak jauh dari nya. Matanya menatap sekilas si ibu hamil besar yang tengah mengelus perutnya.

Aya mengerut kan keningnya. Ia seperti tak asing dengan ibu hamil itu.

Seperti suatu sentakan kecil di hatinya saat menatap mata yang dulu sempat menatapnya tajam itu menatapnya penuh tanya.

Joana Gaisya, teman sepermainan Wendy juga termasuk dalam squad yang membully nya.

Aya ingat, mata juga senyum miring itu yang tak pernah Aya lupakan. Aya menundukkan kepalanya. Mencoba memutus tatapan mereka yang sempat bertumbuk sepersekian detik.

Aya ingat saat dulu, dimana Joana yang saat itu gemar menindas siswa bersama squad nya harus hilang tanpa kabar saat kasus keluarga nya yang bangkrut juga ibunya yang terjerat narkoba.

Bahkan Wendy sendiri sekarang masih tak tau dimana Joana berada. Tapi, di sinilah Aya melihat gadis yang dulu menindasnya ternyata sedang hamil besar.

Aya tak melihat adanya perbedaan yang signifikan darinya. Tatapan intimidasi itu juga masih sama dan tadi sempat menatap Aya dengan itu. Wajah garang itu tak ada yang berubah.

"Aya?" Tubuh Aya menegang.

"Beneran Aya?" Aya mengangkat kepalanya perlahan. Menatap Joan yang tersenyum lebar menatap nya. Wanita itu sudah duduk tepat di sebelahnya. Wajahnya tampak antusias, namun sialnya itu membuat kenangan buruk pembully an itu masuk dalam ingatannya kembali.

Perfect Husband|| pak boss! 2 (HIATUS)Där berättelser lever. Upptäck nu