🐈‍⬛10🐈‍⬛

Start from the beginning
                                    

Dame Luka berhasil menangkap semua perkataan Adrien ke dalam otaknya. Akhirnya dia mengerti kenapa putra mahkota tidak bisa diam di dalam istana membantu raja menyelesaikan dokumen-dokumen setinggi beberapa meter perhari. Awalnya dia kira itu untuk bersenang-senang saja tapi sekarang Luka paham alasan de Liberte Athanasius menjadi kerajaan makmur.

***

Lila Rossi memandangi pantulan dirinya sendiri di cermin. Beberapa tempat di istana ratu memiliki cermin bundar besar di dinding dengan hiasan bunga segar yang selalu diganti. Ruang lobi bawah sebelum pintu masuk, jalan menuju ruang lukisan, ujung lorong dekat kamar ratu, setiap kamar di dalam istana, serta ruang tiara tempat dimana gadis itu berada saat ini.

Tidak ada yang tau bagaimana putri count itu menyelinap masuk ke sana, juga bagaimana bisa tidak ada yang sadar. Masalahnya tempat itu terlarang bagi para maid. Dan sekarang lady Lila sedang mencoba tiara berhiaskan kristal merah delima seolah-olah dialah ratu de Liberte Athanasius.

"Lihatlah wajah cantik dan elegant itu, aku memang pantas sekali memakai tiara.." komentarnya.

Lila menggulung rambutnya menjadi sanggul dengan hairpin kupu-kupu ungu dari meja rias ratu Amillie. Kupu-kupu adalah lambang dari keluarga Athanase Agreste, pemegang tahta raja de Liberte Athanasius, sejak jaman kerajaan berdiri. Hanya ratu, istri dari para pewaris tahta, dan istri para pangeran yang bisa memakai benda itu.

"Aku memang sempurna sebagai pemeran utama*"

Mata hijau gelap itu mengkilat. Lila meletakkan kembali tiara merah barusan dan mencoba yang warna putih. Semuanya terbuat dari permata yang dirangkai dengan perak. Sudut bibir itu terangkat.

Gadis itu menyimpan kembali tiara yang dia pakai ke tempatnya semula dengan posisi sempurna sebelum berjalan keluar. Dia kembali ke ruang rias dan melepas hairpin. Mengembalikan kunciran mirip ekor bulat di ujung rambut selutut. Lila berkaca lagi memastikan tatanan rambutnya kembali seperti semula. Jam pasir kecil di ujung meja turun semua. Waktunya berkhayal telah selesai.

"Kau menemukan sesuatu yang kau inginkan?" Ratu Amillie masuk dengan dua lady in waiting. Posisi Lila Rossi ada tepat di meja rias dengan sekodi lebih perhiasan langka berjejer diatasnya.

"Dengan segala hormat, yang mulia ratu, gadis kecil ini merasa bingung menghadapi begitu banyak yang baru pertamakali dia lihat seumur hidupnya.."

Ratu Amillie tersenyum lembut, "itu hanya anting-anting, kalung dan benda lain yang biasa. Kau sudah menemukan banyak hal dari teh dan berkontribusi besar pada de Liberte Athanasius."

"Seperti yang hamba katakan yang mulia, bagi seorang putri count yang terbiasa dengan perhiasan kualitas rendah, ini.."

"Pilih saja satu, kau layak mendapatkannya.." sang ratu setengah memaksa. "Aku akan sangat senang jika bisa melihatmu memakainya di acara debutante nanti."

Senyuman ratu Amillie membuat Lila kehabisan bualan. Mata gadis itu tertuju pada serangkaian emerald karat tinggi dengan potongan tear-cut diamond di ujung namun tangannya mengambil satu set perhiasan dengan permata sebesar biji jagung muda. Itu adalah perhiasan sederhana yang bahkan warnanya saja tidak stabil.

"Hahaha.. kau tidak berbohong soal tidak terbiasa dengan barang mewah namun seleramu tidak buruk." komentar ratu. "Kau bisa pakai yang itu di hari lain, dan yang ini untuk debutante."

Pada akhirnya sang ratu memberikan dua set. Satu yang lady Lila Rossi pilih   sendiri dan satu lagi set mewah dengan permata hijau tua yang memiliki gradiasi ungu dan kuning saat terkena cahaya. Dia berdecih dalam hati.

"Saya tidak bisa menolak, yang mulia.."

"Aksesori terbaik untuk dikenakan saat debutante adalah permata yang memiliki warna sama dengan mata kita, lady Rossi." Salah seorang maid of honor ratu Amillie angkat suara, "set itu sangat cocok untuk sang lady.."

Under the Same UmbrellaWhere stories live. Discover now