🐞5🐞

119 15 5
                                    

Pelajaran terakhir dari kelas bertahan hidup a la lady Marinette Dupain Cheng adalah mengolah biji coklat yang telah dimakan buahnya menjadi coklat batangan. Duchess Sabine hadir waktu itu, sampai tercengang dengan kemampuan putrinya yang bahkan dia sendiri baru tau Marinette serba bisa.

Es terakhir musim dingin tahun ini mencair dan tunas baru mulai muncul keluar. Udara mulai menghangat. Warga mulai mengganti pakaian hangat menjadi pakaian musim semi yang cerah.

"Semua mulai menghitung perlengkapan masing-masing sesuai pembagian tadi malam? Ok, bagus. Bersiap di barisan masing-masing dan pastikan semua orang sudah mendapat sarapan dan roti bekal makan siang!"

"Siap sedia, lady Marinette!"

Calon warga baru desa Alfheim, wilayah Dupain ducy tak berpenghuni yang saat ini masih berbentuk hutan yang diberikan pada lady Marinette Dupain Cheng, berjejer rapi dengan pakaian baru dijahit yang dihasilkan dari produksi camp bertahan hidup musim dingin. Termasuk ransel, kantung air, dan wadah makanan satu set di punggung tiap-tiap orang.

Para wanita memasang tali serut di bagian rok dan memakai celana bahan panjang praktis untuk bergerak baik di hutan maupun di kota, seratus persen desain Marinette, dibuat dari hasil belajar musim dingin mulai dari proses memintal kapas, menenun, pencelupan, mengukur, memotong, sampai menjahit. Karena alat tenun dan alat pintal sudah ada, Marinette mengajarkan para pria remaja bagaimana membuat mesin jahit pedal membuat proses produksi hanya memakan waktu beberapa minggu.

"Ah, kukira aku datang paling awal!"

Duke Tom Dupain dengan setelan berburunya keluar dari kastil. Berkumpul bersama putrinya dan karafan warga baru. Semua orang memberi hormat padanya. "Kami tidak akan melupakan kebaikan anda, tuan duke!"

"Tunggu dulu, aku harus ikut mengantar kalian semua!" Duke Tom Dupain menerima kuda super gagah dari pengawalnya. Ducchess Sabine juga ikut keluar mengantar kepergian sampai di gerbang kastil, dengan beberapa pesan.

"Hidup dengan baik, kalian semua!"

Baru arak-arakkan itu berjalan sampai pintu gerbang, dengan Marinette dan beberapa anak diatas gerobak perlengkapan, pasukan resmi dari istana kerajaan datang. Warga sudah diberitahu sebelumnya namun beberapa dari mereka waswas.

"Itu putra mahkota!"

Acara bisik-bisik terjadi. Beberapa anak mulai menggigil dan ada yang menangis. Putra mahkota de Liberte Athanasius terkenal kejam tanpa ampun bukan hanya di kalangan bangsawan, semua orang pernah mendengar kisah tirani nya, tak terkecuali rakyat tidak mampu seperti mereka.

Bedanya, kenyataan jarang ada rakyat biasa yang tau bagaimana wujud dari putra mahkota Adrien. Kebanyakan dengar dari cerita mulut ke mulut. Bahkan tidak jarang ada prajurit berseragam kesatria istana mengaku-ngaku bekerja untuk putra mahkota dan melakukan tindakkan semena-mena. Karena itulah mereka takut begitu mendengar sesuatu dengan 'putra mahkota' diantara kalimatnya.

Saat sang putra mahkota membawa kudanya mendekat, membuka tudung mantel hijau pekat dan turun, seorang anak mengenalinya dan berteriak, "kekasih lady Marinette datang!"

Anak-anak bersorak, sampai salah satu kesatria berteriak dengan congkak, "beraninya anak sampah mencemooh yang mulia putra mahkota?!"

Anak-anak langsung diam. Ada yang sampai menjerit dan menangis ketakutan. Adrien berbalik badan tak suka namanya ikut tercoreng bahkan di kalangan masyarakat baru yang dipimpin oleh lady Marinette dari Dupain ducy.

"Ya, aku memang kekasih lady Marinette, aku suka mendengarnya ngomong-ngomong apa ada masalah sir Alec?"

Adrien memberikan tatapan membunuh pada pria botak yang berdiri di bekakangnya, seluruh pasukan yang ikut (kurang lebih lima puluh orang kesatria dan beberapa pelayan) diam dengan kaki gemetar.

Under the Same Umbrellaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن