🐈‍⬛10🐈‍⬛

108 17 2
                                    

Beruntung Adrien dan kedua ajudannya hari itu menemukan pengrajin pakaian baru yang tidak mendapat pesanan di Couffaine ducy dalam satu hari. Butik tersebut nyaris bangkrut karena telah ditinggalkan designernya pergi diculik seorang baron gemuk untuk dijadikan simpanan. Putra mahkota, dalam penyamaran, mendelik begitu mendengar alasan tersebut.

"Maaf, aku tidak tau ada hal memalukan di wilayahku.." bisik Luka.

"Wilayah Couffaine ducy dalam pengawasan pangeran pertama, aku tidak menyalahkanmu. Salahku sendiri ketika mendengar dari pangeran Felix soal rumor baron ini aku tidak mengeluarkan perintah menyelidikinya." Adrien menenangkan diri.

Pakaian kasual Luka terlihat pas di tubuh Adrien. Berbeda dengan pakaian bersulam emas putra mahkota, itu hanya kemeja biasa dengan vest dari kulit dengan kancing besi dan rantai perak. Sesuatu yang rock n roll.

Marinette menyamar juga dengan memakai baju Juleka. Warna hitam dan merah terlihat sempurna dengan rantai-rantai perak itu dan Marinette menyukainya karena pakaian ini memakai pengembang rok yang ringan dengan sedikit frill di dalam, mengingatkannya dengan modern ghotic lolita.

"Aku yakin istana menyediakan designer terbaik di dunia untuk membuatkan satu atau dua kostum debutante, kenapa yang mulia memilih repot-repot belanja sendiri?" Marinette tidak bisa membendung rasa penasarannya.

"Frill, pita, dan bunga-bunga kain itu hanya bagus di gaunmu my lady.."

Kebetulan seorang pria bangsawan yang agak tua daerah situ lewat dengan pakaian mencolok mata. Warna dasarnya kuning glitter dengan berbagai paduan frill, pita, renda, dan bunga mawar kain besar di seluruh bagian. Ya, terlalu mencolok.

"Aku bisa membayangkan betapa fabulous-nya pakaianmu tapi tidak bisa membayangkan kau berani pakai itu."

"Tentu saja aku akan terlihat hebat memakai apapun hanya jika saja mereka tidak menyuruhku memakai yang sejenis itu ke tempat pesta bersamamu." Adrien mengatakannya dengan suara pelan, "kau tau, aku hanya ingin terlihat keren sebagai tunangan lady Marinette dari Dupain ducy di hari itu."

Tak lupa mengedipkan sebelah matanya.

Wajah Marinette memerah.

Sikap genit putra mahkota akhir-akhir ini sering dia lihat di beberapa kesempatan. Saat tidak ada orang memperhatikan, di tempat sepi dengan hanya ada Marinette saja atau ditengah-tengah teman yang keduanya percayai. Dia mengingatkan gadis itu pada seorang kucing sakti yang biasa nongkrong di sembarang atap di Paris, terutama narsisnya itu.

"Ngomong-ngomong yang mulia, Couffaine ducy punya banyak butik terkenal tapi kenapa anda menanyakan yang paling tidak laku di daerah sini?"

Luka yang menjadi pemandu wisata memimpin keduanya berkeliling sejak berpisah dengan Alya dan Nino di pusat pengembangan riset. Juleka dan beberapa knight bersama mereka. Adrien menjentikkan jarinya dramatis. Good question. Dia seperti mengatakan itu tanpa suara.

"Pertama, kita harus membantu rakyat bertahan hidup. Butik lama yang sudah kebanyakkan pesanan tidak akan mengerti bagaimana memikirkan uang darimana untuk makan besok dan modal untuk mempertahankan usaha tetap berjalan, karena uang mereka sudah banyak. Kedua, tentu saja agar pesanan kita diutamakan dan didahulukan karena bisa jadi kita adalah harapan mereka agar bisnis tetap berjalan.."

Adrien menjelaskan dengan gaya presentasi kelas ekonomi. "Ketiga, mereka tidak akan mengkawatirkan poin pertama setelah musim sosialisasi bangsawan dimulai."

Marinette yang langsung mengerti maksud dari tindakan dan perkataan Adrien langsung bersidekap dengan muka serius. "Oh, itu masuk akal!"

"Begitulah dame Luka, mengelola negara bukan hanya soal pertahanan dan perang. Kalau kau memberi makan orang miskin dengan membagikan roti itu akan membuat mereka kenyang setengah hari tapi jika kau memberi mereka pekerjaan dengan penghasilan stabil, kau akan membuat mereka kenyang dan bertahan hidup lebih lama.." putra mahkota Adrien menambah lebih banyak penjelasan.

Under the Same UmbrellaWhere stories live. Discover now