Kejutan di toilet

Mulai dari awal
                                    

Sean tidak menanggapi ocehan Kimberly dia hanya melihat ke dalam butik dari balik dinding kaca. Ada Sarah yang baru keluar dari kamar ganti.

Sarah tampak anggun dan cantik. Gadis itu terlihat dewasa dengan dress yang iya kenakan saat ini. Terbuka dan sexy.

Sayangnya Sean tidak terlalu suka dengan gaun tersebut. Sean cuma membuang muka saat Sarah melihat ke arah Sean sedangkan Mamanya Sarah melihat putrinya dengan pandangan senang.

"Yaangg?"

"Yang?! Kok diem?!" suara Kimberly terdengar ketus.

"Oh sorry gak denger. Putus-putus. Emang lu bilang apa?" tanya Sean cuek.

"Ih sayang nyebelin. Emang yang ke Mall mana sih?" gerutu gadis itu mulai kesal.

Sean sejujurnya tidak peduli dengan kemarahan Kimberly juga omelan gadis itu. Sean hanya sedang mengulur waktu agar tidak bosan menemani Mama sarah dan putrinya belanja.

Sean tanpa sadar berjalan satu langkah hingga beberapa langkah disekitar toko-toko di dalam Mall. Sambil tetap meladeni Kimberly dibalik ponsel, Sean melihat dan masuk ke dalam toko perhiasan.

"Gua lagi di Mall Jakpus. Lagi di toko perhiasan," Sean di sambut ramah seorang spg perhiasan tersebut. Masih muda dan terlihat cantik dengan make up di wajahnya. "Ada yang bisa di bantu Tuan?"

"Akh! Sayang mau belikan aku perhiasan mahal ya? Aakkhh sayang baik banget siihh," ujar Kimberly berseri-seri.

Sean mulai merasa terganggu dengan semua bualan Kimberly yang tiada henti. Akhirnya Sean menyudahi panggilan tersebut. "Udah dulu Kim. Nanti gua hubungi lu lagi."

"Eh! Tunggu sayang--Tung--"

ttuutt..tuut..tuut...

"Saya mau beli kalung yang di etalase depan kaca itu. Berapa harganya?" tanya Sean tanpa basa-basi.

Spg tersebut mengangguk dan menunjukkan kalung emas putih dengan perhiasan berlian mata yang menunjukkan satu huruf S.

"Kalung ini perhiasan baru dan masih promo Tuan. Harganya Lima puluh juta."

Lalu Sean tanpa ragu mengeluarkan kartu debit di dalam dompehtnya. "Saya bayar pake ini."

Setelah itu sang spg mengambil kartu debit milik Sean yang tergeletak di atas meja kaca tersebut. "Baik Tuan. Mohon di tunggu sebentar."

Setelah spg itu pergi Sarah tiba-tiba saja sudah nongol dibelakang Sean. "Kak Sean beli perhiasan buat siapa Kak?"

Sean kaget dia menoleh dan mendapati Sarah tengah berdiri melihat Sean serius. Sean tidak tahu jika dirinya sudah diamati Sarah dan Ibu Sarah dari tadi tapi Ibu Sarah tidak ikut masuk dia hanya berdiri di luar sambil melihat sekeliling toko-toko yang belum dia singgahi.

Sean tampak gelagapan memandang Sarah. Gadis itu bertanya lagi. "Kak Sean beli buat siapa?"

Sean mulai mengatur napasnya yang gugup agar kembali normal. "Gak penting kok!"

Sarah lalu menghembuskan napasnya. Entah kenapa pikiran Sarah sudah tertuju pada cewek-cewek selingkuhan Sean.

"Ini Tuan," spg cantik itu menyodorkan paperbag untuk Sean. Tidak besar memang karena itu paperbag kecil khusus untuk perhiasan.

"Terima kasih."

Setelah menenteng paperbag tersebut Sarah kembali bicara. "Buat siapa Kak? Masak gituh aja aku gak boleh tahu."

Sean menatap Sarah. Pria itu menghembuskan napasnya. "Buat Kimberly."

Mendengar nama perempuan lain membuat Sarah tersenyum tapi didalam hatinya sakit bukan main. "Oh gitu."

Sean melihat wajah Sarah yang berubah sendu. Lalu agar Sarah melupakan jawaban tadi Sean bertanya tentang belanjaan yang Sarah tenteng. Lumayan. Ada lima paperbag.

"Beli apa aja? Tumben banyak belanja?"

"Oh ini!" Sarah mengangkat sedikit paperbag tersebut. "Punya Mama semua kok punyaku cuma satu doang."

"Anak-anak!? Udah selesai belum di dalam? Mama laper nih. Cari makan yuk," wanita dewasa yang sedari tadi menunggu di depan itu bertanya nyaring pada dua sijoli yang masih saling pandang tersebut.

"Iya Ma...," Sarah menoleh dan menjawab duluan sang Ibu. Sarah sudah bergerak untuk keluar terlebih dahulu tapi Sean tidak mengikuti Sarah karena lagi-lagi dia harus menerima panggilan masuk di ponselnya.

"Hallo."

"Kak Sean--" Sarah menoleh ke belakang melihat Sean lagi-lagi sedang asyik dengan dunianya sendiri."

"Ya, kenapa?" tanya Sean ketus dibalik ponsel.

Sarah hanya pasrah lalu keluar sendiri dan mendekati Mamanya. "Ma kita duluan aja deh Ma cari makan. Kak Sean sibuk itu lagi telvonan."

"Gak usah di tunggu dulu?" tanya Mamanya sambil memandang ke dalam toko perhiasan.

"Gak usah Ma. Kak Sean kalo telvonan sama cewek suka lama. Mending kita duluan cari restoran. Ntar dia suruh nyusul aja."

"Oh okay," tanpa tahu kalau Sarah sedang galau Ibu gadis itu melambai ke arah Sean dari luar. Dia menunjukkan ke arah restoran yang mau dipilihnya ke arah Sean.

Sean melihat itu tersenyum dan mengangguk paham.

"Kenapa sih Kim telvon lagi. Kan gua udah bilang nanti gua telvon balik," suara Sean kembali ketus mengomeli gadia di balik panggilan itu.

⚠️⚠️⚠️

Setelah tiga puluh menit berlalu Sean tidak kunjung menyusul ke restoran. Hal itu membuat Ibu Sarah bertanya-tanya.

"Ara ini udah lebih lima belas menit. Makanan kita udah mau habis sayang. Emang kakak kamu gak mau makan? Gak lapar dia?"

"Gak tau Ma. Biarin aja deh suka-suka dia," jawab Sarah dengan senyum hambar.

"Tanya dong sayang. WA gih atau Mama aja nih yang telvon dia," Mama Sarah sudah siap dengan ponsel di tangan kirinya.

"Ya udah Mama aja yang telvon kak Sean," Sarah menjawab sambil terus mengunyah makan siangnya.

Akhirnya sang Mama menghubungi Sean melalui aplikasi WA tapi sayangnya sudah dua kali dihubungi Sean tidak mengangkat panggilan tersebut.

"Kok gak di angkat sih? Kakak kamu tuh ngapain? Apa dia gak tahu Mama telvon?"

Sarah yang sudah selesai makan siang lalu melihat Mama. "Dia masih sibuk telvon mungkin Ma. Biarin aja Ma. Ntar juga kalau udah kelar telvonan dia nyusul."

"Kamu kok cuek gituh! Nanti dia sakit perut gara-gara telat makan, Susul sana cari kakakmu!"

"Gak mau akh Ma. Males. Lagian mau cari di mana? Mall luas gini."

"Cari di toko perhiasan tadi. Sana!!" perintah Mama Sarah. "Cepet Sarah. Seret aja kakak kamu kalo lama."

Sarah menghembuskan napasnya. Gadis itu akhirnya menurut dan pergi.

Huh! Kak Sean lama banget sih telvonan sama cewek. Jadi aku harus nyari dia kan disuruh Mama.

⚠️⚠️⚠️

Di dalam toilet khusus cewek Sean yang sedang berduaan dengan seorang cewek mengabaikan panggilan masuk dari ponselnya.

"Sayang ada telvon tuh," Kimberly sedang berciuman mesra sambil sesekali melihat ponsel Sean yang tergeletak bebas di atas pembatas wastafel toilet.

"Bodo amat," Sean tidak peduli. Dia lebih senang meremas payudara Kimberly sambil terus mencium bibir gadis itu.

"Aaahh..mmphmm," suara desahan gadis itu keluar begitu saja.

bersambung...

23.38 wib
Senin, 29 November 2021

TERJEBAK PACAR NAKALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang