Kejutan di toilet

49K 338 21
                                    

Mereka bertiga akhirnya pergi ke Mall yang cukup terkenal dan berkelas untuk kalangan orang-orang berduit. Sean berjalan beriringan dengan Sarah disampingnya sedangkan sang Mama berjalan bersebelahan dengan Sarah. Jadinya gadis itu diapit oleh Sean dan Ibu Sarah.

Tapi ada yang beda kali ini Sarah yang biasanya jika berjalan berdua dengan Sean selalu bergandengan tangan tapi tidak hari ini Sarah bergelud manja di lengan Mamanya.

"Ma kita mau ngapain sih ke Mall?" mengabaikan Sean di sebelahnya Sarah sibuk mengobrol dengan Mamanya.

"Jalan dong nak sekalian belanja biar baju kamu gak itu-itu aja modelnya."

"Iiiihhh Mama kok bilang baju Ara itu-itu aja modelnya. Ara kan suka pake celana jins sama kaos oblong gini gak ribet. Nyaman lagi," jelas Sarah sambil tersenyum bangga ke arah Mamanya.

"Huh! Kamu itu kek anak gak tahu fashion tahu! Sini Mama ajain pake baju sama sepatu yang bener," Mama Sarah menyeret anaknya ke salah satu butik di Mall tersebut.

"Mama..," rengek Sarah. "Pelan-pelan jalannya."

Sean yang berjalan di belakang Sarah juga Mama gadis itu hanya tersenyum sambil memperhatikan kelakuan mereka berdua.

Sean sedikit terhibur. Walaupun dari tadi hanya menonton mereka berdua sibuk memilih dress dan pernak-pernik aksesoris wanita Sean tetap senang.

Sesekali Mama Sarah bertanya dengan Sean. Wanita itu juga ingin mendengar pendapat cowok yang sudah dianggapnya anak tersebut. "Sean ini cocok kan sama Ara?"

Mata Sean mendelik melihat gaun berwarna biru maroon tersebut. Terbuka dipunggung dan terlalu sexy menurut Sean. Tapi pria itu tidak bisa berkata tidak pada Mama Sarah. Dia tidak ingin di cap anak yang tidak sependapat dengan Mamanya Sarah. "I...iya Ma. Bagus."

Mama Sarah tersenyum bahagia sambil menoleh ke arah Sarah yang melihat aneh pada Sean. "Tuh kan kakak kamu aja suka sama pilihan Mama. Sana coba!"

"Kak Sean yakin?" tanya Sarah tidak percaya.

Sean hanya terdiam tanpa mau bicara dia pura-pura tidak melihat dan mendengarkan Sarah sedangkan Mamanya terus saja memaksa anaknya itu untuk menuju ruang ganti.

"Udah sana Ara! Coba dulu! Sana!"

"Mau tidak mau Sarah menurut sama usulan Mamanya itu. "Iya Ma, Iya."

Sean cuma melihat pasrah Sarah yang masuk ke dalam kamar ganti itu. Sambil menunggu Sarah keluar dari kamar ganti Sean mencoba mengobrol ringan Ibu Sarah. "Biasa aja Ma. Sekolah kan gitu-gitu aja gak ada yang gimana-gimana. Cuma belajar, ngerjain tugas pr, nongkrong, maen sama temen, paling sesekali rapat osis."

Tiba-tiba ponsel Sean bergetar. Sean dengan hati-hati merogoh saku celananya. "Ma Sean angkat telvon dulu ya."

Mama Sarah lalu tersenyum dan mengangguk. Sean berjalan santai keluar dari butik agar suaranya tidak terdengar oleh Mama Sarah.

"Hallo Kim."

"Sayang di mana sih? Katanya mau ke sini kok gak sampe-sampe. Jadikan kamu ke apartemen aku?"

Sean baru ingat dia ada janji dengan cewek di balik panggilan itu, "Sorry gua lupa ngabarin lu. Gua gak jadi ke apartemen lu. Gua lagi di Mall nih nemenin Mama Sarah belanja."

"Loh kok gituh sih yaaangg," rengek Kimberly manja di balik ponsel. "Aku udah nungguin dari tadi loh ini. Ke sini dong yaang. Lagian kenapa sih kamu nemenin nyokapnya belanja? Emang ke mana anaknya?"

"Sarah ikut juga," jawabnya seadanya.

"Loh kalo dia ikut ngapain kamu juga temenin mending ke apartemen aku. Sayang gimana sih? Emang kamu gak kangen sama aku?" Kimberly mulai bertanya tiada henti.

TERJEBAK PACAR NAKALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang