9. Arhan Hidup!

9 3 1
                                    

Ini hanya cerita fantasy dan real dari pemikiran author sendiri jadi mohon dukungannya ya!❤️

Happy Reading ❤️

"Aku baru tahu bahwa hidup
Begitu kejam, tapi aku tahu
Naila tetap lembut seperti biasanya." -Refaizma

"Kak Fanny!" Teriakan itu membuat mereka kaget dan menoleh untuk melihat bahwa seorang anak laki-laki berlari dan langsung memeluk Fanny.

"Arhan!" Fanny tak kuasa menahan tangisnya, ia tak menyangka bahwa Arhan adiknya akan selamat di dalam rumah yang memiliki beberapa zombie ini!

"Kak, aku takut!" Arhan juga menangis dan mengeluh manja kepada Fanny, ia benar-benar syok dengan kejadian yang menimpanya.

Pada pagi hari, Arhan bangun dari tidurnya dan ingin sarapan pagi seperti biasanya tapi ia tidak menyangka bahwa pada saat ia akan membuka pintu tiba-tiba sepupunya yang telah berubah menjadi zombie ingin menggigitnya.

Tanpa pikir panjang Arhan menendang sepupu tersebut dan menutup pintu dengan jantung yang berdetak kencang, hanya sedikit lagi sebelum ia juga berubah seperti sepupunya menjadi zombie!

Arhan mendorong lemari baju untuk menutup pintu, jendela juga di kunci dengan baik berharap bahwa zombie tidak bisa memecahkan kaca jendela kalau tidak ia akan mati saat itu juga.

Zombie semakin banyak berkumpul di luar pintu kamarnya dan menggedor-gedor pintu membuat Arhan menggigil ketakutan, di saat ia akan menyerah dan siap untuk bunuh diri supaya tidak menjadi zombie dan mati dengan cara yang terhormat tiba-tiba pintu kamarnya tidak di gedor lagi.

Ia bingung sekaligus senang apakah zombie itu telah pergi? Tapi ia tidak berani untuk membuka pintu sampai ia mendengar suara orang banyak yang berbicara, dengan keberanian terakhir yang ia miliki Arhan pun membuka pintu kamarnya dan betapa bahagianya dia pada saat melihat Fanny!

Seluruh ketegangan yang Arhan rasakan dan kesedihan ia tumpahkan pada saat bercerita di pelukan Kakaknya, sedangkan mereka yang mendengar cerita Arhan merasa sedih sekaligus gelisah bagaimana dengan keluarga mereka?

Naila adalah yang paling emosional, ia juga menangis sedih dan menghibur Arhan supaya tidak terlalu sedih lagi karena mereka akan melindungi Arhan sebaik mungkin, ia juga ingat akan adiknya yang di rumah dan merasa semakin sedih.

Tapi kesedihan hanya sementara, jika beruntung maka Naila yakin adiknya juga bisa seperti Arhan yang selamat.

"Kita harus pergi ke rumah Stella dan Farhan, hari ini kita istirahat di rumah Farhan." Setelah beberapa saat yang sedih Antika juga telah mengevaluasi kemajuan mereka dan arah tujuan mereka akan kemana di masa depan.

Karena rumah Stella dan Farhan yang terdekat dari rumah Fanny maka hari ini mereka akan menjelajah apakah dari keluarga mereka ada yang selamat, jika ada akan mereka bawa dan rawat juga mereka akan istirahat di rumah Farhan karena rumahnya memiliki pertahanan yang bagus untuk di tinggali sementara.

Tanpa membuang waktu mereka langsung pergi ke rumah Stella terlebih dahulu, di setiap jalan banyak sekali mereka melihat zombie yang mengejar mereka dan dengan santai serta hati-hati mereka membunuh semuanya.

Arhan melihat pada saat pisau atau pedang panjang mengayun ke leher zombie atau mematahkan kepalanya menjadi dua merasa merinding ketakutan tetapi karena itu terus terulang lagi, ia menjadi terbiasa dan menjadi acuh tak acuh.

Memang kejam tapi inilah yang harus mereka hadapi, bukan tidak mungkin untuk Antika memasukan Arhan ke ruang angkasanya tapi itu hanya akan menjadi kesalahan fatal, pada saat Antika terbunuh berarti Arhan juga terbunuh. Atau pada saat Antika tidak ada dan Arhan terpisah dengan kelompok bukannya ia akan mati di mulut zombie?

Jadi semua harus kuat di hari-hari terakhir seperti ini, jika kamu lalai sedikit kamu akan mati.

Karena mereka melewati jalan yang relatif sepi dan sunyi, merekapun segera sampai di rumah Stella alangkah terkejutnya Stella pada saat melihat rumahnya sudah berlumuran darah yang sangat banyak dan darah itu masih segar!

Dengan hati yang berdebar-debar Stella langsung masuk ke dalam rumah, apa yang ia lihat membuat air matanya tidak bisa berhenti jatuh karena yang Stella lihat adalah para tetangganya yang dulu sedang menggerogoti anak bayi.

Satu-satunya bayi di sekitar rumahnya adalah adiknya jadi tetangga yang sudah menjadi zombie busuk itu sedang menggerogoti adik bungsunya!

Dengan kemarahan dan kesedihan, Stella mencabut senjatanya dan menusuk dengan gila ke salah satu zombie yang paling dekat dengannya.

Dugg....

Satu kepala telah jatuh begitu saja, melihat bahwa ada mangsa baru yang segar para zombie busuk itu melompat dan ingin mengigit Stella yang masih linglung karena melihat mayat adiknya yang tidak lagi utuh!

Mereka yang melihat ini pun tidak tinggal diam dan membunuh sisa zombie.

BRUKK....

Stella duduk bersimpuh lemah melihat mayat adiknya dan menangis tanpa suara, karena tidak lagi utuh mayat adiknya tidak bisa menjadi zombie.

Stella ingin menangis dan berteriak kencang tetapi ia tidak sanggup, mulutnya kelu dengan semua yang terjadi ini.

"Huhuu...hikss.. Ka-kakk..." Dari balik sofa di ruang tamu tersebut ternyata adik keduanya, Kinara nangis dengan tersedu-sedu sambil memegang pisau dan tubuhnya telah bernoda banyak darah!

"Kinara!" Stella tidak menyangka bahwa Kinara adiknya masih hidup dan melihat keadaan adiknya ia takut, sangat takut jika adiknya terkena goresan zombie atau terluka hatinya akan sangat sakit dan hancur!

"Hikkss.. k-kakk... A-dik... Huaa.." Suara tangisan Kinara sudah tidak bisa di bendung lagi dan ia dengan cepat berlari ke pelukan Stella.

"Tidak apa-apa sayang, tidak apa-apa," Dengan suaranya yang serak Stella menenangkan Kinara walaupun hatinya sedang hancur dan air mata terus berjatuhan, ia tetap tidak ingin terisak nangis dan membuat Kinara semakin sedih.

Kinara sedang menonton televisi bersama adiknya, tiba-tiba pintu rumah di gedor-gedor. Kinara yang tidak curiga dan sedikit kesal pun ingin melihat siapa yang menggedor-gedor pintunya.

Tapi alangkah terkejutnya ia pada saat melihat di jendela, wajah yang hancur dan tangan yang sudah berlumuran darah dengan jari yang tidak utuh menggedor-gedor rumahnya dengan menggunakan kepalanya!

Bukan hanya satu, tapi zombie itu datang lagi dan lagi Kinara juga sudah ketakutan setengah mati dengan cepat ia mematikan televisinya dan mengunci pintu setelah itu menggendong adiknya dan mengambil pisau dapur untuk berjaga-jaga!

Tapi pintu rumah tidak bisa menahan zombie yang tanpa lelah menggedor-gedor pintu dengan tubuh hancur mereka!

Dan pada saat itu pula adiknya menagis keras, zombie yang mendengar tangisan bayi pun semakin menjadi gila!


Bersambung...

Salam manis

Antika❤️

Ig : antika8076

Survive In The Last DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang