6. Menyelamatkan Babu di Sekolah

12 3 0
                                    

Ini hanya cerita fantasy dan real dari pemikiran author sendiri, jadi mohon dukungannya!!

Happy Reading ❤️


'Disaat kami akan kehilangan
harapan untuk hidup, mereka datang sebagai penyelamat.
Seharusnya kami senang, tapi kenapa kami menangis?'  -Wira

BRAKK... BRAK... BRAKK...

'Ggrrhhh.... Krauk-krauk' suara mengunyah dan mengerang dari makhluk yang tidak di inginkan oleh siapapun di dunia ini.

Setelah mereka sarapan, Antika berdiri dan siap untuk keluar dari kamar asrama dan sudah di pastikan apa yang akan ia temui di luar.

"Bersiaplah dan jangan menggunakan kemampuan supernatural kalian, gunakan kemampuan fisik kalian." Antika dengan lugas  mengingatkan mereka.

Dan mereka setuju dengan apa yang dikatakan Antika, karena Antika sudah menceritakan betapa kejam dan menjijikkan dunia apokaliptik ini.

Jangan sampai karena gegabah akan membawa banyak masalah yang tidak perlu.

Antika melihat bahwa semua sudah bersiap dan ia membuka pintu untuk melihat keadaan di luar, sungguh itu seperti apa yang ia pikirkan.

Koridor asrama yang dulunya sangat bersih sekarang sudah di penuhi dengan potongan-potongan tubuh manusia, bau menjijikkan dan darah kotor menghiasi koridor asrama ini.

Mereka melihat zombie berkumpul di kamar asrama di sebelah kamar mereka. Zombie memiliki kulit pucat dan busuk mengerikan, mata putih buta, kuku busuk yang memanjang dan darah menjijikkan memenuhi tubuh mereka.

Mencium bahwa ada daging segar lagi, zombie yang tadinya berada di kamar sebelah asrama mereka langsung berhamburan berlari dengan gila ke arah mereka.

Untungnya, karena banyak siswi di asrama sudah pergi ke sekolah jadi tidak terlalu banyak zombie yang berkumpul.

Antika dengan cepat bereaksi, dan yang lainnya juga dengan cepat bereaksi untuk mengambil senjata yang sudah di persiapkan baik-baik oleh mereka.

Pada saat zombie pertama datang, ia dengan ganas berlari ke arah Antika sedangkan Antika yang sudah siap sedari tadi pun dengan cepat memotong tangan yang akan menyentuhnya dengan pedang panjang yang di bawanya.

'Ggrrrhh!' zombie tidak mengenal rasa sakit, jadi walaupun tangannya sudah terpotong oleh pedang Antika ia tetap dengan gila berlari ke Antika membuat matanya dingin menatap zombie itu.

Srettt.....

Dengan lambaian pedang panjang itu, kepala yang tadinya masih utuh telah terbelah menjadi dua.

Melihat bahwa Antika telah berhasil membunuh zombie, mereka juga tidak membuang waktu dan dengan cepat memecahkan kepala zombie seperti semangka.

Zombie dihari pertama memang sangat lemah, hanya mengandalkan hidung yang sensitif kepada darah segar untuk mendapatkan makanan. Jika ia lelaki besar yang kuat sudah pasti akan bisa menangani zombie di awal-awal dunia apokaliptik.

"Gali kepala mereka." Setelah Antika berkata dan mereka melihat bahwa ia menggali otak zombie dengan sarung tangan dan melihat bahwa apa yang digali adalah kristal putih yang cantik.

"Apa itu?" Tanya Tissa penasaran.

"Inti kristal zombie, bisa meningkatkan kultivasimu." Antika membalas pertanyaan Tissa sekaligus menjelaskan.

"Ada hal yang sangat cantik di zombie busuk ini!" Naila yang antuasias pun mulai menggali inti kristal keluar dari zombie, pantas Antika membagikan sarung tangan kepada mereka ternyata tujuannya untuk ini.

Tanpa membuang banyak waktu, mereka sudah menggali inti kristal dari otak zombie di seluruh asrama putri ini. Benar-benar tidak ada satupun yang selamat, sangat di sayangkan tapi tidak ada dari mereka yang menyesal tidak menyelamatkan mereka lebih awal.

Karena ini dunia apokaliptik dunia akhir, tidak perlu menolong orang yang lemah yang akan mati kapan saja.

Dan juga jika kita memiliki hati yang lembut, jangan berharap bisa hidup lama di dunia apokaliptik ini. Ketulusan hati manusia lama-lama akan menjadi kejam, yang baik menjadi buruk jadi tidak perlu berbaik hati dari awal.

"Semua inti kristal sudah di gali, sekarang kita akan kemana?" Setelah mengumpulkan semua inti kristal, Stella bertanya dan semua orang menatap Antika.

"Pergi ke sekolah." Balas Antika dengan senang.

"Kenapa harus ke sekolah?  Pasti banyak teman-teman kita yang sudah menjadi zombie aku tidak tega membunuh mereka!" Naila bertanya dengan naif.

"Tentu saja untuk menyelamatkan mereka, seharusnya masih ada yang selamat di sekolah." Fanny menjelaskan dan mereka akhirnya paham.

"Yaudah ayo berangkat guys, sebelum mereka mati." Kata-kata lugas Tissa membuat mereka tidak ingin membuang-buang waktu lagi.

Asrama dan sekolah mereka tidak jauh, karena Asrama ada di belakang sekolah mereka harus pergi ke sekolah dengan aman, pada saat mereka melihat sekolah dari jendela kelas mereka terkaget, terlalu banyak zombie dimana-mana.

"Tolong... Akkhhhh!!!!" Teriak salah satu adik kelas mereka memukul-mukul jendela.

Tapi karena dikelas sudah terlalu banyak zombie dan dia terlalu berisik dengan cepat zombie menariknya dari jendela dan menggerogotinya, dan zombie itu adalah teman sebangkunya dulu.

Tak berapa lama kemudian, ia menjadi salah satu zombie dikelas itu. Zombie ini berbeda dari yang di film di televisi, kalau di televisi zombie hanya menghisap darah orang segar sampai mati.

Tapi kalau yang mereka lihat sekarang adalah zombie itu menggigit leher seseorang sampai koyak, setelah itu mereka akan menghisap darahnya sampai kering. Bukan hanya leher saja tetapi pergelangan tangan, kaki, perut dan lainnya yang mengandung banyak darah akan mereka gigit sampai koyak dan meminum darahnya.

Sampai mayat itu berbau busuk, baru mereka akan meninggalkannya. Tapi walaupun begitu, selama kaki mayat itu bisa berjalan ia akan tetap menjadi zombie.

Mereka melihat seluruh proses dan itu menghabiskan 10 menit, ternyata perubahan zombie terjadi 10 menit kemudian!

Ini terlalu cepat, padahal pada saat Antika membaca banyak novel di katakan bahwa perubahan manusia yang terinfeksi paling cepat selama 2 jam, tapi ia tidak menyangka di dunia asli akan secepat ini.

Antika sekarang paham bahwa ia terlalu meremehkan dunia apokaliptik, menjadi kuat bukan hanya untuk melindungi diri dari zombie tetapi dari manusia lainnya juga.

Melihat kengerian zombie mereka pucat, untung saja mereka memiliki ruang Antika dan juga mereka sudah berlatih seni bela diri, jika tidak mereka bisa melihat diri sendiri terkoyak oleh gigi busuk zombie.

Tidak! Tidak mau, bahkan jika mereka akan mati mereka akan mati dengan bersih dan tidak akan berubah menjadi zombie yang menjijikkan ini!

Zombie tidak bisa melihat mereka, zombie buta tetapi indra penciuman mereka tajam untung saja ada jendela yang menutupi bau manusia mereka.

Melihat di jendela bahwa kemungkinan besar orang-orang di dalamnya telah berubah menjadi zombie, merekapun tidak akan mengambil resiko untuk datang ke kelas yang penuh zombie ini.

Jika di kelas tidak yang hidup lagi, tidak perlu berlama-lama di sekolah. Mereka bukan orang suci yang akan menyelamatkan orang dengan bayaran hidup mereka sendiri, lebih baik pulang kerumah untuk melihat keadaan di rumah.

Mereka sudah memiliki pemahaman yang mendalam secara diam-diam, dan mereka siap untuk pergi dari sekolah. Pada saat mereka akan pergi, Stella terkena batu yang terlempar entah dari mana.

"Aduhh!!" Stella mengeluh dengan kesal, mereka pun melihat sekeliling dan tahu bahwa lemparan batu itu dari koperasi di sebelah kelas mereka.

Tiba-tiba muncul sebuah kepala manusia, dan segera mereka tahu kepala milik siapa itu!

Bersambung ❤️

Salam manis

Antika ❤️

Ig : antika8076

Survive In The Last DaysWhere stories live. Discover now