ANDROMEDA : Prolog

48K 2.7K 41
                                    

Hai selamat datang,
Selamat menikmati sajian hangat untuk memuaskan hasrat baca para pecandu cerita. 😉

________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

________

"Eungh.."

Gadis itu menggeliat, mulai membuka mata dan menyesuaikan pandangannya dari cahaya yang masuk. Tapi alangkah terkejutnya ia begitu ia sadar dan melihat ornamen kamarnya yang suram. Seingatnya ia sudah membuang semua barang dikamarnya termasuk yang mudah pecah dan menggantinya dengan yang lebih aman termasuk mengganti warna cat kamarnya menjadi lebih fresh, tapi ini.. Di sekeliling ranjangnya pun ia bisa lihat banyak barang berserakan.

Tidak mungkin!!

Ia segera terbangun dan menuju cermin fullbody dikamarnya.

Sumpah, demi apa? Gue jadi remaja labil lagi?

Masak iya, gue kembali ke masa lalu?

Teringat akan sesuatu ia, segera mencari keberadaan benda pipih kesayangan sejuta umat untuk melihat tahun berapa sekarang. Matanya membesar kala tau ia benar-benar kembali ke masa lalu, tepatnya saat usia 16 Tahun.

Ia seharusnya sudah 29 tahun, berarti dia kembali mengulang 13 tahun kehidupan?

Njir, gue harus ngulang masa depresi gue? Batinnya sendu. Tubuhnya merosot, jujur kakinya sudah seperti jeli sekarang. Lemas.

Dulu diumur 9 tahun dia pernah dilecehkan beberapa kali oleh orang yang sama, dan membuatnya trauma.

Saat itu dipikiran gadis itu hanyalah dirinya yang kotor.

Karena ketakutannya yang tidak ingin diolok-olok kotor dan segala macam hinaan ia memutuskan untuk menyembunyikannya dari siapapun, bahkan orangtuanya sendiri. Sekuat mungkin ia menutupi hal yang menurutnya aib itu.

Seiring waktu berjalan karena terlalu takut dengan segala ketakutannya ia sering menyendiri. Melampiaskan kekesalannya pada diri sendiri yang dulu pasrah saja dilecehkan. Dia yang tiba-tiba marah terhadap diri sendiri, dia yang sering merasa ketakutan bertemu orang, dia yang sering merasa sedih, dia yang khawatir masa depannya buruk dan tidak ada yang menerimanya, serta dia yang depresi akibat semua pemikiran-pemikirannya yang berkembang biak.

Ia takut, sangat takut. Takut kehilangan harapan. Tapi semua hal yang menjadi gejala traumatik itu hanya timbul saat dia sendiri. Karena, dia sama sekali tidak mau ada satupun orang yang tau akan kondisinya dan memaksanya untuk bercerita penyebab traumanya.

Dan sekarang, diumurnya yang ke 16 ini adalah puncak-puncaknya ia mengatasi traumanya. Di usia sekarang yang ia ingat, ia kan dituduh menyelingkuhi sahabatnya sendiri, padahal si cowok Cuma bertanya bagaimana kondisi sahabatnya dan sebagainya. Kemudian ia dijauhi satu sekolah, dihina, dan dimaki, padahal dia hanya berniat membantu, sama sekali tidak memiliki niat apapun selain itu. Tapi malah.. sial.

"Oke, pertama, sekarang cari alasan kenapa gue bisa balik kemasa lalu. Gue udah mau nikah lo ini, kok tiba-tiba bisa balik kesini? Arghh.. gimana sama Gentala, dia gak jadi nikah dong?"

"Ckk, dari sekian orang didunia ini kenapa harus gue yang kembali ke masa lalu?" gerutunya.

Ia kesal, sungguh kesal. Ia kembali ke masa dimana titik terendahnya terjadi. Ia harus apa? Dan sepertinya ia sudah mulai dijauhi satu sekolah, maka dari itu ia mengamuk depresi dan menghancurkan kamarnya.

Gak, gak boleh. Dia gak boleh mengulang kejadian masa lalu dengan melampiaskan emosinya pada sesuatu yang berguna. Dulu ia ingat betul, setelah menghancurkan kamarnya yang sudah menyerupai kapal pecah, ia pergi clubbing dan berakhir menjadi gelandangan karena kehilangan barang-barangnya setelah mabuk.

Dia gak boleh kalap

Rileks

Kuasai keadaan

Dan

Yang terpenting, ia harus tenang.

___

Segini dulu buat prolog-nya, gimana sesuai dengan ekspektasi kalian gak?

Tenang aja konfliknya gak berat-berat kok, ringan dikit. Have fun 😁

ANDROMEDAWhere stories live. Discover now