Hingga pagi menjelang, Naruto sudah ditinggal sendirian di kamar tidurnya.

Dri arah dapur Rias masak dengan alunan merdu dari gumamannya. Wajah cantiknya begitu ceria dan cerah setelah Naruto sudah ada bersamanya, lalu tak lama kemudian Naruto sudah datang ke meja makan dengan pakaian formal yang gagah usai mandi "selamat pagi Naruto," sapa Rias riang.

"Selamat pagi juga istriku," senyum Naruto sambil memberikan kecupan manis dipipi Rias.

"Naruto.. aku pikir kau tidak perlu memakai pakaian yang lama itu," tunjuk Rias.

"Kenapa? Pakaian Ini yang kau hadiahkan untukku, kamu tidak ingat?"

"Benarkah? Hihi sepertinya aku terlalu banyak menghadiahi pakaian untukmu," balas Rias kembali fokus ke hidangan yang masih dipersiapkan ke dalam wadah.

"Yah. Ini masih terlihat bagus dan cocok."

"Aku senang mendengarnya, kamu terlihat tampan."

"Jadi apa yang kau lakukan selama aku bertugas?" peluk Naruto dari belakang.

"Tidak ada selain merawat bunga," balas Rias menoleh ke wajah Naruto yang sangat minim jaraknya.

"Kau tidak bekerja?" Tanya Naruto tersenyum.

"Apakah itu termasuk melakukan hal yang menyenangkan? Jangan bawa-bawa masalah pekerjaan di rumah kita Naruto," Tegur Rias masih tersenyum anggun.

"Kau benar," sekali lagi Naruto mencium pipi gemas istrinya.

"Ehhmm Naru kalau gitu boleh kita lanjut yang semalam?" Jiwa dan raga Naruto sedikit tegang mendengar nada rayuan dari Rias, dengan senyuman cantik dan badannya yang mulai merangkul bahu kekarnya. Perlakuan singkat Naruto nampaknya bikin istrinya baper sendiri.

Tok tok tok

"Hehe Biar ku buka," saut Naruto dengan watadosnya.

"Naruu!," gumam Rias menatap kecewa.

Grek

Pintu terbuka dan nampak sosok pria dengan wajah datarnya ke arah Naruto.

"Heil Hitler," ujar seorang polisi militer di depan pintu rumah.

Naruto membalas gerak hormat tersebut "Heil Hitler."

"Maaf mengganggu Kapten Naruto, anda diminta untuk memberikan berkas laporan anda selama di Leningrad."

"Aku mengerti, tunggu sebentar."

Tidak memakan banyak waktu setelah pergi mengambil, Naruto memberikan tas kecil yang berisi laporan tentang tugasnya.

"Terimakasih atas kerjasamanya."

Beberapa hari kemudian

Teeeettttt

Alarm seluruh Kota menggema, nampak dari langit bayang-bayang pesawat bomber sekutu melaju sambil menjatuhkan ratusan bom ke pemukiman penduduk. Sirzeach melihat itu dan sedang tidak berada di Berlin, lebih tepatnya dalam kota bagian barat yang di mana banyak pasukan akan di bawa pergi ke Italia.

Kejadian itu tidak berlangsung lama, semuanya selesai seusai ditembak jatuh atau kembali ke markas "mereka sudah makin dekat," gumam Sirzeach.

"Mayor Sirzeach, kita sudah ditunggu rombongan," ujar seorang prajurit bawahannya yang memecahkan kesunyian pikiran pria merah itu.

"Baik, aku segera ke sana" angguk Sirzeach yang berniat naik kereta militer dan akan berhenti di stasiun rute Jerman-Italia.

Dan tempat tersebut ternyata Naruto dan Rias Jauh-jauh pergi untuk memberikan ucapan perpisahan. Rias melambaikan tangan kepada ribuan rombongan prajurit Wermatch yang datang mencari kakaknya di dalam sana. Lalu Sirzeach berlari ke arah mereka yang menunggu sosoknya.

Swastika Front (Naruto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang