Bab 13 Dua Cincin

3K 605 213
                                    

Alhamdulillah, aku update lagi yeay...

Seneng kan?

Padahal belum 300 vote wkwk

Karena banyak yang semangat komen, aku juga semangat ngetik. Hehee

Happy Reading 💖

______________

Gak dianggap saat peduli-pedulinya itu memang sakitnya luar biasa.

Terlanjur Cinta

Pengunjung kafe kali ini tidak terlalu ramai. Mungkin karena belum waktunya makan siang. Hanya ada tiga orang di meja lain.

Tanpa sadar Zhira tersenyum melihat cara makan Alvin yang tidak pernah berubah. Lelaki ini selalu berantakan kalau makan, seperti tidak makan selama seminggu.

"Pelan-pelan kak Al," ucap Zhira meraih tisu dan menghapus jejak saos di sudut bibir lelaki itu.

Untuk sesaat tatapan keduanya saling mengunci. Oh Tuhan, semuanya masih sama, tatapan penuh cinta, debar saling sayang, desir yang membahagiakan. Bedanya, sekarang ada ikatan yang memisahkan mereka.

Sudut bibir Alvin terangkat, membentuk senyuman yang teramat indah. Gadis ini tidak tahu sudah berapa lama nafsu makannya berantakan. Entah mengapa makan bersama Zhira terasa sangat nikmat.

Zhira tidak tahu kenapa perasaannya selalu begini, saat ia berusaha menjauh, ia selalu kembali padanya.

Plak! Tangan Zhira terhempas keras setelah mendapat pukulan kuat dari seseorang. "Sesil."

"Stop manggil gue Sesil!"

"Ah iya gue lupa! Sesil sahabat gue, gak mungkin berbuat kasar seperti ini. Hanya si brandal Shesa yang bisa kasar kek gini, kan?" Itu benar, Shesa merupakan alter egonya Sesil, saat Sesil lemah, Shesa akan menguasai tubuhnya.

Sampai saat ini pun Zhira merasa bingung, apa yang membuat Sesil lemah hingga Shesa kembali? Apa karena masalah keluarga lagi?

"Iya, kenapa? Lo ini jadi cewek murahan banget, sih. Udah nikah masih aja gangguin tunangan orang."

"Sesil!" bentak Alvin.

Zhira menatap sinis. "Gue gak ganggu. Gue cuma mau ngembaliin ini." Zhira melempar paperbagnya pada gadis itu. Di sana ada beberapa benda pemberian Alvin. "Kalo gitu gue pergi. Permisi."

Zhira melewati Shesa, bahkan sedikit menyenggol bahunya. Jangan berpikir Zhira akan takut padanya, dia hanya tidak ingin mengundang masalah. Karena sejak tadi mereka jadi tontonan pengunjung lain.

Alvin menepis tangan Shesa ketika gadis itu menahannya, lalu mengejar Zhira. "Aku antar, ya."

"Gak usah, Kak. Aku bukan anak kecil, aku bisa pulang sendiri."

"Baiklah, Hati-hati di jalan."

***

Gemma yang sejak tadi menyadap perangkat Zhira atas perintah Ghaza, kembali fokus pada laptopnya. "Beneran gak mau liat pesan pribadinya?"

"Gak. Gue gak suka liat privasi orang lain tanpa izin."

"Ya udah." Gemma acuh. Lalu keluar dari laman media sosial gadis itu.

Tak lama kemudian kolega bisnis yang papanya maksud datang. Beliau mengajak satu putrinya. Usai perkenalan, perbincangan bisnis pun dimulai. Gempar yang belun paham sedikitpun tentang bisnis hanya bisa mencomot makanan di meja. Gemma fokus pada laptopnya, hanya Ghaza yang paham bisnis, jadi sesekali menimpali.

Terlanjur Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang