12. Rise and Shock

9.7K 1.7K 885
                                    

🎧Love Actually - Sunny Hill, DAYBREAK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎧Love Actually - Sunny Hill, DAYBREAK

______________

Mendengar derap langkah seseorang menuruni tangga pagi ini membuat Nyonya Jeon menegakkan kepalanya, ia berada di dapur beberapa menit yang lalu. Dan belum ada yang bangun selain dirinya pagi ini, ketika menoleh untuk melihat siapa yang datang, Nyonya Choi mengernyitkan alisnya.

"Pagi, Ibu." Jihan menyapa disertai senyumnya yang manis terukir untuk sang mertua. Ketika mendekat untuk membantu, ia terdiam dan menatap heran ibu mertuanya yang terus melihatnya. "Kenapa?" Akhirnya Jihan bertanya, dan memerhatikan keadaan dirinya yang seperti dipindai Nyonya Choi.

"Tidak ada sesuatu yang terjadi semalam?" Nyonya Choi memejam sekilas, seakan sadar pertanyaannya melantur, "Maksud Ibu, semalam kau tidak dimarahi Jungkook, 'kan? Soalnya wajahnya agak menyeramkan ketika memanggilmu."

Jihan mengerjapkan matanya berulang kali memikirkan semalam ia dengan Jungkook melakukan apa. Dimarahi? Sangat jauh malah, justru dimanja. Ia dan Jungkook sudah melakukan berbagai macam pelukan semalam, Jihan sampai menendang gulingnya ke bawah ranjang sebab sudah tidak membutuhkan benda itu lagi.

Walaupun badan suaminya kekar dan tak selembut guling yang Jihan peluk, setidaknya Jungkook lebih unggul karena ia begitu hangat. Semalam Jihan akhirnya bisa tidur seperti biasa meski didekap erat, waktu pertama kali ia belum terbiasa dipeluk Jungkook dan berakhir begadang. Yah, Jihan tipe orang yang sukar berbaur cepat dengan keadaan baru, sebab itu perlu waktu dan kesabaran jika ingin jauh untuk mengenalnya.

"Tidak dimarahi. Jungkook hanya membicarakan soal rumah baru saja." dustanya.

"Iya ya, Ibu lupa juga soal itu. Kira-kira kapan selesai?"

"Sebulan, mungkin?" Jawabnya kurang yakin.

Nyonya Choi yang sedang membersihkan bahan masakan kontan merekahkan senyum. "Sepertinya bulan madu kalian nanti di rumah baru."

Mulanya Jihan kurang cakap mengartikan ucapan mertuanya lantaran sibuk dengan masakan, setelah sadar ia berhenti sejenak dari kegiatan. Jihan sampai sekarang belum memberikan kepastian pada Jungkook soal bulan madu, ia pikir sebaiknya mereka berdua saling mengenal lebih jauh dulu supaya tidak terkejut dengan suasananya nanti.

Otak Jihan selalu bersemangat untuk ini, namun kadang respon hati dan tubuhnya tidak seiras. Menyebalkan sekali dipikir-pikir, dicium mendadak dengan gigitan ringan saja Jihan merasa sedang dilucuti, mau menangis juga. Apalagi ini, berduaan di tempat jauh.

Memang sih, bulan madu bukan hanya tentang kegiatan malam saja. Yang lebih penting, 'kan, waktu yang mereka habiskan selama bulan madu membuahkan hasil, yakni mereka kian rapat dan makin santai berinteraksi. Itu yang paling utama.

"Kalau menunggu rumah selesai, itu ... cukup lama, Bu." cicit Jihan dengan tangannya yang masih anteng memotong daging di atas talenan.

Respon Nyonya Choi langsung berbinar. Terdengar sekali jawaban Jihan di benaknya seperti wanita itu sudah tidak sabar ingin berbulan madu. "Ibu bantu carikan tempatnya. Jihan tenang saja."

CheeseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang