Choi Jungkook itu pintar, dermawan dan perlente. Sosoknya dikagumi sebagai wakil wali kota Gwangju. Tapi tak sedikit orang-orang membicarakan statusnya yang masih melajang di usianya yang sudah memasuki kepala tiga.
Pria itu harus mengakhiri status...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
🎧Photograph - Kim Namjoo& Yook Sunjae
____________
Pukul tujuh malam, Nyonya Choi yang menemani suaminya menonton televisi nampak terkejut ketika mendengar suara mobil memasuki halaman rumah. Ia dan suaminya saling bertatapan dengan raut wajah heran.
"Baru jam tujuh dan mereka sudah pulang?" tanya Nyonya Choi merasa tidak terima, "Singkat sekali. Jungkook tidak bercanda dengan permintaanku, ia benar-benar datang tidak kemalaman." Padahal, 'kan, Nyonya Choi hanya sekadar main-main mengatakannya, ia malah berharap anaknya bisa menikmati waktu bersama Jihan dengan lama. Tidak masalah dengan itu, Nyonya Choi justru senang sekali.
"Makanya jangan main-main. Sudah tahu anaknya tidak suka diguyon. Yang bercanda dianggap serius." Tuan Choi berkomentar, masih pada posisinya duduk menyilangkan kaki.
Melihat pintu depan terbuka, hal pertama yang kedua orang tua ini lihat adalah mata tajam Jungkook yang menatap seolah mengatakan 'Jangan goda kami karena baru datang. Jangan.' Di belakangnya ada Jihan yang mengekori, terlihat cantik dengan rambut digerai.
Jungkook berjalan lebih dulu menaiki tangga, sedangkan Jihan entah kenapa jadi malu dan gugup ketika dilihat mertuanya seperti ini. Wanita itu menyapa kedua orang tua suaminya lalu menunjuk bingkisan yang ia bawa. "Jungkook membeli hotteok, Jihan siapkan dulu, ya."
Wanita itu segera pergi dari hadapan mertuanya. Tatapan pasangan Choi itu saat melihat Jihan entah kenapa membuat Jihan ingin kabur, seolah Jihan melakukan sesuatu yang menggemparkan, jadi Jihan malu.
Ketika berada di dapur untuk mempersiapkan camilan yang sempat ia beli untuk orang rumah bersama Jungkook, Jihan menunduk ketika melihat Nyonya Choi menghampirinya ke dapur. Jihan yakin sekali, setelah ini pasti ibu mertuanya itu menanyakan bagaimana kencan Jihan bersama Jungkook sore tadi.
"Aduh, ada yang datang-datang dari berkencan rambutnya langsung digerai." Wanita itu tersenyum gemas melihat pipi menantunya kian memerah ketika dikomentari.
Jihan menyelipkan sedikit rambutnya ke belakang telinga untuk mengalihkan rasa gugupnya. "Ini tadi Jungkook yang mengajak Jihan ke salon. Kebetulan dia ingin merapikan rambutnya, jadi biar sekalian."
Nyonya Choi mengambil sepotong hotteok yang sudah Jihan persiapan di piring, lalu memakannya. "Kalian betul-betul berkencan, 'kan? Tidak ada acara kunjungan dan semacamnya?" Soalnya Nyonya Choi tahu perangai anaknya jika diajak jalan-jalan seperti apa. Image Choi Jungkook sebagai seorang pejabat selalu ia bawa ke mana-mana.
Kunjungan? Sepertinya itu di luar kendali Jungkook. Memang setiap orang yang Jungkook lihat selalu menyapanya dengan hormat, apalagi saat Jungkook tidak dilihat membawa penjaga atau ajudan yang menemani, jadi masyarakat yang melihat pemimpinnya berkeliaran di kota jadi merasa senang dapat melihat dan berbicara secara langsung.
