ᴘʀᴏʟᴏɢ

1.6K 147 12
                                    

" Dhiya sarapan gue mana ini?" Jungwon teriak, ngeliat meja makan gak ada makanan sama sekali buat disantapnya. Dhiya tahu pasti, kalo Jungwon akan mengamuk karna Dhiya tidak menyiapkan sarapan untuknya.

Jangan salahkan Dhiya karna tidak menyiapkan makanan, salahkan kemageran nya yang gak mau belajar masak, atau apapun itu yang berbau mengurus rumah.

"Ya ampun kak, kakak kan udah tau kalo aku gak bisa masak, ya gimana mau nyiapin sarapan, orang aku aja sarapan nya masih disiapin sama mamah terus" Dhiya menjelaskan itu sambil turun dari tangga dan menghampiri Jungwon yang sedang duduk dimeja makan dengan tatapan kesalnya yang diberikan kepada Dhiya.

"Ya kan itu waktu dulu, sekarang udah beda lagi sekarang Lo udah sah istri gue. dan gue gak mau tahu pokoknya Lo harus siapin sarapan atau apapun itu yang menyangkut kewajiban seorang istri. Lo gak bisa dong selamanya mager mageran terus, Lo sekarang bukan Dhiya yang dulu." ucap Jungwon dengan penuh penekanan di setiap kata per katanya.

Kadang Jungwon heran kenapa dia bisa menikah dengan seorang perempuan yang mageran dan galaknya minta ampun kayak Dhiya itu, tetapi Jungwon juga tidak bisa berbuat apa-apa Jungwon dan Dhiya menikah karna perjodohan yang disepakati oleh kedua orang tuanya, tetapi didalam hatinya Jungwon juga menyayangi Dhiya, entah sejak kapan?.

"Terus aku harus gimana kak? Percuma sekarang aku nyiapin makanan kalo ujung ujungnya pasti gosong lagi" ucap Dhiya sambil menuangkan susu kedalam dua gelas, dan membawa roti dengan selai coklat diatas rotinya, lalu memberikan satu gelas susu dan roti nya kepada Jungwon yang sibuk menatapnya dengan pandangan kesalnya.

"Nih makan dulu, aku tahu kakak punya penyakit maag kan" ucap Dhiya sambil ikut duduk bersama Jungwon dimeja makan, dan meminum susu yang Dhiya siapkan tadi.

"Loh kok Lo cuman minum susu doang?" Tanya Jungwon heran kenapa Dhiya tidak ikut makan roti yang Dhiya siapkan

"Aku gak laper, udah kakak makan aja tu roti" terang Dhiya, sebenarnya Dhiya lapar namun Dhiya tidak bisa memakan roti itu karna Dhiya menyiapkan nya hanya untuk satu orang saja.

Dhiya malas kalo harus membuatnya lagi, yang ada nanti dia telat.

"Gak Lo harus makan juga, masa gue doang yang sarapan, sini buka mulutnya" ucap Jungwon sambil mendekatkan kursinya untuk mendekati kursi yang diduduki Dhiya.

"Gak usah kak, akㅡ" belum selesai ngomong mulut Dhiya sudah disumpel dengan potongan roti yang diberikan oleh Jungwon.

"Nah gitu, gimana enak gak?" Tanya Jungwon, Dhiya mengerutkan keningnya bingung, rasa rotinya enak kok, orang cuman roti ditambah selai coklat doang.

"Enak kok, kenapa emang?" Tanya Dhiya yang sudah selesai mengunyah roti yang ada di mulutnya itu.

"Enggak kenapa-napa, cuman gue takut aja Lo racunin gue pake roti ini" ucap Jungwon, Dhiya jelas jelas marah lah, ngapain juga Dhiya racunin Jungwon, gak guna banget.

"Anjing, ngapain juga gw ra-

Cup

Jungwon cium bibir Dhiya sekilas, Dhiya kaget bukan maen, hatinya deg degan oleh Jungwon. Dhiya hanya mematung karna perbuatan Jungwon tadi, sebelum beberapa detik kemudian Jungwon mengatakan.

Suddenly Love (YJW)Where stories live. Discover now