┖ 22┒

6.7K 637 37
                                    

| Iᴛ's Oᴋ |

❈❈❈
.
.
.

Hari itu semua urusan Jungkook telah selesai. Mendaftarkan pernikahan, menyerahkan naskah dan juga seharian bekerja di perusahaan kekasihnya. Sejak ucapan Taehyung waktu itu, makin banyak orang yang menjaga jarak dengannya, bukan karena benci, hanya tak ingin berurusan dengan CEO nya yang tiba-tiba cemburu. Yugyeom pun tampak tidak datang ke kantor, dan itu cukup membuat Jungkook lega, pasalnya dia tidak harus berhubungan dengan pria keras kepala itu.

Irene dan Yerin masih belum berubah, jika awalnya mereka sudah merasa kesal dengan seseorang yang bernama Jungkook, setelah peristiwa itu kadar kebenciannya makin meningkat berkali-kali lipat. Seperti beberapa saat lalu, sudah menjadi kebiasaan Jungkook setiap datang mulai bekerja, dia akan datang ke pantri sekedar membuat teh ataupun coklat panas, tak terkecuali hari ini.

Dia melangkahkan kakinya pelan menuju pantri, dan tanpa sepengetahuannya dua orang wanita mengikutinya. Mereka berjalan mengendap berusaha meredam bunyi tapak high heels yang mereka kenakan. Pemuda manis itu mengambil sebuah cangkir di atas meja, selagi menunggu air yang dia panaskan kembali mendidih, tangannya mengambil sebuah minuman sachet di meja tak jauh dari sederetan cangkir yang tertata rapi.

Setelah menuang air panas itu, dia mengaduknya pelan, sambil menatap ponselnya membaca satu persatu pesan yang Taehyung kirimkan padanya.

From: mine
Baby, aku rindu. Datang ke ruanganku, ya? Beri daddy vitamin P and C!
Kenapa tidak membalas? Aku menunggu. Tubuhku lemas, baby.
Baby.
Sayang.
Honey.
Kesayangan Taehyung. Hey...baby sedang apa?

Dan dia kembali terkikik saat, ponselnya menampilkan notif panggilan, namun dengan cepat dia menggeser tombol merah. Hingga makin banyak pesan yang kekasihnya kirimkan padanya. Dan saat dia hendak menuangkan air yang baru saja mendidih ke dalam cangkirnya itu tiba-tiba saja seseorang menyenggol lengannya, dan membuat air itu tumpah dan menyapa lengannya.

Pyaaarr

"Aww!! Sshh!" ucapnya saat menahan panas di lengannya. "Berhati-hatilah saat berjalan nona! Apa kau tidak melihat ada orang di sini? Bahkan tubuhku lebih besar dari tubuhmu, masih saja  menabrak orang!"

"Oow, sowry! Kami tidak melihatnya, karena kami hanya melihat seperti seonggok..." Irene dan Yerin saling menatap lalu saling menutup hidung mereka. "Sampah dan bau. Kau tahu bukan, kalau seorang jalan bagi kami sama halnya dengan seonggok sampah!"

Jungkook berdiri setelah memunguti beberapa pecahan kaca bekas cangkirnya. Lalu membuangnya.

Tak

Jungkok meletakkan sendok kecil di atas meja. Menatap tajam Yerin dan juga Irene, dia maju dua langkah hingga memperpendek jarak mereka.

"Sebenarnya apa masalah kalian padaku? Aku tidak pernah membuat masalah dengan kalian. Lalu ini? Kalian sengaja bukan? Kau tahu apa yang akan terjadi jika aku mengatakan ini pada manager? Ingat manager, aku belum mengatakannya pada sajangnim. Tentunya kalian masih ingat bukan, ucapan sajangnim tempo hari? Atau kalian sudah lupa?" Jungkook menatap tajam ke arah Irene.

"Kau menggoda sajangnim, bukan? Kau menggodanya dengan tubuhmu? Berapa kau jual dirimu?" nyalang Yerin.

Plaaakkk!

THE CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang