┖ 21┒

6.5K 605 13
                                    

| Oɴᴇ sᴛᴇᴘ ᴄʟᴏsᴇʀ |

❈❈❈
.
.
.

Bukan Kim Taehyung jika dia mau mendengarkan perintah seseorang, apalagi itu seorang Yugyeom yang bersikeras mengaku bahwa dialah tunangan Jungkook. Meskipun memang secara tidak langsung dialah tunangan pemuda manis bergigi kelinci itu. Namun, semua itu tak ada artinya kala Jungkook menolaknya. Dan yang Taehyung lakukan saat ini adalah tetap menjaga miliknya, satu-satunya orang yang dia cintai, yang membuatnya jatuh cinta. Hingga apapun yang pria keras kepala itu katakan tidak akan mengurungkan niatnya untuk segera menikah dengan kekasih manisnya.

Taehyung telah berada di rumah kekasihnya sejak pagi, bahkan dia menyempatkan untuk sarapan bersama dengan Seokjin. Jungkook terkejut saat pagi buta, kekasihnya meneleponnya, dan mengatakan akan datang saat sarapan nanti. Dan benar saja, sekitar pukul tujuh pagi itu, seseorang datang mengetuk pintu rumahnya. Sejenak tersenyum manis dan tampak terpesona dengan entitas yang ada di depannya. Seperti biasanya sosok itu selalu terlihat tampan dan selalu menatapnya hangat, dan jujur saja, Jungkook sangat suka sorot mata itu. Sorot mata hazel yang menatapnya lembut penuh cinta.

"Morning, baby," sapanya saat melihat senyum manis dari kekasihnya yang juga membuat Taehyung terpesona. Manis, bahkan cantik! Taehyung terpana, dan untuk kesekian kalinya dia jatuh cinta.

"Morning, dadd. Tampan sekali..." pujinya, lalu maju satu langkah mencium pipi kanan kekasih tampannya.

"Apa aku datang terlalu pagi?" jawab Taehyung saat merengkuh pinggang ramping Jungkook dan masuk dalam rumah kekasihnya, hazelnya memindai dan dia bisa lihat ada Seokjin yang tengah sibuk berada di pantri kecilnya.

Jungkook menggeleng. Mengajak Taehyung menuju ruang tengah dan sejenak meninggalkan Taehyung menuju pantri.

"Pagi sekali kekasihmu datang, bahkan mengalahkan waktu Joonie," ucap Seokjin saat Jungkook berada di sampingnya meraih sebuah cangkir dan menuangkan air hangat di dalamnya.

"Kami akan mendaftarkan pernikahan, Hyung. Itulah mengapa dia datang lebih awal. Maaf, Hyung, Kookie tidak bisa menerima pertunangan yang Jin hyung atur. Kookie mencintainya bahkan sejak kami hanya teman kencan, Kookie telah jatuh cinta padanya..." jelas Jungkook saat mengaduk isi cangkir yang kini telah berwarna coklat pekat.

"Tidak, bukan salah Kookie. Hyung yang salah, tidak berbicara dulu padamu. Selamat ya, adik hyung sudah mau menikah. Dan dia kelihatannya juga sangat mencintaimu," ujar Seokjin sejenak menatap Taehyung yang sedari tadi tampak menatap kekasihnya dari sebuah sofa di ruang tengah.

"Dia sangat mencintaiku, Hyung. Dan Kookie tahu itu..." Jungkook tersenyum dari tempatnya berdiri kala sosok tampan itu menatapnya dan tersenyum tampan.

Jungkook melangkahkah kaki jenjangnya meninggalkan pantri, namun panggilan Seokjin menghentikan langkahnya seraya menoleh.

"Urusan Yugyeom, biar hyung yang tangani. Hyung akan membatalkannya. Kookie urus saja pernikahan kalian, ya? Semua pasti baik-baik saja, dan tidak perlu cemas apa yang akan terjadi dengan usaha hyung. Masih ada Joonie dan Kookie; juga adik kesayangan hyung, hyung pasti baik-baik saja. Hm?" ucap Seokjin seraya tersenyum. Lalu menunjuk ke arah Taehyung dengan dagunya saat kekasih adik kesayangannya itu menghampiri Jungkook.

"Terima kasih, Hyung," ucap Jungkook.

"Ini untukku?" tanya Taehyung saat mengambil sebuah cangkir dari tangan Jungkook. Dan tentu saja diangguki oleh Jungkook. "Terima kasih, Baby." Taehyung merengkuh pinggang ramping Jungkook, sosok manis itu pun kembali mengajaknya ke ruang tengah. Taehyung pun meletakkan cangkir itu di atas meja di depannya.

THE CEOWhere stories live. Discover now