1O | halaman kesepuluh

538 122 8
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Cklek!



"Haru? Kenapa belum tidur?"


Haruto yang tampak berkutat dengan bukunya menoleh kearah pintu dan mendapati ibunya yang tengah menghampirinya.

"Eum, belajar buat ujian bulan depan.." cicit Haruto, dan mendapat tatapan sengit dari ibunya.

Nyonya Watanabe mengambil buku yang tengah dibaca Haruto, dan menyimpannya keras diatas nakas. "Mama udah pernah bilang gak perlu terlalu keras belajar, nanti kamu sakit!"

Haruto hanya menunduk, sambil menggigit bibir bawahnya menahan emosi. Lagipula Haruto sudah tidak terlalu sering belajar sekarang, hanya malam saja. Apakah salah?

"Haruto cuma pengen buat mama sama papa bangga.." lirih Haruto, membuat ibunya berdecak.

"Bangga bangga, kalo kamu sakit apa yang harus dibanggain? Kamu fokus ke kesehatan kamu aja!" bentaknya, dan meninggalkan Haruto sendiri disana.

Haruto hanya terdiam kaku, dan menatap bukunya sedih. Ia terdiam beberapa detik, dan menggeleng setelah menyadarinya.

Tidak, ia tidak bisa boleh sedih terus seperti ini kan?

Haruto menyimpan buku-bukunya, dan membuka handphone nya. Ia membuka sebuah aplikasi pesan, dan mengetikkan beberapa pesan untuk seseorang.





Asahi
terakhir dilihat hari ini, 18.43


P
Bisa ksini ga? Tes gue cpt




Setelah itu, ia meletakkan kembali handphone nya diatas meja. Masih pukul setengah delapan malam, dan ia bingung harus melakukan apa.

Tadi ia melihat Asahi tidak berangkat dari kerjanya. Apakah pria itu sudah benar-benar keluar atau ia sedang libur?



Tok tok tok!



Haruto segera beranjak dari kasurnya setelah mendengar sebuah ketikan pintu. Ia lantas membukanya, dan melihat Asahi dengan buku pelajarannya disana.

Sedetik kemudian Haruto linglung. Ah, bagaimana cara mempersilahkan masuk orang?


"S-Sini lo."


Asahi hanya menatap Haruto bingung. Ia memasuki kamar Haruto dan meletakkan bukunya diatas sebuah meja belajar. Setelah itu, ia duduk di kursi.

"Mau tes yang mana? Sini liat mana bukunya," tanya Asahi santai, sambil membenarkan kacamata yang bertengger di batang hidungnya.

Haruto mengambil sebuah buku yang tadi dibanting keras oleh ibunya, dan menyerahkannya pada Asahi. Setelah itu ia duduk di pinggiran kasur yang berhadapan langsung dengannya.

"Terserah mau bab mana yang penting masih seputaran itu."

Asahi mengangguk, dan tampak memerhatikan buku Haruto dengan teliti. Setelah itu, ia memberikan beberapa pertanyaan kepada Haruto.

Haruto sendiri tampak lancar dalam menjawab, membuat Asahi bingung bagian mana lagi yang harus ditanyakan.

Tapi pada saat ingin menyusun pertanyaan terakhir, tiba-tiba sebuah senyuman tampak di wajah pria Hamada tersebut. Ia benar-benar menyukai ini, menyukai dimana ia dan Haruto berinteraksi dengan baik seperti ini.


Mereka bisa seperti ini sampai kapan, ya?


"Heh, ayo gimana pertanyaan terakhirnya!" desak Haruto tiba-tiba, membuat Asahi tersadar dari lamunannya dan kembali menyusun pertanyaan.

Setelah mereka selesai, Haruto tampak mengambil kembali bukunya di tangan Asahi dan meletakkannya ditempatnya.

Kemudian ia mengambil buku yang tadi Asahi bawa, dan memerhatikannya. "Lo lagi belajar ini?"

Asahi yang menyadari ia ditanya oleh Haruto lantas menoleh. "Iya." jawabnya singkat.

Haruto kembali ke tempatnya dan membuka buku Asahi. Ia memerhatikan isinya, dan kemudian mengangguk paham.

"Lo mau di tes juga?" tanyanya tiba-tiba. Asahi awalnya diam, tapi kemudian ia mengangguk senang.

"Mau mau! Tapi yang bab ini sama ini dulu ya, yang lain aku belom baca lagi soalnya." ucap Asahi antusias, sambil menunjuk daftar isi bab mana saja yang akan di tes.

Haruto tersenyum tipis, sangat tipis. Bagaimana bisa Asahi menjadi imut seperti ini? Apalagi beberapa helai rambutnya tampak tuing tuing saat ia mengangguk.

"Ya udah, ini udah lo baca semua kan?" tanya Haruto memastikan, dan mendapat anggukan dari Asahi.

Malam itu mereka menghabiskan waktu belajar bersama untuk persiapan ujian. Saling melempar pertanyaan dan menjawab bersama ternyata seru juga, ya.

Saat Asahi melihat jam di handphone nya, ia terkejut karena jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam lebih.

"Haruto, udah jam sepuluh. Belajarnya dilanjut besok lagi ya. Habis ini langsung istirahat, jangan lanjut baca buku lagi. Apa gak capek kamu." oceh Asahi sambil merapikan bukunya dan menentengnya.

Haruto hanya mengangguk. "Ya. Itu, anu, makasih." jawabnya pelan, sambil berpura-pura sibuk mengemas bukunya kedalam tas.

Asahi hanya dapat menahan senyumnya, dan segera beranjak pergi dari sana. Namun sebelum ia benar-benar pergi, Asahi mengacak rambut Haruto gemas dan langsung pergi dari sana.

Sedangkan Haruto hanya diam tak berkutik. Ia menyentuh surai atasnya, dan tiba-tiba setitik air tampak merambat di sela matanya dan jatuh perlahan.















Ah, perasaan macam apa ini?

You're Enough! ✔Where stories live. Discover now