O9 | halaman kesembilan

520 132 12
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Asahi mengendap-endap memasuki halaman rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Asahi mengendap-endap memasuki halaman rumah. Ia melihat sekitar, memastikan tidak ada yang melihat.

Setelah Haruto mengirim pesan itu padanya, Asahi bergegas untuk segera pulang. Beruntungnya Soobin mengijinkan, karena minimarket memang sedang sepi, dan Soobin akan menutupnya.

Asahi bergerak untuk menutup pagar perlahan, dan menuju pintu belakang rumah.

Tapi saat ia meraih gagang pintu, tiba-tiba pintu terbuka, dan Asahi reflek menutup matanya pasrah.

"Lo ngapain merem? Cepetan sini!" Asahi membuka matanya saat mendengar bisikan Haruto, dan merasakan pergelangan tangannya ditarik olehnya.

Mereka berjalan dengan hati-hati, dan segera menuju lantai atas. Setelah benar-benar sampai diatas, keduanya bernapas lega.

"Untung aja mama sama papa lagi sibuk di ruangan kerjanya," ucap Haruto pelan, membuat Asahi heran seketika.


Ini beneran Haruto? Pikirnya.


"Kalo bisa lo jangan kerja lagi, gak bakal aman buat kedepannya." lanjutnya.

"Tapi aku lagi butuh-"

"Lo bisa pinjem duit gue dulu, gak usah kayak orang susah." belum Asahi menyelesaikan kalimatnya, Haruto sudah memotong.

Setelah itu Haruto pergi dari sana, meninggalkan Asahi yang masih terdiam.

Senyum tipis tampak terlukis di wajah lelahnya. Ia benar-benar berlari dari tempat kerjanya menuju rumah karena memang tidak sempat memesan taxi. Asahi memang tidak pernah diijinkan untuk mengendarai kendaraan sendiri.

Tiba-tiba Asahi merasakan jantungnya yang berdenyut. Tidak, bukan karena sakit, masa iya karena perlakuan tsundere Haruto barusan?

You're Enough! ✔Where stories live. Discover now