13 | halaman ketigabelas

594 119 15
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Puk puk!

Haruto mengerjapkan matanya perlahan, dan melihat seorang pria asing yang tampak menatapnya khawatir. Ah, ia ketiduran rupanya.

Saat sadar, Haruto langsung beranjak berdiri dan menatap serius pria dihadapannya yang tampak mengenakan jas dokter.

"Kakak saya, gimana keadaannya?!"

Dokter itu tampak menyuruh Haruto untuk mengikutinya ke ruangannya. Haruto menurut, dan berjalan di belakangnya.

Sesampainya disana, Haruto tampak duduk dengan tak nyaman, sambil memandang dokter tersebut penuh harap.

"Kakak kamu sudah dipindahkan di ruang inap. Maaf, sebelumnya saya ingin bertanya. Apakah kakak kamu pernah mengonsumsi obat terlarang sebelumnya?" tanya dokter itu, membuat Haruto terdiam.

Asahi tidak mungkin melakukannya, bukan?

Haruto menggeleng pelan. "Saya rasa tidak.." jawabnya lirih, diangguki oleh dokter itu.

"Kakak kamu terluka parah di bagian kepalanya. Tapi saya menemukan sesuatu yang janggal, jadi saya cek lagi. Sepertinya kakak kamu pernah mengonsumsi.. Obat pemudar ingatan?"

Obat pemudar ingatan? Kapan Asahi meminumnya? Untuk apa?

Haruto tampak masih berkecamuk dengan pikirannya, sedangkan dokter itu tampak menghela napasnya panjang, membuat perhatian Haruto kembali padanya.

"Sepertinya, pengobatan kakak kamu akan cukup lama. Dia benar-benar kehilangan banyak darah, apalagi kondisi kepalanya tampak sangat lemah. Kita do'a kan yang terbaik untuk kakakmu ya, semoga dia cepat sadar."

Haruto masih diam tak berekspresi. Sungguh, ia tak bisa berkata-kata lagi. Mengapa harus Asahi yang mengalami ini semua?

Apalagi soal ia yang minum obat pemudar ingatan itu, tidak mungkin 'kan? Meskipun Haruto baru dekat dengan Asahi tidak lama ini, ia tau bahwa Asahi tidak mungkin meminum obat seperti itu.

You're Enough! ✔Where stories live. Discover now