Enam Puluh Enam

15.4K 1.7K 453
                                    

Official HIGE DANdism - Pretender

Happy reading

***

Author POV

Dipha dan Keana sedari tadi sudah masuk keruangan yang ada dibalik pintu kaca yang bertuliskan IGD,

Tidak jauh dari pintu tersebut, terlihat Jihan sudah duduk tersandar ke dinding, kedua tangannya terjulur kedepan yang bertumpu pada kedua lututnya yang ditekuk, yang mana sebelah tangannya sedang menggenggam topi milik Dipha, satu-satunya benda yang berhasil ia selamatkan,

Jihan sedaritadi hanya bisa termenung menatap lantai rumah sakit dengan tatapan kosong, mengabaikan darah dari kedua gadis itu yang sudah mengering ditelapak tangannya,

Setelah tadi mengetikan pesan singkat di group Arena yang berisikan kejadian yang menimpa Dipha dan Keana, ponsel yang tadinya ia biarkan tergeletak dibawahnya itu sudah berdering untuk kesekian kalinya, namun Jihan mengabaikan itu semua, Jihan sudah tidak sanggup lagi untuk mengeluarkan suara,

Gadis itu terlihat masih terguncang hebat, tatapannya masih nanar menatap lantai dingin itu, membayangkan keadaan wajah dan mulut Dipha yang dipenuhi darah begitupun seorang Keana Yukira yang hampir merenggut nyawa didepan matanya membuat perutnya sedari tadi terasa berputar melilit seluruh organ dalamnya.

Jihan tidak tau sudah berapa lama dalam posisi itu, karna saat ini ia menyadari kehadiran seseorang dari sudut matanya,

Secara perlahan Jihan lalu mengalihkan perhatiannya dan bisa melihat Vikar sudah berdiri tidak jauh dari tempatnya, nafas laki-laki itu terengah-engah, air mata sudah membanjiri pipinya, bahkan sebuah perban masih membalut sebelah kakinya, melihat keadaan laki-laki itu membuat Jihan sedikit termangu, mungkinkah Vikar berlari dari ruang inap ke ruangan Gawat Darurat dengan cidera engkelnya itu?

Sedangkan Vikar yang baru saja berada ditempat itu langsung bisa melihat Jihan yang sudah duduk tersandar kedinding, namun belum sempat Vikar mengeluarkan suara, bola matanya membulat secara perlahan saat Jihan menegakkan kepalanya, gadis itu sangat pucat, kondisi Jihan jauh lebih berantakan dari dirinya sekarang,

Namun saat matanya menangkap sesuatu yang ada ditelapak tangan Jihan membuat Vikar refleks meremas rambut dengan kedua tangannya, gerahamnya menggertak kuat, Vikar kembali menangis frustasi melihat darah yang ada ditangan Jihan, ia menggeleng takut, berdoa agar darah itu bukan milik adiknya.

Sedangkan Jihan yang masih melihat Vikar itu kembali mengalihkan perhatiannya pada lantai didepannya, membiarkan pendengarannya yang sekarang sudah dipenuhi dengan suara tangisan frustasi Vikar.

Malam ini Jihan akan mendengarkan tangisan itu dengan senang hati, karna sebagai seorang kakak Jihan juga bisa merasakan kecemasan kesedihan yang dirasakan Vikar saat ini

....

***

Mansion Felix

Helikopter yang membawa Sahar sudah mengudara setengah jam yang lalu, dan sekarang di dalam Mansion terlihat Raka, Harumi dan Vino sedang berjalan cepat dari pintu utama menuju halaman belakang....

Sesampainya disana, Raka dan Vino langsung berdiri dibalkon sambil mengedarkan pandangannya mencari sosok Gisel dibawah sana,

Sedangkan Harumi langsung bergegas menuruni anak tangga, berjalan menuju dimana menurutnya perkumpulan Juna Mahendra dan Oriki masih disana,

Mereka bertiga hanya ingin memastikan dimana keberadaan Gisel, bukan tidak mungkin jika saat ini Gisel juga sudah mengetahui apa yang terjadi kepada Dipha dan Keana karna membaca pesan dari Jihan yang ada didalam group Arena

Heaven (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang