IMP | 33

45.6K 6.2K 1.1K
                                    

Update pagi!

Enjoy! 🥰

Estelle menggigiti kukunya, gelisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Estelle menggigiti kukunya, gelisah. Ia menatap Lucian takut-takut. Sebelah tangannya ia gunakan untuk menutupi perutnya, melindungi bayinya dari bahaya yang sebenarnya tidak ada.

Saat Lucian memergoki Estelle dengan mulut belepotan serta  ingus dan air mata di mana-mana, laki-laki itu langsung spontan berteriak marah. Estelle terus meminta maaf dan menjelaskan dengan susah payah bahwa dirinya benar-benar lapar.

Saat ini, Lucian sedang bergerak dengan cekatan, membuatkan makan malam untuk Estelle. Tadi ia terpaksa pulang terlambat karena masalah di kantornya baru terselesaikan saat matahari mulai terbenam. Ia lupa menyediakan camilan dan buah untuk Estelle di kamar, hingga membuat gadis itu nekat turun dan mengambilnya sendiri, bahkan memasak sendiri.

Lucian membanting pelan piring berisi nasi putih dengan ayam teriyaki dan sayuran di hadapan Estelle, membuat gadis itu tersentak kecil. Estelle menggigit bibir bawahnya yang bergetar, berusaha untuk tidak menangis.

"Makan," titahnya dingin. Ia mengambil ponselnya, lalu menyuruh Roger mengantarkan dua pelayan ke rumahnya untuk membersihkan kekacauan yang dibuat Estelle.

Estelle memakan makan malamnya dengan bercucuran air mata. Tangannya yang bergetar menyulitkannya untuk menggenggam sendok dan memasukkannya ke mulut.

Geram melihat tingkah istrinya, Lucian langsung menarik piring Estelle kasar, lalu duduk di samping sang istri dan menyuapinya.

"Buka mulutmu," titah Lucian.

"Berhenti menangis dan makan dengan benar, Estella."

Estelle menghapus air matanya cepat, lalu mengunyah makanannya. Sejak Lucian pulang, rasa laparnya mendadak hilang. Sekarang, Estelle justru merasa mual, tetapi ia mati-matian menahannya karena takut Lucian marah.

Di suapan ke tiga, Estelle sudah tidak tahan lagi. Ia langsung berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan semua isi perutnya.

Lucian langsung bergerak menyusul sang istri, lalu memijat pelan tengkuk Estelle. Selama delapan minggu kehamilan, Estelle sama sekali tidak pernah merasa mual di malam hari seperti ini.

"Sudah?"

Estelle menganggukkan kepalanya, lalu menekan tombol flush. Ia mencuci mulutnya dan berkumur di wastafel.

Sembari menunggu Estelle selesai, Lucian kembali mengirimkan pesan pada Dokter Ivy, menanyakan apakah mual di malam hari adalah hal yang normal. Dokter Ivy langsung menjawab bahwa Estelle baik-baik saja dan memberikan beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengatasi night sickness.

Setelah Estelle selesai, Lucian kembali menarik tangan Estelle menuju meja makan untuk melanjutkan makan malamnya. Estelle menatap makanannya tak selera, tetapi tidak berani berkata apa-apa. Ia kembali merasa mual saat melihat salad di piringnya.

IMPRISONED ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang