IMP | 16

44K 6K 938
                                    

Matahari bersinar begitu terik di luar sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Matahari bersinar begitu terik di luar sana. Sebentar lagi sore. Saat ini, Estelle dan kedua saudaranya sedang membuat waffle, pancake, juga milkshake untuk kudapan.

"Yeaaayy! Sudah selesai! Sekarang waktunya menghias!" Eleanor bersorak girang. Elias berdecak, lalu berbisik pada Estelle.

"Lihat saudara kembarmu itu. Dia yang paling senang, padahal sejak tadi tidak melakukan apa-apa."

"Aku bisa mendengarmu, Elias!" Eleanor menggeram marah. Ia menarik Estelle menjauh dari Elias. "Jangan dekat-dekat dengan Elias, Estelle. Nanti kau terkena pengaruh buruknya."

"Enak saja. Justru dia tidak boleh terlalu dekat denganmu. Aku tidak sanggup memelihara dua Elea di rumah ini."

"Banyak protes! Bibi Mary saja tidak keberatan! Benar kan, Bi?" Bibi Mary hanya tertawa mendengar perdebatan keduanya, pun Estelle ikut terkekeh kecil. Pertengkaran Elias dan Eleanor sudah menjadi makanan sehari-hari mereka.

Elias kembali berdecak, lalu memindahkan semua pancake dan waffle yang sudah matang ke meja makan. Bibi Mary pun membantu membawakan empat gelas milkshake berbagai rasa.

Sama seperti Eleanor, Estelle juga semangat menghias pancake-nya. Gadis itu memilih pancake, karena menurutnya lebih enak. Seperti biasa, ia mengambil sebuah blueberry, lalu diletakkannya di paling atas.

"Aku bingung sebenarnya, kau ini suka blueberry atau tidak? Kenapa hanya selalu mengambil satu?" tanya Eleanor. Senyum yang tadi menghiasi bibir Estelle sedikit pudar.

"Suka," jawabnya berbohong. Eleanor menatap Estelle dengan pandangan memicing, lalu mengambil blueberry dari puncak tumpukan pancake yang ada di piring Estelle, dan melemparnya ke arah Elias. Laki-laki itu pun dengan sigap menangkapnya dengan mulut, mengunyahnya hingga habis.

"Elea, kenapa?" tanya Estelle. Ia terkejut karena Eleanor mengambil blueberry-nya begitu saja.

"Kau tidak suka blueberry."

"Aku ... a-aku suka," elak Estelle. Gadis itu hendak mengambil blueberry lain, namun Elea langsung menjauhkan piring beri-berian dari saudara kembarnya.

"Elea, aku harus makan blueberry." Estelle mencoba meraih piring itu, namun gadis itu tak sampai. Mata gadis itu mulai berkaca-kaca.

"Berikan aku satu saja, kumohon ...," lirih Estelle.

Elea menghela napas. "Kau selalu makan blueberry, karena itu kesukaan Lucian, kan? Dia yang memaksamu, kan?"

Estelle langsung menunduk, meremas-remas ujung kausnya. Tindakan Estelle itu membuat Eleanor semakin yakin bahwa apa yang dikatakannya tadi adalah sebuah kebenaran.

"Estella," panggil Eleanor lembut. Ia sudah menyerahkan piring beri-berian pada Elias untuk dijauhkan dari Estelle.

Estelle menoleh. Matanya sudah memerah, menahan tangis. Tangan gadis itu bergetar pelan, namun sebisa mungkin ia menyembunyikannya dari Eleanor.

IMPRISONED ✓ [TERBIT]Where stories live. Discover now