IMP | 27

46.8K 5.8K 1K
                                    

Karena tanggal terbit Imprisoned dimajuin jadi akhir Desember, upload revisian aku perbanyak jadi 2 chapter sehari ya 🥰

Karena tanggal terbit Imprisoned dimajuin jadi akhir Desember, upload revisian aku perbanyak jadi 2 chapter sehari ya 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennifer berjalan tergesa menyusuri lorong gelap di mansion-nya. Wajahnya tampak begitu panik karena tak menemukan suami dan cucunya.

"Di mana suami dan cucuku?" tanya Jennifer pada seorang pelayan yang kebetulan lewat. Pelayan itu langsung menunduk hormat, lalu menjawab dengan tubuh gemetar, "di taman belakang, Nyonya."

Bukannya tenang, kepanikan Jennifer justru semakin menjadi-jadi. Ia langsung mengayunkan langkahnya menuju taman belakang rumah— tempat Antonio dan Lucian berada. Begitu sampai di sana, benar saja, kedua laki-laki itu sedang berada di sana ditemani dengan beberapa penjaga.

"Antonio!" panggil Jennifer. Wanita itu mempercepat langkahnya menyusul sang suami. Kalau saja usianya masih muda, ia pasti sudah berlari sekarang.

"Antoni— astaga!" Tubuh Jennifer langsung lemas saat melihat apa yang sedang Lucian lakukan. Cucunya yang masih berusia enam tahun itu sedang asyik menginjak-injak perut seorang penjaga yang sudah berlumuran darah. Di tangannya, terdapat sebuah tongkat besar dengan duri di ujungnya.

"LUCIAN! HENTIKAN!" teriak Jennifer refleks. Mendengar itu, Lucian langsung menoleh. Senyumnya yang tadi mengembang, seketika pudar karena teriakan neneknya.

"Grandma, ada apa?" tanyanya tak suka.

"HENTIKAN! APA YANG KAU LAKUKAN?!" tanya Jennifer. Tenaganya benar-benar terkuras sekarang. Tubuhnya mendadak lemas karena apa yang ia lihat saat ini benar-benar mengerikan. Sebuah pekikan tertahan lolos dari bibir Jennifer saat penjaga itu terbatuk dan mengeluarkan darah.

Lucian tak lekas turun dari atas tubuh penjaga itu. Ia mengamati kakeknya, menunggu pria itu mengambil keputusan.

"Lanjutkan saja, Lucian," ucap Antonio tegas. Lucian tampak kembali bersemangat, lalu melanjutkan kegiatan bersenang-senangnya. Sedangkan Jennifer, ia langsung menatap suaminya tak terima.

"KAU JADIKAN APA CUCUKU?!" tanyanya marah. "SURUH DIA BERHENTI!"

"Diamlah, Sayang," balas Antonio tanpa melihat Jennifer. Ia langsung menarik tangan wanita itu kasar saat Jennifer hendak menghampiri Lucian.

"Lepas! LUCIAN, HENTIKAN! HENTIKAN!"

"DIAM!" bentak Antonio tiba-tiba, membuat Jennifer langsung berhenti meronta. Ia sudah menangis tersedu-sedu, tak ingin cucunya menjadi seorang monster yang sama seperti suaminya. Jenniferlah yang tahu betapa mengerikan suaminya itu, dan ia tidak ingin Lucian menjadi orang yang sama.

"Antonio, kumohon, hentikan," mohon Jennifer. Sayangnya, Antonio sama sekali tidak menggubris. Ia memanggil penjaga, lalu menyerahkan Jennifer kepada mereka.

IMPRISONED ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang