IMP | 18

46.3K 6.6K 3.7K
                                    

Pre-order Oliver dimulai dari kemarin (25 November 2021) sampai 10 Desember 2021 ya! Info lebih lanjut ada di highlight instagram aku : tansapphira yang "TENTANG PENERBITAN", thank you! 🔥

Pre-order Oliver dimulai dari kemarin (25 November 2021) sampai 10 Desember 2021 ya! Info lebih lanjut ada di highlight instagram aku : tansapphira yang "TENTANG PENERBITAN", thank you! 🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Estelle mengerjapkan matanya beberapa kali saat merasakan tepukan pelan di pipinya. "Bibi Mary?" panggilnya setelah tersadar siapa yang membangunkan dirinya.

Bibi Mary tersenyum. "Bangun sebentar, Nona. Ada yang ingin kutunjukkan padamu."

Estelle segera bangkit dari posisinya, lalu berjalan keluar mengikuti langkah Bibi Mary. Di luar sudah sangat gelap karena setiap malam, Bibi Mary memang selalu mematikan semua lampu dan hanya menyisakan satu lampu saja di dekat dapur.

"Kalau tidak penting, kepalamu akan kutebas, Elias!"

Estelle dan Bibi Mary kompak menoleh ke sumber suara. Eleanor berjalan dengan gontai mengikuti langkah kakaknya.

"Kalau kau senang, kau yang kutebas, Eleanor."

"Estelle? Mereka membangunkanmu juga?" tanya Eleanor. Estelle mengangguk pelan, lalu berjalan mendekati Eleanor dan menautkan tangan mereka. Kedua saudara kembar itu didorong pelan oleh Elias dan Bibi Mary menuju ruang tengah.

"Sekarang, aku akan menutup mata kalian," ucap Bibi Mary. Berbeda dengan Estelle yang menurut, Eleanor terus saja mengomel karena kedua orang itu benar-benar mengganggu tidur nyenyaknya.

"Bagaimana aku bisa berjalan kalau mataku ditutup? Kalian ingin aku kehilangan sebelah kakiku karena terantuk meja?!"

"Jangan berlebihan, Elea. Lama-lama kujahit mulutmu," ancam Elias. Ia mendorong kedua gadis itu, menggiring mereka menuju halaman belakang rumah. Mereka berdiri sejajar dengan tangan yang masih bertautan. Tanpa sadar, Estelle mengeratkan genggamannya, berusaha mengusir pikiran-pikiran negatif yang sekarang mulai menguasai otaknya.

"Kalian siap?"

"Sejak tadi!" Eleanor membalas pertanyaan Elias sinis. Bibi Mary terkekeh. "Dalam hitungan ketiga, kalian boleh membuka penutup matanya."

"Satu."

"Dua."

"Tiga."

DUARRRR!!!

Estelle dan Eleanor berjengit kaget saat Elias menembakkan kembang api ke udara tepat setelah mereka melepas penutup mata masing-masing. Kedua gadis itu menatap pemandangan yang ada di hadapan mereka dengan mata berbinar.

"Siapa yang berulang tahun?" tanya Eleanor. Ia terlihat sangat senang sekaligus bingung.

"Kau, bodoh!" Elias memukul kepala adiknya pelan, membuat Eleanor terkekeh. Ia bahkan baru ingat. Rasa sedihnya tadi digantikan oleh rasa senang yang tak bisa ia gambarkan.

Eleanor berlari menghampiri meja tempat kue, lilin, dan hadiah untuk mereka berada. Gadis itu tampak sangat senang. "Estelle, sini! Ada dua hadiah di sini!"

IMPRISONED ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang