●●○●●

"Gimana tadi, Bang? Sukses?" tanya Aksa saat perjalanan pulang.

"Sukses apanya?"

"Gue tau, tadi Bang Arkaan pasti ngomong sesuatu yang serius ke Viona."

"Oya, ngomong-ngomong lo beneran kenal sama Viona?"

Aksa tertawa saat mengetahui Arkaan baru saja mengalihkan pembicaraan.

"Gue kenal Viona tapi gue ga tau kalo Bang Arkaan suka sama dia."

"Gue juga ngerasa aneh karena gue tiba-tiba suka sama dia sejak pertama ketemu."

Aksa tertawa semakin keras.

"Ternyata Bang Arkaan bisa jatuh cinta semudah itu."

"Gue juga ga nyangka, Sa. Kok bisa gue gampang banget suka sama orang?"

"Akhirnya gunung es di hati Bang Arkaan meleleh juga" goda Aksa sambil tertawa.

"Lo sendiri gimana? Udah ada yang nyangkut setelah Aruna?" Ujar Arkaan.

"Jangan bahas gue, Bang. Ngga Bang Arkaan, Ngga Bang Jendra kenapa semua tiba-tiba bahas Aruna deh?"

"That's because we know how much you love her, Sa."

Aksa terdiam sejenak. Kalau mendengar nama Aruna, tiba-tiba saja dadanya sesak. Aruna memang meninggalkan kesan yang begitu dalam padanya. Tapi, Aksa sadar bahwa ia dan Aruna sudah menjadi masa lalu.

"Faktanya, gue ga bisa muter balik waktu, Bang. Kalo pun bisa, gue yakin ending-nya bakal sama."

"And you'll just give up on her like you used to do, gitu?"

"Itu udah lama kali, Bang. Gue udah anggap itu masa lalu. Jadi ga perlu dibahas lagi."

"Misalnya dia balik lagi dalam hidup lo, gimana?"

"Kemungkinannya kecil, Bang. Toh juga dia udah milih ngejar impiannya dan gue menghargai itu. Sekarang gue juga lebih milih ikut perjodohan keluarga sih."

"Lo ikut bukan karena ga mau gue yang maju, kan?"

"Dirga yang bilang?"

"Gue tahu sendiri. Dirga ga bakal berani ngomong karena dia tahu gue pasti marah. Apalagi yang ngasih ide kayak gitu Bang Jendra."

"Loh, Bang Arkaan tahu kalo itu dari Bang Jendra?"

"Gue tahu. Gue juga tahu kalo kalian diam-diam milih ikut perjodohan keluarga biar gue ga masuk daftar."

"Awalnya sih gitu. Tapi gue pikir, ya ga ada salahnya nyoba. Lagian, kita semua udah dewasa. Buktinya Bang Arkaan ga diem aja kan pas ada acara perjodohan keluarga? Bang Jendra aja tuh yang lebay."

Arkaan terkekeh. Ia tahu bahwa saudara-saudaranya begitu peduli padanya, terutama Jendra. Arkaan bisa mengerti bahwa Jendra pasti akan lebih merasa bersalah jika Arkaan harus kembali menjadi orang pertama yang mengikuti perjodohan keluarga. Oleh karena itu, Arkaan sudah menentukan sikap sejak awal, meski tidak berucap langsung pada saudara-saudaranya yang lain.

"Jadi udah fix nih sama Viona?" ujar Aksa kemudian.

Arkaan menjawab dengan sebuah anggukan dan langsung disambut dengan senyuman oleh Aksa.

"Semoga berhasil. Jangan sampe ketikung orang" pesan Aksa pada sang sepupu yang dijawab dengan kekehan oleh Arkaan.

●●○●●

Hari Minggu Jara menjadi hari yang cukup panjang karena ia harus mengerjakan pekerjaan tambahan. Bukan pekerjaan kantor memang, tapi pekerjaan ini membutuhkan keterampilan yang digunakan Jara sehari-hari. Ya, hari ini Jara akan menggambar dinding rumah baca yang ia dirikan bersama sepupu dan sahabatnya. Tentu saja ia tidak sendirian. Hari ini ia dibantu oleh dua orang lain, yakni Kira dan Arina, dua teman Qilla yang sudah diperkenalkan kepadanya beberapa waktu lalu.

YouniverseWhere stories live. Discover now