Bab 15

26K 888 8
                                    

Dilra Prao

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dilra Prao

Lion Lesmana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lion Lesmana

Lion melempar kasar tubuh Prao di atas ranjang dengan kedua tangannya yang kembali berusaha mencekal kedua pergelangan tangan Prao, Lion sudah sangat sabar menanggapi setiap penolakan-penolakan yang Prao berikan kepadanya, dalam kamus kehidupan Lion tak ada penolakan!

Lion menarik kasar tali pakaian Prao, "Ini akibatnya kalau kau selalu membantah!" Dengan cepat Lion mencumbui leher Prao yang terekpose seksi di hadapannya.

"Ini untuk menghapus semua kecupan-kecupan dari pria lain!" Lion menjelajahi leher jenjang milik Prao tentu tak mudah bagi Lion untuk kembali menjalankan aksi bejadnya kini sudah ada mangsa di hadapannya maka waktunya untuk berpesta.

Lion mengecup dahi Prao dengan jeda waktu cukup lama, "Ini untuk menghapus jejak si brengsek Riko!"

Prao memberontak, ia tak mau hal mengerikan itu kembali terulang. "KAU YANG BRENGESEK!" Prao berteriak namun segera Lion membungkam mulut manis Prao dengan sebuah cecapan yang semakin dalam.

"LEPASSS!" Prao histeris ia tak tahu harus pasrah atau melawan, keduanya bukan perihal yang mudah untuk Prao lepas dari kungkungan Lion.

Lion menghentikan aksinya sejenak, ia menatap lamat-lamat tubuh seksi Prao dan kisah selanjutnya di mulai, Lion merusak paksa pakaian Prao menanggalkan semua penghalang untuknya menikmati keindahan milik Prao. "Aku akan kembali memasukimu." Lion menyeringai setelah ia berhasil membuat Prao tak berdaya di hadapannya, "Tentu dengan memberikanmu sebuah kehancuran."

"Kau iblis!" Prao meludahi tubuh Lion.

"Dasar wanita murahan!" Lion dengan segera memberi sebuah tamparan cukup keras dengan di iringi satu tangannya mengelap bagian basah darinya karena Prao meludahinya kembali.

Lion kembali menjalankan aksinya, ia memasuki inti milik Prao tanpa foreplay terlebih dahulu, emosinya benar-benar diuji kini maka tak ada kata lembut baginya. Lion kembali memperkosa Prao untuk yang kedua kalinya melupakan bagaimana wanita itu memohon ampunan, berisak histeris dan luruh dalam penderitaannya sendiri, semuanya tak berarti ketika kau berani mengusik ketentraman hidupnya.

Lion hanya mampu menyaksikan buliran bening itu berjatuhan pilu dikedua pipi Prao, tentu Lion merasakan kepuasannya sendiri, setelah cukup lama menahan hasratnya kini setelah kembali ada kesempatan tentu Lion takkan menyia-nyia kan nya kembali.

Lion beranjak bangun dengan segera menyambar bathrobe yang sudah tersedia di hotel itu lalu mengenakan nya dan Lion segera duduk sejenak di seberang ranjang, ia menuangkan segelas wine dan duduk sebari tumpang kaki, tatapan menohok ia tujukan kepada Prao. "Seharusnya sejak awal kau mengaku saja jika kau benar-benar simpanan Dirga mungkin hukuman mu tidak terlalu banyak." Lion terkekeh ringan dengan kembali meneguk minuman beralkohol itu hanya sekali tenggak dengan segera ia beranjak bangun lalu menarik dagu Prao tepat di hadapannya, dan Lion mengecup kembali kedua bibir Prao setelahnya hanya terdengar suara minuman yang terteguk habis.

Lion memberikan minuman yang berada dalam mulutnya untuk Prao tenggak kembali dari mulutnya sendiri. "Kau memang selalu pantas menerima barang bekas."

Plak!

Prao kembali menampar pipi kanan Lion dengan cukup keras, "Harga diriku sudah kau injak habis-habisan!"

"Saya tegaskan kembali jika selingkuhan Dirga, bukan saya paham tuan Lion?" Prao menatap nanar manik Lion.

"Lalu? Jika bukan selingkuhan apa hah?" Lion menjepit kedua pipi Prao."Simpanan om-om begitu?" Lion mengamati lamat-lamat setiap lekuk wajah Prao, pria itu masih saja terkesima meski penampilan Prao bisa dibilang berantakan.

"Memang pekerjaanmu sangat sesuai dengan tingkah lakumu juga, pantas saja orangtua mu sangat kecewa setelah tahu jika anak perempuan nya bersikukuh ingin bekerja di nightclub semua yang bekerja di sana akan selalu dipandang sebelah mata." Lion kembali beranjak bangun ia kembali memakai pakaiannya setelah merasa cukup sudah mengganggu mental Prao, namun hal itupun belum Lion rasa cukup untuk menghukum semua perbuatan-perbuatanya kepada Rebbeca.

Prao mengepalkan kedua tangannya dengan tatapan-tatapan membunuh, ia semakin benci dengan sosok pria di hadapannya, "Seharusnya kau tahu, saya perempuan seperti apa."

"Karena kau yang telah memperkosaku!" Prao beranjak bangun dan segera masuk ke dalam kamar mandi bersama selimut yang membelit tubuhnya, berdebat dengan Lion bukan  keuntungan baginya hanya menyisakan perasaan kecewa yang semakin banyak.

Di dalam kamar mandi  Prao kembali mematut diri dari pantulan cermin, ia menatap lamat-lamat setiap inci bagian tubuhnya. Prao merasa jika kecantikan nya ini sebuah kutukan, bukan kebahagiaan yang selalu ia dapatkan hanya memberinya sebuah masalah, masalah dan masalah. "Wajah ini memang tak cocok denganku!" Prao memonolog sendiri, jemari tangannya menelusui setiap lekuk wajahnya namun terhenti tepat di area kissmark itu berada.

"Bekas pria bajingan ini harus hilang!" Ucap Prao dengan segera menggosok-gosok kasar di bagian yang menurut Prao tempat yang ia benci kini, Prao semakin merasa terhina karena tubuhnya kembali kotor.

Prao luruh dalam percikan air yang keluar dari shower, ia menangis namun tak berisak kesialan yang menimpanya seperti sebuah kutukan atas wajahnya, Prao kembali mengingat ucapan Sesil jika ia memang harus berhati-hati dengan wajahnya, para pria yang mendekat hanya ingin tubuhnya bukan yang lain, Prao semakin hancur setelah kenyataan menampar dirinya, contoh kecilnya adalah Lion.

Pria itu selalu menuduhnya tanpa bukti, Prao tak pernah berniat merusak hubungan oranglain apalagi seseorang yang sudah berstatus suami, Prao menghela berat setelah Dirga kembali berada dalam benaknya, bisa-bisa nya pria yang ia percayai itu justru biang masalahnya kini, Prao menyesal sudah begitu banyak menyimpan harapan kepada pria itu.

"Semua pria sama saja!" Prao berteriak cukup kencang.

"Suruh siapa nyobain semua pria."

Skakmat!

Prao membelalakkan kedua manik miliknya, bisa-bisanya pria itu justru kini sudah berada dihadapannya kembali, merasa alarm dalam tubuhnya menyala Prao memeluk tubuh basahnya.

"Kenapa harus kau tutupi? Aku sudah melihat semua tentangmu." Lion menoleh dan mereka saling berbalas tatapan, "Jadi perempuan kok murahan, semua pria kamu coba."

"Kau!" Proa menunjuk kearah Lion, pria dihadapannya ini memang tak tahu malu, ia yang sudah merampas mahkota paling berharga dari tubuhnya namun selalu berucap sarkas yang menusuk hatinya.

Prao tak memerpanjang perdebatan mereka, tubuhnya sangat lelah tentunya udara dingin mulai menyentuh pori-pori kulitnya yang basah, Prao berlalu dari hadapan Lion.

"Mau kemana?" Lion mencekal pergelangan Prao dan menarik paksa agar tubuh wanita itu berbalik menghadapnya, Lion menarik paksa selimut tebal yang ikut serta basah itu dengan sekali tarikan, Prao yang kehilangan keseimbangannya terkejut karena Lion kembali melihat tubuh telanjangnya, manik pria itu masih berada dalam satu objek yaitu manik miliknya, waktu terasa begitu berdetik dengan sangt lamban.

Lion melepaskan bathrobe yang ia kenakan dan memakaikannya ketubuh Prao dan di akhiri dengan sebuah tali simpul mati sebagai akhir penutup kisah mereka setelah semalaman saling berbagi hasrat.

SALAH MASUKWhere stories live. Discover now