Bab 3

63.8K 1.5K 7
                                    

Dilra sudah sangat siap, ia sudah mengenakan lingerie warna biru yang katanya limitied edition dengan wajah semringah, "Bagaimana om cocok gak di tubuh Prao?" Ia bertanya dengan gestur tubuh ia buat seksi.

Bukannya mendapatkan pujian, Dilra justru mendapatkan sebuah tepukan tangan dengan sangat keras. "Sangat cocok sekali apa kau benar-benar suka menggoda pria beristri?"

Dilra menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi belahan dadanya yang sangat rendah, "Kenapa kau lagi?"

"Kenapa? Kau menunggu pria mana?" Lion kembali melangkah pasti.

Dilra mulai ketakutan setelah memperhatikan tangan Lion mulai membuka dasinya secara perlahan, "Kemana om Dirga?"

"Tentu saja pulang menemui istrinya, kau pikir kemana?" Lion melempar asal dasi miliknya, "Kenapa kau suka sekali pria beristri?"

"Apa maksud anda tuan Lion Lesmana?" Dilra benar-benar belum paham perihal obrolannya kali ini.

Lion kembali meraih jas miliknya sebelum kembali melepaskan ia kembali berkata, "Dirga sudah menikah, paham?"

Dilra terkejut dari mimik wajahnya membuat Lion semakin geram dan dengan cepat pria itu menanggalkan jasnya di sembarang tempat, "Pria single masih banyak kenapa harus menyukai pria yang sudah menikah?"

"Apa maksud anda? Saya dengan om Dirga tidak memiliki hubungan apapun." Dilra membantah cepat, memang kenyataan mereka tidak pernah memiliki hubungan.

"BOHONG!" Lion kembali membentak kasar, ia segera mencekal kedua tangan Dilra dan membantingnya di atas ranjang, "Karena kau adikku harus menderita."

Dilra kembali berusaha untuk beranjak bangun, "Kau salah paham! Aku tidak pernah merebut siapa pun." Dilra nampak mulai histeris ketika ia sadar jika Lion sudah tak memakai pakaiannya.

"Ini peringatan pertamamu!" Lion menarik kedua kaki milik Dilra sampai tubuh gadis itu tepat berada di bawah kungkungan Lion.

Wajahnya benar-benar ketakutan, "Lepaskan!" Ia mulai memukuli dada milik Lion, sekuat tenaganya ia memberontak dan menghalangi tubuh Lion untuk tak menindihnya semakin dalam, "Bajingan kau!"

Dilra mulai terisak ketika lingerie yang ia kenakan begitu mudah robek dengan sekali tarikan menyisakan tubuhnya setengah telanjang mempermudah Lion memulai aksinya.

Pria itu mulai mencumbui area tengkuk dan dada milik Dilra, pria itu gelap mata tak menghiraukan isakan dari sang wanita, Lion justru semakin gencar untuk memasukinya semakin dalam dan menyakitkan.

Malam itu menjadi saksi bisu atas perbuatan Lion yang dengan sengaja justru memperkosa yang ia yakini sebagai seorang wanita penggoda suami orang.

"Rupanya kau masih perawan." Lion kembali berbisik setelah dengan sangat mudah ia menerobos benteng pertahanan milik Dilra.

Dilra tak menjawab, tubuhnya benar-benar terasa remuk atas perlakuan Lion yang brutal. Hanya sebuah isakan pilu yang mampu ia salurkan kali ini sudah tak ada harapan hanya untuk sekedar kembali memberontakpun percuma karena mahkota sucinya sudah terengut paksa oleh pria bajingan, sampai kapan pun Dilra akan selalu mengingatnya dan berjanji akan membalaskan dendamnya suatu saat nanti.

"Ini peringatan pertamamu dan aku harap tidak ada peringatan kedua." Lion memperdalam miliknya, "Jika kau masih saja menggoda suami orang aku pastikan bukan hanya aku yang mencicipi kamu, tapi aku akan membawa beberapa pria untuk ikut serta memasuki tubuh kamu."

Dilra tak menghiraukan ancaman Lion, tubuhnya lelah luar biasa, ia hanya mampu menatap langit kamar pilunya, dan menahan isakannya untuk tidak semakin kuat, ia memang sudah hancur bukan berarti ia harus terlihat lemah di hadapan pria bajingan itu.

Lion beranjak bangun dan ia mulai merapikan diri, wajahnya mulai menatap Dilra dengan cemooh, pria itu tak menghiraukan bagaimana Dilra benar-benar membencinya toh ia tak perduli akan perasaan wanita di depannya yang jelas ia sudah memberikan peringatan pertamanya untuk membuat seorang Dj terkenal itu tak kembali berulah seenaknya.

Lion mengsugar rambutnya dan berlalu begitu saja tanpa menoleh barang sejenak meninggalkan Dilra dengan sumpah serapahnya di dalam hati, sekali lagi Lion tegas kan jika ia tak akan pernah perduli siapaun wanitanya kecuali adiknya sendiri.

***

Dilra beranjak bangun dan memeluk tubuh telanjangnya dengan segera ia masuk ke dalam bilik kamar mandi, di sana ia membuka knop shower dan mulai membasahi tubuh kotornya, ia menggosok kasar di mana tanda-tanda merah itu berada. Ia benar-benar jijik akan tubuhnya sendiri, "Bajingan kau!" Dilra berteriak histeris di sana, air matanya mengakir bersamaan dengan air yang membasahi tubuhnya, tubuhnya hina.

Dilra meremas setiap helai surai panjangnya, lalu memukul tembok sebelahnya dengan berulang. Bayangan aksi pria bajingan itu selalu nuncul dalam benaknya, "Lion Lesmana kau bajingan!" Dilra prustasi ia akan selalu menyumpahi pria bernama Lion itu, sampai ia mati ia akan selalu menyumpahi pria itu, bahwa hidup nya takkan pernah bahagia.

"Prao?"

Sura ketukan dari arah luar sedikit membuyarkan amarahnya namun tak mampu membuatnya berhenti berisak.

"Kau baik-baik saja?" Sekali lagi ia mendengar suara pria di balik pintu namun Dilra terlalu sakit untuk menjawab.

Dirga nampak semakin cemas ketika ia tak mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, dengan langkah cepat Dirga berusaha untuk berniat mendobrak pintu ia takut jika Dilra tengah melakukan aksi bunuh diri mengingat ia sempat mendengarkan sebuah nama Lion di atas teriakannya.

Benar saja, dua kali dorongan Dirga mampu menerobos masuk dan melihat pemandangan menyakitkan, "Apa yang kau lakukan?" Dirga melepaskan jas miliknya dan menutupi segera tubuh telanjang milik Prao.

"Hentikan!"  Untuk pertama kali nya ia justru benci bertemu dengan Dirga, "Semua ini gara-gara kau!"

Dirga tak begitu paham, pria itu masih terus berusaha untuk menenangkan tubuh Dilra yang semakin genetar karena terlalu lama terkena air dingin, "Kau bicara apa?" Sekali lagi Dirga bertanya karena sejujurnya ia belum paham akan topik pembicaraan mereka.

"Pria itu memperkosaku!"

Dirga terkejut kedua manik miliknya membulat sempurna, kini ia tak perduli jika tubuhnya ikut basah kuyup. "Siapa yang melakukannya?"

"Siapa Prao?"

"Jawab Om? Siapa pria bajingan itu?"

Bukan menjawab Dilra semakin berisak histeris, wanita itu sudah tak mampu mengingat kembali sebuah nama yang sangat ia benci, ia tak sudi untuk menyebutkan nama pria itu kembali, ia tak sudi!

Dirga memeluk tubuhnya dengan penuh sayang, "Maafkan om, seharusnya om jujur sejak awal."

"Om memang sudah menikah baru beberapa bulan dengan adiknya Lion."

"Apakah pria itu yang sudah memperkosamu?" Dirga menangkup kedua pipi Dilra, ia mengusap perlahan kedua pipinya. "Lihat om? Jawab pertanyaan om."

Dilra tetap tak mau fokus, ia menggekengkan kepalanya dan masih berisak hisyeris, "Apakah pria itu Lion? Lion lesmana?"

Dengan repleks Dilra mengangguk sebari tak kuasa untuk tak menangis tersedu-sedu hatinya tersayap semakin dalam ketika nama itu kembali terdengar di daun telinganya.

"BAJINGAN KAU LION!" Dirga beranjak bangun dan pergi begitu saja, ia harus mencari Lion dan memberikannya sebuah pembalasan atas apa yang telah ia perbuat.

SALAH MASUKWhere stories live. Discover now