HI, THERE!
ADA YANG KANGEN DEVAN UPDATE??
📓♡❕*◞ 🛒 ˊˎ -
Olivia Dealova Quenna punya alasan kuat mengapa dia kurang suka hujan. Baginya, hujan selalu identik dengan kegalauan yang seolah tak bisa dihindari. Padahal, hujan seharusnya bukanlah saat untuk bersedih atau galau, melainkan waktu yang tepat untuk masuk ke horizontal body battery-saving mode alias rebahan yang nyaman, menenangkan pikiran.
Selain itu, Olivia sangat membenci kondisi setelah hujan. Lingkungan yang basah, jalanan yang becek di mana-mana, dan suasana yang lembap membuatnya merasa risih dan tidak nyaman. Belum lagi, dia terlalu malas untuk membeli jas hujan baru karena jas hujan miliknya sudah hancur entah bagaimana oleh abangnya yang memiliki "tangan ajaib". Apapun bisa rusak hanya dalam sekejap setelah berurusan dengan tangannya yang tak kenal ampun.
Saat melihat langit di luar yang mulai menggelap dan membayangkan hujan yang tak bisa dihindari, semangat Olivia untuk presentasi siang Kamis itu langsung merosot tajam, bahkan bisa dibilang turun hingga delapan puluh persen. Dua puluh persen sisanya hanya terdiri dari rasa lemah, letih, lesu, loyo, lunglai... dan, tentunya, love Devan. Eh?
Jika saja tidak ada janji yang harus ditepati kepada Papa untuk hadir di tempat yang sudah ditentukan, rasanya Olivia lebih memilih untuk kembali meringkuk dalam selimut tebal bergambar Jaemin NCT miliknya, menikmati kenyamanan dan jauh dari segala beban.
Tin tin!
Suara klakson mobil yang nyaring itu membuyarkan lamunannya tentang hujan. Mata Olivia langsung tertuju pada sebuah mobil hitam yang berhenti di depan pintunya. Ternyata, tadi saat ia melamun, ia memang berdiri tepat di depan pintu rumahnya.
"Ayo, Non! Tuan menyuruh saya untuk mengantar Non Olivia," terdengar suara Pak Aron, sopir keluarga Olivia, dari dalam mobil. Kaca bagian depan sedikit terbuka, dan Pak Aron berteriak dengan ramah sebelum turun dan menyodorkan sebuah payung.
Olivia pun menerima payung itu dengan cepat. Tanpa berpikir panjang, gadis dengan sweater pink pastel yang melilit tubuhnya itu segera membuka payung dan bergegas masuk ke dalam mobil, menghindari tetesan hujan yang mulai turun.
"Papa sudah disana, Pak?" tanya Olivia sambil sibuk melipat payungnya, lega karena masih sempat menggunakan payung itu. Kalau tidak, mungkin bajunya sudah basah kuyup sekarang.
Pak Aron mengangguk, wajahnya serius namun ramah. "Sudah, Non. Tadi Tuan langsung berangkat dari kantornya." Jawabnya sambil menyalakan mesin mobil, suara mesin yang halus mengisi keheningan sejenak.
Olivia hanya mengangguk sambil melirik ke luar jendela, menghela napas sejenak. Hujan yang semakin deras tidak mampu menghalangi perasaannya.
***
Olivia duduk dengan kaku di kursi yang telah disediakan, terdiam sejenak, tak menyangka kedatangannya untuk bertemu dengan rekan Papa justru membawanya pada pertemuan dengan dua orang yang sama sekali tak ia duga.
Dalam pikirannya, Olivia bertanya-tanya—bagaimana bisa ia dan kedua pria ini berada di ruangan yang sama? Rasanya ini lebih dari sekadar kebetulan.
Matanya bergerak gelisah, melirik ke kanan dan kiri, mengamati kedua pria paruh baya di depannya yang tampaknya tak pernah berhenti berdebat. Suara mereka terdengar keras, saling menyela, seolah dunia ini hanya milik mereka berdua.
Olivia menunduk dengan canggung, merasakan ketegangan yang semakin mencekam saat salah satu dari mereka, pria berjubah jas navy, menatapnya dengan pandangan kagum. "Anak Lo cantik banget, cocok sama anak gue. Anak gue juga gantengnya nggak ada obat," ucap pria itu dengan nada bangga.
أنت تقرأ
DEVAN (REVISI)
أدب المراهقين- CUEK IN PUBLIC, BUCIN IN PRIVATE - (PROSES REVISI) *** Tentang Devan & Olivia: Sebuah Kisah yang Manis dan Tak Terduga. Devan, sosok cowok tampan dengan aroma suede yang khas. Pendiam, cuek, dan irit bicara. Namun, di balik sikap dinginnya, tersem...
