CHAPTER 16

152 35 366
                                        

HAPPY READING! I hope you enjoyed it!

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.

HAPPY READING!
I hope you enjoyed it!

📓♡❕*◞ 🛒 ˊˎ -

Duduk santai di taman belakang rumah sambil menyesap cappuccino hangat yang sebelumnya ia racik sendiri, seorang gadis cantik berbalut dress bermotif bunga daisy tampak menikmati sore yang tenang. Sinar matahari menari lembut di sela dedaunan, menyorot wajahnya yang sedikit pucat karena kelelahan.

Hari itu, Olivia sudah cukup sibuk dengan segudang aktivitas sekolah. Rapat OSIS, latihan paduan suara, ditambah tugas menumpuk yang belum tersentuh.

Ia menarik napas dalam-dalam. Aromanya bercampur antara aroma kopi dan rumput yang baru saja disiram. Sejenak, ia mencoba mengusir lelah sambil mengamati gerak dedaunan yang tertiup angin.

Hembusan angin sore berbisik lembut, menyapu helaian rambut panjangnya yang terurai bebas. Angin itu seperti nyanyian alam yang mengundang kantuk. Matanya mulai mengatup pelan, tubuhnya bersandar santai di bangku taman.

Namun, baru saja ia sempat memejamkan mata beberapa detik, sebuah suara melengking memecah keheningan sore itu.

"Kwiikkk!"

Olivia sontak terlonjak dari posisinya, nyaris menumpahkan cappuccino di tangannya. Seketika, wajah lelahnya berubah ceria. Mata bulatnya membesar, bersinar penuh antusiasme.

"Yeay! Akhirnya yang Oliv tunggu-tunggu datang juga!" Serunya dengan semangat membuncah.

Tanpa pikir panjang, ia segera berlari ke arah sumber suara dengan langkah ringan namun cepat, dress bunga daisy-nya melambai tertiup angin sore.

Jantungnya berdebar-debar. Ia tahu pasti siapa yang datang, makhluk kecil yang selama ini ia nantikan dengan penuh cinta.

"Iiiii cuteee! Welcome to the world, Baby F!"

Dengan girang, Olivia membungkuk dan mengangkat sosok mungil berbulu kuning keemasan itu. Matanya berbinar, senyumnya lebar seakan tak bisa berhenti.

"ABAANGGG!! KESINI CEPET!!" teriaknya lantang, memecah suasana tenang rumah.

Ia tahu teriakannya mungkin akan membuat ibunya keluar dengan wajah kesal atau adiknya mengomel karena terganggu tidur siangnya.

Tapi ia tak peduli. Kebahagiaan ini terlalu besar untuk ditahan sendiri. Farrel, sang abang, harus ikut merayakan momen ini dengannya.

Dengan langkah riang, Olivia memutar-mutar tubuhnya sambil menggendong Baby F, mengayunkannya ke kiri dan ke kanan seperti sedang berdansa.

"Piyek piyek..."

Suara kecil itu terdengar resah, seolah berkata, "Cukup, kak... aku pusing..."

Olivia spontan berhenti. Wajahnya berubah kaget sekaligus geli.

DEVAN (REVISI)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant