- CUEK IN PUBLIC, BUCIN IN PRIVATE -
(PROSES REVISI)
***
Tentang Devan & Olivia: Sebuah Kisah yang Manis dan Tak Terduga.
Devan, sosok cowok tampan dengan aroma suede yang khas. Pendiam, cuek, dan irit bicara. Namun, di balik sikap dinginnya, tersem...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jangan lupa untuk selalu memberikan support melalui VOTE dan KOMENTAR di setiap paragraf yaa!
📓♡❕*◞ 🛒 ˊˎ -
Devan menatap tajam ke arah gadis yang masih mengenakan jaket kesayangannya. Jaket berwarna hitam dengan garis merah di lengan itu memang istimewa baginya. Ini pertama kalinya ada orang yang berani menyentuh, apalagi memakainya, tanpa izin.
Rasa kesal menggelegak di dadanya. Namun, saat melihat wajah Olivia yang tampak lusuh dengan rambut acak-acakan dan mata berbinar polos, ada sedikit rasa iba yang menyelinap di hatinya. Ingat, hanya sedikit.
"Gak pulang?" tanya Devan, suaranya datar, saat mendapati Olivia terus mengekorinya seperti anak ayam kehilangan induk.
Senja telah berganti malam. Udara semakin dingin, namun Olivia masih saja berdiri di sana dengan senyum jenaka di bibirnya.
"Bareng, dong," jawab Olivia ringan, seolah mereka sudah saling mengenal lama.
Devan menghela napas berat. Bagaimana caranya ia mengajak gadis ini pulang, sementara dirinya saja sedang mencari tumpangan karena motornya mogok?
"Pesan taksi," ujarnya singkat.
Olivia memutar bola matanya dan melotot tak percaya. "Dev beneran tega nyuruh Ol-"
"Motor gue mogok," Devan memotong sebelum Olivia bisa melanjutkan protesnya.
Devan memutar bola matanya, malas menanggapi. Ia merogoh ponsel dari saku jaketnya dan menelpon seseorang. Dalam bingung, kenapa Olivia bisa seceria itu dalam situasi seperti ini? Suasana semakin sepi, hanya terdengar suara gesekan daun yang tertiup angin.
Dan kenapa, meski sedikit, Devan merasa senyumnya hampir terbit karena tingkah gadis lusuh dengan jaket kesayangannya itu. Dalam hatinya, ia bertanya-tanya, sejak kapan ia mulai terpengaruh oleh kehadiran seseorang selain dirinya sendiri?
Olivia tampak mengangguk paham. Namun begitu, senyuman belum luntur dari bibirnya. Matanya menatap Devan dengan rasa penasaran yang sulit disembunyikan, seolah ingin memahami lebih jauh tentang lelaki dingin di hadapannya.
Sejenak Olivia terpaku pada manik biru emerald yang selalu menyorotkan tatapan tajam itu. Angin malam berhembus lembut, membawa aroma dedaunan basah dan suara jangkrik yang mengisi kesunyian. Coba saja Devan ini tipe orang yang murah senyum, pikir Olivia. Sudah dipastikan hal itu akan menambah kadar ketampanan Devan berpuluh-puluh kali lipat. Tapi entah kenapa, Olivia justru merasa ketertarikannya muncul dari sikap dingin dan misterius lelaki itu.
"Ha-LOO!!. LO KEMANA AJA SIH NYET!! Semua orang tau Lo kaya, tapi gila aja motor Lo itu ditinggal gitu aja di parkiran sekolah. Emangnya lo-"