ARSENIO (ON GOING)

43-Sesak

-•-•-•-

HAPPY READING

Satu minggu kemudian...

Semenjak kejadian itu, kini Adara telah membatasi jarak diantara mereka. Fely, Nanda dan Meta berusaha mendekati dan meminta maaf namun Adara hanya menanggapinya dengan senyuman lalu pergi begitu saja.

Begitu juga Arsen, setiap kali bertemu ia selalu berusaha menjelaskan semuanya dan memohon pada Adara untuk memaafkannya, namun juga sama. Adara hanya menanggapinya dengan senyuman—paksa pada Arsen.

Kringggg

Kringgg

Kringg

Bel tanda pulang telah berbunyi, dan seperti biasa adara langsung pulang tanpa meninggalkan sepatah katapun kepada tiga temannya.

Di depan gerbang sekolah, ia melihat dokter rama yang sedang bersender di mobil sambil melihat jam tangan, "Dokter?"

Dokter rama tersentak, "Ugh! eh adara,"

"Dokter mau jemput ya?"

"Iya, udah pulang kan? kamu sekalian saja sama saya ra,"

"Tidak dok, saya di jemput sama bastian kok,"

"Oalah ya—"

"PAH!!!" Teriak gadis itu membuat adara menoleh ke belakang. Gadis itu berlari kecil lalu memeluk lengan rama. Adara sedikit terkejut dengan apa yang disaksikannya sekarang.

"Papah jemput shiren, kan?"

"PAPAH?!" Adara berusaha menetralisir terkejutannya, ia masih belum paham. "Dokter kenal sama shiren...?" Tanyanya tiba-tiba dan ditanggapi tawa oleh shiren.

"Hahaha, dia papah gue, mau apa lo?"

DEG.

"Pap—pah...?" Shiren mengangguk mantap

Awh!

Adara kembali menoleh ke belakang karna itu, ia melihat meta yang terjatuh dan sedang ditolong kedua temannya.

"YANG LO SEBUT OM PEDO ITU AYAH GUE ANJING! DIA AYAH GUE! HUAAA..."

-

"Terus kenapa lo nangis? kayak ketemu setan aja"

"NANDA!"

"Ya emang gue ketemu setan"

"Tuh kan gue bener,"

"Dia setan yang berwujud manusia."

-

"Dia terlalu sibuk mentingin orang lain, sampe sesuatu yang berharga aja di lupain"

"Maksud lo?"

"Sesuatu yang berharga itu kan diri sendiri, iya kan?"

Detik itu pun adara tau kebenarannya, ia kembali melihat rama yang terus melihat Meta. "Pah, pulang yuk,"