SABILA [01]

31 13 4
                                    

• Sapaan manis •

✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿

Seperti pagi cerah biasanya yang dirasakan manusia lain serta semangat yang menjadi motivasi untuk beraktivitas dihari baru.

Tidak bagi Sabila, ia hanya memiliki mood pagi yang lempeng tanpa ada dorongan apa-apa untuk semangat.

Namun hari itu sedikit berbeda baginya, saat menyiapkan buku kedalam tas nya, ia teringat tentang seseorang yang membuatnya merasa berbeda kemarin malam.

Sabila berangkat sekolah dengan hoodie dari Kakaknya, Karena Sabila memang suka memakai dan mengoleksi hoodie.

Dengan wajah yang ditutupi masker dan hoodie nya itu ia berjalan di lorong sekolah melewati murid yang lain, namun tentu yang lain tidak peduli dengan Sabila, memang dia dikenal dengan sebutan cewek aneh di sekolahnya.

Sabila yang hanya duduk di bangkunya sendirian itu tiba-tiba di kejutkan dengan para siswi yang heboh dengan sesuatu di luar, itu membuat Sabila kesal namun ia hanya bisa memutar musik dengan kencang di telinganya.

"Duh apaan si, berisik orang-orang norak!" Gumamnya sendiri.

Tak lama semua siswa maupun siswi masuk ke kelas masing-masing dan mulai membicarakan hal yang sedang di hebohkan barusan.

"Eeehhh..., Sumpah ya keren banget murid baru astagaaa!" Ucap Syifa, salah satu teman sekelas Sabila.

Sabila yang mendengar omongan tersebut langsung makin Ilfeel dengan teman di kelasnya.

"Eh Sabila, lu dari tadi di dalem kelas muluk deh, emang lu gak kepo sama anak baru IPA tiga?" Tanya Shinta yang hanya di lirik oleh Sabila.

___________________________________________

Pelajaran dimulai dan berjalan seperti biasa, sampai jam waktu menunjukkan pulang sekolah akhirnya tiba.

Sabila merapikan semuanya dan berjalan pulang.

Namun ia teringat harus membeli buku untuk tugas nya itu langsung mencari angkot dan segera ke perpustakaan.

Sabila hanya mondar-mandir mencari buku yang sesuai pada akhirnya menemukan satu buku yang ia cari, namun hanya tertinggal satu dan sedang di pegang cowok memakai seragam sekolahnya.

Ia memberanikan diri untuk meminta buku tersebut karena merasa penting bagi Sabila,

"Permisi, lu mau ambil buku itu atau cuma mau lihat-lihat aja?" Tanya Sabila sambil menepuk punggung cowok tersebut dari samping.

"Eh, iya nih dapet tugas dari guru buat bawa ini buku." Jawab di cowok.

"Aduh, mana tu buku tinggal satu lagi." Keluh Sabila dengan nada rendah.

Sabila langsung meninggalkan cowok itu tanpa berkata apa-apa dan berencana untuk langsung pulang.

Si cowok hanya melihat Sabila dan baru sadar kalau seragam dan badge kelas 12 mereka sama.

Si cowok ingin memanggil dan mengejar Sabila namun sudah berjalan terlalu jauh, jadi ia hanya menyerah dan berharap bisa bertemu besok di sekolah.

Saat Sabila mulai berjalan pulang, ia di hentikan oleh mobil yang tiba-tiba parkir tepat di depannya.

"Woy apaansi, hati-hati kalau mau berhenti." Ujarnya dengan nada tinggi.

(Keluar Safira dari dalam mobil)

"Astaga Dek, ini gua Safira. Lebay amat pake nge gas segala, maaf ya maaf."

"Loh kok lu, ini mobil siapa?" Tanya Sabila yang kebingungan.

(Turun si pemilik mobil dengan aura ketampanannya)

Itulah Kak Satya Kakak tingkat Safira yang kala itu mengobrol di telphone dengan Sabila.

(Dengan wajah datar Sabila menatap Kak Satya)

"Hay Sabila, gua Satya yang waktu itu nelphone kamu." Sapa Kak Satya sambil menjulurkan tangannya pada Sabila.

Tawaran tangan dari Kak Satya tidak di balas oleh Sabila, yang saat itu sebenarnya ia hanya tercengang dengan ketampanan seorang Satya. Namun hal itu membuat Satya kebingungan dan membuat suasana menjadi canggung.

"Gimana si lu Sabila, Kak Satya udah ngasih tangannya buat salaman malah diem." Tegur Safira.

"Udah gapapa, ayo langsung masuk mobil aja ya Sabila, kita pulang bareng kerumahmu," Ajak Kak Satya dengan wajah ramah nya pada Sabila.

Lagi-lagi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Sabila nyeludur masuk ke mobil. Akhirnya sama-sama pulang lah mereka bertiga.

Sesampainya dirumah, ternyata Kak Satya ikut masuk dan bertamu disana.

Sabila kebingungan dengan adanya Kak Satya masuk ke rumahnya yang jarang di rapikan itu, takutnya membuat siapa saja tidak nyaman.

"Loh Kak Satya ikut masuk. Rumah masih berantakan Kak, yakin lu mau ngajak tamu masuk." Ujarnya pada Safira.

"Gapapa Sabila santai aja, Kakakmu tadi juga ngomong gitu dan aku gak masalah, aku cuma mau bertamu sebentar kok, kamu bisa enjoy lanjutin aktivitas kamu." Jawab Kak Satya ditambah senyuman tipis pada Sabila.

___________________________________________

Rumah mereka tidak terlalu berantakan kala itu, sebenarnya Safira setiap hari bersih-bersih rumah tanpa sepengetahuan Sabila.

Sabila hanya masuk kedalam kamarnya dan ganti baju santai.

Sabila juga hanya rebahan di kasurnya tanpa ikut menemui Kak Satya, karena memang sangat jarang ada tamu yang datang kerumahnya selain pacar-pacar Safira yang hanya numpang minum.

Biasanya Sabila tidak pernah peduli dengan tamu Safira yang sebelum-sebelumnya, namun ia merasa berbeda dengan Kak Satya yang tenang dan sopan di ruang tamu.

"Rumah kalian fine-fine aja, kenapa pada ngomong berantakan sih tadi?" Tanya Kak Satya pada Safira yang duduk di sampingnya.

"Si Sabila emang jarang bersih-bersih dan gak peduli keadaan rumah kek apa, jadi gua khawatir aja kalo pulang tiba-tiba rumah lagi kotor." Jelas Safira.

Sabila memberanikan diri untuk keluar kamar dan menuju ke dapur mencari makanan.

"Laper ya Dek?" Tanya Safira.

"Gak ada makanan ya?" Jawab Sabila sambil memengang perut kosongnya.

"Sabila mau aku pesenin makanan ga?" Sahut Kak Satya yang menawarkan untuk membelikan sesuatu pada Sabila.

"Gausah makasih, gua mau beli makanan di depan aja." Respon Sabila dengan wajah judesnya, sambil berjalan keluar membeli makanan.

"Maaf ya Kak Satya, tu bocil emang minus akhlak nya." Ucap Safira pada Kak Satya dan hanya di balas tawaan ringan menoleh kearah Sabila.

• Baca Next story,
Buat tau tentang Sabila •

✿ Hai Sobi baca ❛ ᴗ ❛

✿ Vote yuk! ✿

 SABILAWhere stories live. Discover now