Ucapan Aksa benar-benar menampar Jendra. Ia pun teringat dengan pertanyaan Irene tempo hari. Jawaban sebenarnya dari pertanyaan Irene adalah kepasrahan Jendra terhadap perjodohan dari kakeknya, yakni ia mengorbankankan dirinya agar Arkaan tidak diikutkan dalam perjodohan. Namun, Jendra tidak mungkin memberi Irene jawaban seperti itu sehingga Jendra lebih memilih frasa "go with the flow" sebagai jawaban alih-alih mengatakan alasan yang sebenarnya. Padahal Jendra justru tengah melawan arus dengan pasrah pada keadaan. Ya, Jendra akhirnya memilih mengkhianati dirinya sendiri karena pasrah terhadap adanya perjodohan keluarga yang menurutnya sangat kuno itu.

ooOoo

Baru kali ini Dirga grogi bertemu dengan kakeknya. Biasanya Dirga adalah tipikal yang paling santai—selain Abim—kala bertemu dengan Sang Kakek. Tapi entah kenapa kali ini dia mendadak nervous padahal kakeknya hanya minta waktunya sebentar. Cuma sebentarnya Pak Abraham Malik ini pasti bukan sebentar versi Dirga. Pasti pertemuan ini akan berakhir dengan sesi wejangan panjang kali lebar dari Sang Kakek. Akhirnya Dirga juga harus meminta tolong Aksa untuk menggantikan tugasnya mengantar Arkaan check-up.

"Kenapa, Ga? Kok kayaknya tegang gitu kamu?"

"E—eh? Gapapa, Mbah."

"Mbah udah tahu dari ayahnya Saras kalau Saras punya pilihannya sendiri."

"O—oh, iya Mbah. Soal itu, Dirga minta maaf karena ga langsung ngomong waktu itu."

"Kenapa malah minta maaf? Dari awal Mbah cuma minta kamu kenalan aja sama Saras. Mbah ga akan menyalahi janji ke kalian. Perjodohan kali ini ga ada aturan harus berhasil. Kalian hanya perlu berkenalan saja. Sisanya tergantung kalian."

Dirga akhirnya bisa sedikit bernapas lega karena dia tidak perlu merasa gagal hanya karena orang yang dikenalkan padanya sudah punya calon.

"Kamu takut Mbah ga terima kalau kamu ga jadi sama Saras?"

Dirga terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab pertanyaan kakeknya dengan sangat hati-hati.

"Sebenarnya bukan takut Mbah marah sih. Lebih ke ga enak aja karena ini melibatkan keluarga lain yang notabene-nya masih relasi bisnis Malik Group. Perjodohan kayak gini bisa jadi akan bikin hubungan kedua belah pihak menjadi semakin bagus atau bahkan sebaliknya. Makanya Dirga sengaja ngga bilang sama Mbah Kung."

Abraham tertawa melihat kejujuran sang cucu. Abraham mengenal semua cucu-cucunya tanpa terkecuali. Di antara semua cucunya, Dirga memang adalah salah satu yang paling menurut, persis seperti ayahnya. Bahkan Jara, adik Dirga, pun sama penurutnya seperti Dirga. Tidak hanya itu, Dirga adalah orang yang paling peduli perusahaan keluarga, lebih daripada Arkaan. Abraham tidak salah menunjuk Dirga sebagai General Manager untuk mendampingi Arkaan.

"Mbah pikir kamu ngga langsung ngomong ke Mbah karena kamu takut Mbah marah atau mungkin kamu yang ngerasa ini ga seharusnya dilakukan."

"Eh, gimana Mbah?"

"Mbah tahu kamu pasti ngga ingin mengikuti jejak ayah ibu-mu kan?"

"Ah... Soal itu... Sebenarnya Dirga sih ngga masalah, Mbah. Toh Papa sama Mama juga baik-baik aja meski mereka dijodohkan. Cuma menurut Dirga, perjodohan kayak gini ga akan selalu berhasil. Papa sama Mama itu termasuk one in a million sih kayaknya."

"Dan itu yang bikin kamu ga enak?"

"Iya, Mbah Kung."

"Justru ayahnya Saras yang ngga enak sama Mbah. Padahal sejak awal Mbah sudah bilang, ga perlu dipaksa kalau memang ngga bisa."

"Eh, tapi Dirga jadi temenan beneran sama Saras loh Mbah."

"Baguslah, yang jelas, Mbah hanya ingin kalian memulai untuk mencari pasangan dengan cara baik-baik."

YouniverseWhere stories live. Discover now