DR||15

52 21 0
                                    

Chenle mengerjapkan matanya kala cahaya matahari berusaha menusuk netranya. Cowok itu menggeliat dan meregangkan tubuhnya serta menendang selimut hingga terjatuh dari kasur.

Chenle meraba nakas guna meraih hpnya. Namun ia tak menemukannya. Cowok itu membuka matanya dan mencari hpnya dengan lebih teliti. Namun masih saja tak menemukannya.

Ia langsung duduk. Ia meraba seluruh tubuhnya kalau kalau saja hpnya masuk kedalam pakaian. Dia mengucek matanya lalu mulai menelisik keseluruh kamar Villa.

Ia menghambur kasurnya. Bantal, guling, sprai, bahkan ia sampai mengibaskan selimut siapa tau terselip. Tapi gaada.

"nyari ini cok?" Chenle membalik badan. Ada Jisung, Haechan, Jeno, dan Jaemin. Disana Haechan sedang memperlihatkan hpnya. Bahkan dalam keadaan hp menyala dan lockscreen hp pun terlihat.

"wah... Lo mainnya jauh juga ye ternyata" ucap Haechan. Chenle berjalan mendekat dan mengambil hpnya lalu memeriksanya. "so tau lo. Gua ga bajingan kek gitu ye anjir"

Mereka hanya mengangguk. Chenle mengambil asal kaos yang ia temukan lalu memakainya. "Sung, temenin gua belanja yok"

Jisung plonga plongo lalu menunjuk dirinya sendiri. "gua? Oke lah" cowok itu mengambil topi hitam dan mengambil earphone. Sedetik kemudian ia diam, Jisung menatap Chenle dengan tatapan bodohnya. "belanja dimana? Kan di dekat sini gaada supermarket"

Mendengar itu membuat Chenle terkekeh. Ia menjadi ingat dengan Ravella yang bertanya seperti itu. "pokoknya ikut aja deh"

Chenle keluar kamar kemudian berjalan menuju asrama cewek. Fyi, tadi Chenle sudah make parfum Haechan banyak banyak biar bau badannya ga terlalu nyengat.

"Malsey, panggilin Ravella ya" ucap Chenle. Malsey terdiam sejenak dan melirik Jisung yang berada dibelakang Chenle. "o-okay.. Bentar"

Blam

Pintu tertutup. Chenle dan Jisung gaada niat buat nguping, tapi suara didalam kamar kedengar banget sampe keluar.

"BANGKE! BANGUN CEPETAN. DOI LU NUNGGU ANJIR. SULTAN LO ITU, LO DI TUNGGUIN SULTAN. BANGUN VANGSULL"

"DUH MAL, BERISIK ANYING. IYA IYA AH, BACOT LU"

"GIMANA GA BACOT ANYING, DIBELAKANG CHENLE ADA COGAN, BARU TAU GUA KALO JISUNG MEH GWANTWENG T_T"

Chenle melirik Jisung yang berkedip bingung serta pipi cowok itu yang memerah. "cie... Ada yang naksir" goda Chenle. Jisung meninju pundak Chenle dengan pelan "paan si anjir"

Cklekk

Ravella pun keluar dengan rambut yang dicepol asal dan wajah yang masih agak basah serta baju kaos yang menutupi setengah paha dan celana pendek yang hanya sejengkal dari pinggang. Bahkan Chenle tak yakin apa gunanya celana itu untuk Ravella. Jangan lupakan sandal gunung yang cewek itu pakai.

"mau kemana?" tanya Ravella kemudian. Chenle menghela nafas dan menatap lurus Ravella. "belanja, mau ikut kan?"

Ravella langsung mengangguk. Cewek itu bahkan langsung menggandeng Chenle dan hendak membawa cowok itu keluar dari Villa.

"lah, Rav? Gua sama siapa dong? Masa sendirian sih?" Malsey bersuara. Ravella dan Chenle berhenti berjalan. Ravella membalik badan lalu menunjuk Jisung dengan dagunya. "tuh, sama Jisung lah. Jisung mau kan yak?"

Jisung mengangkan bahunya. "yang penting bisa ngomong ama bisa napas aja sih" jawab cowok itu sekenanya. Ravella dan Chenle terkekeh lalu dua sejoli itu kembali berjalan meninggalkan Malsey dan Jisung yang tak terlalu jauh dibelakang.

Dear Ravella || Chenle (END) Where stories live. Discover now