[17] the Darkest Lie

88 47 51
                                    













































♡♡♡























Sowon terbangun disebuah ruangan gelap dengan keadaan kedua tangan dan kakinya yang terikat kuat oleh beberapa lapis tali. Sorot cahaya dari satu celah pun menyorot pada dirinya yang tengah meringkuk lemas ditengah ruangan itu.

Matanya hanya melihat cahaya itu, rasa sakit dikepalanya teramat sangat terasa-seakan kepalanya ditusuk-tusuk oleh timah panas. Ia mencoba bangkit dab terduduk dengan teramat susah payah. Menggerakkan lengannya dengan sangat lemas, kondisi tubuhnya pun sedang tak baik saat itu-mengingat kejadian yang baru-baru ini ia alami.

Nafasnya tersesak dengan keringat yang mulai bermunculan dari pori-porinya. Ikatan tali itu sangat kuat, mungkin akan meninggalkan bekas merah disana. Ia tak bisa melepaskan ikatan itu, tapi untungnya mulutnya tak dilakban atau pun dimasukkan kain.

"Tolong," lirih Sowon dengan sangat lemas, ia mencoba menyenderkan tubuhnya ke tembok dengan teramat susah payah. Matanya tertutup saat rasa sakit itu mulai menjadi-jadi, bukannya tak sadarkan diri-ia hanya memejamkan saja matanya, agar tak terlalu merasakan rasa sakitnya.

Ada suara langkahan kaki dari arah luar, terdengar samar ditelinga Sowon. Ia menelan cairan salivanya susah payah ketika suara langkah kaki itu mulai terdengar jelas menuju kearahnya.

Tak lama, gebrakkan kaki membuka pintu kayu yang dikunci dari luar itu dan masuklah sinar cahaya secara berbondong-bondong ke dalam ruangan itu.

"Nona, Kau tak apa?" tanya seorang namja sebari memegang kedua belah pipi Sowon.

Mata Sowon terbuka perlahan, menunjukkan seorang yang tak asing baginya. Ya, pengacara Lee.

Sowon tak menjawab, ia hanya menatap dengan penuh rasa harap pada namja itu dengan perasaan yang sedikit bahagia, karena ada yang telah menemukannya.

"Tenanglah, Aku akan mencoba menyelamatkanmu." ucap namja Lee itu penuh janji. Matanya mulai berkaca-kaca ketika melihat keadaan Sowon saat itu. Melihat kearah belakang terlebih dahulu, sebelum ia menatap kembali kearah wajah Sowon.

Perlahan, tangannya mulai melepaskan ikatan pada tangan dan kaki Sowon. Membuat yeoja itu tersenyum samar seketika. Namja itu langsung menggendong Sowon ala bridal style walau sedikit pelan. Membawa Sowon ke tempat yang jauh lebih aman saat itu juga.

"Tenanglah, setelah ini Kau tak akan merasakan rasa sakit itu lagi." sorot mata penuh keyakinan terlihat dari cara namja ini menatap kearah Sowon, lalu tak lama fokus kearah depan.

Namja Lee tersenyum saat Sowon sudah mulai sedikit kuat dan bisa berbicara lagi. Setelah berjam-jam ia mencoba segala hal untuk menyelaraskan kesehatan Sowon agar membaik, mereka telah singgah ke berbagai dokter yang berada dirumah sakit. Sebelum akhirnya mereka kembali ke rumah namja Lee ini, apartemen sederhana miliknya.

"Sudah baikkan? Maaf terlalu lama tadi," ucapnya yang diiringi tawa kecil dimulutnya dengan tangan yang masih memegang tangan Sowon.

"Ne, gomawo pengacara Lee." balas Sowon dengan senyuman manis, walau wajahnya yang sedikit pucat.

Ikatan tali itu membekas dengan sangat jelas ditangan dan juga kaki Sowon, berwarna merah dan sepertinya sedikit sakit.

"Nona muda," panggil namja Lee dengan jedaan nafas pendek saat itu. Memikirkan lagi apa yang ia akan katakan, apa harus sekarang dikatakan? Tapi jika tidak, nanti Sowon akan semakin menderita. Sowon menatap wajah namja Lee yang kini berubah menjadi serius. "Mianhe-yo," ucapnya selanjutnya, tangan yang mulai memegang tengkuk Sowon dengan wajah yang mendekat pada wajah Sowon.

Backstreet Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang