[3] the Mask

345 184 199
                                    


















































































♡♡♡














Sowon terhenti disebuah gang yang berada di perempatan kota Seoul, ia merasa ada yang mengikutinya dari belakang sedari tadi—setelah keluar dari kedai makanan.

Ia mengumpulkan keberaniannya untuk menoleh kebelakang.

Dengan cepat ia menolehkan pandangannya kebelakang. Namun, tak ada orang dibelakangnya, ia pun langsung memasuki gang tersebut dengan sangat terburu-buru untuk bisa cepat sampai ke rumahnya.

Bruk,

Sowon terjatuh, ia tersandung kayu.

Matanya mendapati seseorang berjalan tepat kearahnya kala itu, orang itu berpakaian serba hitam hampir menuju kearahnya.

Sepertinya seorang pria—karena terlihat dari postur tubuhnya.

Deg!

Sowon takut, jantungnya langsung berdetak dua kali lebih kencang dari biasanya. Ia menelan cairan salivanya susah payah dengan pandangan yang terus menelik kearah pria itu. Sowon mencoba untuk bangkit, tapi naas kakinya terlalu sakit saat itu untuk ia digerakkan.

"Aww!"

Kakinya begitu sakit, tangan Sowon memegangi sebelah kakinya itu. Tatapannya berulang mengarah pada kakinya dan pria itu.

"Mengapa orang ini terus mendekat?" batin Sowon bertanya ketika pria itu malah semakin mendekat kearahnya tanpa ada jeda sedikit pun.

Sowon pun akhirnya merangkak mundur menggunakan kedua tangannya, niat hati ingin mencoba menjauh dari tempat itu. Namun, naas—ia malah terhenti disalah satu tembok gedung yang ada digang itu, mentok.

Kini, pria yang berpakaian serba hitam itu berdiri tegap dihadapan Sowon dengan kedua tangan yang dimasukan kedalam saku hoodie hitamnya. Sowon terkejut ketika melihat sepatu pria ini berada dekat dengannya.

Sowon menegakkan kepalanya "Siapa, Kau?!" tanyanya pada pria itu, tapi pertanyaannya itu tak di gubris olehny sama sekali.

"TOLONG!!! TOLONG!!! TOLONG!!! TOLONG AKU!!!"

Niat hati ingin meminta bantuan dengan beteriak sekeras mungkin, tapi naas tidak ada satu pun orang yang menolongnya kala itu. Bagaimana ada yang mau menolongnya? Mana ada orang yang akan melewati jalanan sepi dan kurang pencahayaan dimalam hari, gelap.

Pria itu menjongkokkan tubuhnya tepat dihadapan Sowon dengan sorot mata yang tertuju padanya, senyum smirk mulai muncul—tapi tak terlihat karena ia memakai penutup wajah. Tangan pria itu mulai memengang rahang Sowon dengan lembut, badan Sowon seketika menegang karenanya dan keringat dingin mulai bercucuran dengan diiringi air mata yang menetes samar.

Tangan pria itu mengusap bulir air mata yang jatuh ke pipi Sowon, ia lalu menggelengkan kepala—bertandakan bahwa Sowon jangan menangis.

Perlahan pria itu mulai melepaskan tanganya yang tadi bertengker di rahang Sowon, gadis itu menetapnya sedu tetapi dengan rasa takut yang amat mendalam. Tanpa satu patah kata pun yang keluar dari mulutnya, pria itu malah langsung memeluk erat tubuh Sowon. Ia memejamkan matanya sejenak saat merasakan diinginnya tubuh gadis ini.

Backstreet Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang